1Department of Environmental Science Master's Study Program, Universitas Pembangunan Nasional " Veteran" Jawa Timur, Jl. Rungkut Madya No.1, Gn. Anyar, Kec. Gn. Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294, Indonesia
2Program Penelitian Magister Ilmu Lingkungan, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Indonesia
3Low Carbon Technology Research Centre, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Indonesia
4 Center for Chemical Engineering Penelitianes, College of Engineering, Universiti Teknologi MARA, Masai, Johor, Malaysia, Indonesia
5 Program Penelitian Teknik Kimia, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL64555, author = {Luh Asri Nurjaya and Silvana Nurhediana and Erwan Saputro and Mohd Jalil and Ni Sari}, title = {Estimasi Emisi Gas dari Kegiatan Landfilling di TPA Bengkala dengan Model LandGEM}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {23}, number = {2}, year = {2025}, keywords = {Emisi Gas; LandGEM; Landfill}, abstract = { Pengelolaan sampah di TPA Bengkala, Kabupaten Buleleng, menjadi tantangan utama pemerintah daerah karena peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi yang meningkatkan volume sampah dan emisi gas. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi emisi gas rumah kaca dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala di Kabupaten Buleleng menggunakan model LandGEM. Data karakteristik TPA Bengkala, seperti luas lahan, metode landfilling, dan timbulan sampah dikumpulkan untuk digunakan dalam model LandGEM. Pemodelan ini memperkirakan produksi gas berdasarkan data timbulan sampah. Hasil menunjukkan bahwa emisi gas total, metana, CO2 dan NMOC meningkat secara signifikan dari tahun 2016 hingga mencapai puncaknya pada tahun 2034, sebelum akhirnya menurun. Pada tahun 2034, total emisi gas mencapai 14,2433 Gg/Tahun dengan skenario CAA-Konvensional dan 7,2238 Gg/Tahun dengan inventory default. Gas metana pada skenario CAA-Konvensional mencapai puncaknya sebesar 3,8045 Gg/Tahun pada tahun 2034, sementara inventory default mencapai 1,9296 Gg/Tahun, Gas karbondioksida pada skenario CAA-Konvensional mencapai puncaknya sebesar 10,4387 Gg/Tahun pada tahun 2034, sedangkan untuk inventory default adalah 5,2943 Gg/Tahun, Gas NMOC pada skenario CAA-Konvensional mencapai puncaknya sebesar 0,0245 Gg/Tahun pada tahun 2034, dua kali lipat dibandingkan dengan inventory default yang mencapai 0,0124 Gg/Tahun. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemantauan dan pengelolaan emisi gas dari TPA Bengkala sangat penting untuk mengurangi dampak lingkungan dan memanfaatkan potensi gas metana sebagai sumber energi alternatif. Implementasi strategi mitigasi yang efektif berdasarkan hasil model LandGEM dapat membantu dalam pengembangan pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan pengurangan emisi gas rumah kaca. }, pages = {295--304} doi = {10.14710/jil.23.2.295-304}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/64555} }
Refworks Citation Data :
Pengelolaan sampah di TPA Bengkala, Kabupaten Buleleng, menjadi tantangan utama pemerintah daerah karena peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi yang meningkatkan volume sampah dan emisi gas. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi emisi gas rumah kaca dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala di Kabupaten Buleleng menggunakan model LandGEM. Data karakteristik TPA Bengkala, seperti luas lahan, metode landfilling, dan timbulan sampah dikumpulkan untuk digunakan dalam model LandGEM. Pemodelan ini memperkirakan produksi gas berdasarkan data timbulan sampah. Hasil menunjukkan bahwa emisi gas total, metana, CO2 dan NMOC meningkat secara signifikan dari tahun 2016 hingga mencapai puncaknya pada tahun 2034, sebelum akhirnya menurun. Pada tahun 2034, total emisi gas mencapai 14,2433 Gg/Tahun dengan skenario CAA-Konvensional dan 7,2238 Gg/Tahun dengan inventory default. Gas metana pada skenario CAA-Konvensional mencapai puncaknya sebesar 3,8045 Gg/Tahun pada tahun 2034, sementara inventory default mencapai 1,9296 Gg/Tahun, Gas karbondioksida pada skenario CAA-Konvensional mencapai puncaknya sebesar 10,4387 Gg/Tahun pada tahun 2034, sedangkan untuk inventory default adalah 5,2943 Gg/Tahun, Gas NMOC pada skenario CAA-Konvensional mencapai puncaknya sebesar 0,0245 Gg/Tahun pada tahun 2034, dua kali lipat dibandingkan dengan inventory default yang mencapai 0,0124 Gg/Tahun. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemantauan dan pengelolaan emisi gas dari TPA Bengkala sangat penting untuk mengurangi dampak lingkungan dan memanfaatkan potensi gas metana sebagai sumber energi alternatif. Implementasi strategi mitigasi yang efektif berdasarkan hasil model LandGEM dapat membantu dalam pengembangan pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2025-04-01 05:07:48
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.