IPB University, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL50576, author = {Eggy Giofandi and Purwantiningrum Purwantiningrum and Firson Madino and Agape Lumbantobing}, title = {Analisis Faktor Spasial Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue Menggunakan Pendekatan Geographically Weighted Regression di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {22}, number = {1}, year = {2023}, keywords = {demam berdarah dengue; OLS; Geographically Weighted Regression; Kota Pekanbaru.}, abstract = {Permasalahan penyakit menular menjadi salah satu wabah endemik yang belum terselesaikan, dimana nyamuk aedes aegypti menjadi salah satu vektor dalam melakukan transmisi ke manusia. Kondisi ini menjadi salah satu landasan dalam mencapai tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh penularan demam berdarah dengue. Metode yang digunakan ialah Geographically Weighted Regression dengan variabel kepadatan penduduk, fasilitas kesehatan, kepadatan bangunan, usia <15 tahun, ketinggian, dan curah hujan. Temuan selama penelitian menghasilkan nilai Local R-Square 0,6503 atau 65,03%. Nilai koefisien tertinggi pada variabel Fasilitas Kesehatan mencapai 4,4375, koefisien pada variabel pengaruh Penduduk usia <15 Tahun memiliki nilai 0,0035. Sementara nilai koefisien pada variabel pengaruh Ketinggian sampai 0,1801. Hasil signifikansi faktor yang berpengaruh terhadap data kejadian penyakit DBD di Kota Pekanbaru pada taraf kepercayaan 95% sebanyak 13 kelurahan yang signifikan terhadap faktor fasilitas kesehatan, kemudian variabel penduduk berusia <15 tahun berpengaruh terhadap data kejadian kasus DBD di 5 kelurahan, dan untuk variabel ketinggian terdapat pada 13 kelurahan. Diharapkan untuk studi selanjutya dapat mempertimbangkan aspek pengendalian dan sosial ekonomi dalam melakukan pengelolaan skala mikro sehingga mampu meningkatkan pengawasan surveilans Permasalahan penyakit menular menjadi salah satu wabah endemik yang belum terselesaikan, dimana nyamuk aedes aegypti menjadi salah satu vektor dalam melakukan transmisi ke manusia. Kondisi ini menjadi salah satu landasan dalam mencapai tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh penularan demam berdarah dengue. Metode yang digunakan ialah Geographically Weighted Regression dengan variabel kepadatan penduduk, fasilitas kesehatan, kepadatan bangunan, usia <15 tahun, ketinggian, dan curah hujan. Temuan selama penelitian menghasilkan nilai Local R-Square 0,6503 atau 65,03%. Nilai koefisien tertinggi pada variabel Fasilitas Kesehatan mencapai 4,4375, koefisien pada variabel pengaruh Penduduk usia <15 Tahun memiliki nilai 0,0035. Sementara nilai koefisien pada variabel pengaruh Ketinggian sampai 0,1801. Hasil signifikansi faktor yang berpengaruh terhadap data kejadian penyakit DBD di Kota Pekanbaru pada taraf kepercayaan 95% sebanyak 13 kelurahan yang signifikan terhadap faktor fasilitas kesehatan, kemudian variabel penduduk berusia <15 tahun berpengaruh terhadap data kejadian kasus DBD di 5 kelurahan, dan untuk variabel ketinggian terdapat pada 13 kelurahan. Diharapkan untuk studi selanjutya dapat mempertimbangkan aspek pengendalian dan sosial ekonomi dalam melakukan pengelolaan skala mikro sehingga mampu meningkatkan pengawasan surveilans }, pages = {50--59} doi = {10.14710/jil.22.1.50-59}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/50576} }
Refworks Citation Data :
Article Metrics:
Last update:
Spatial Distribution of Aedes aegypti and Dengue Fever
Last update: 2024-12-26 15:59:40
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.