skip to main content

Estimasi Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Peternakan di Lima Kecamatan di Kawasan Pengembangan Pertanian Kabupaten Merauke

1Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Musamus, Merauke, Papua, Indonesia, Indonesia

2Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Musamus, Merauke, Papua, Indonesia, Indonesia

Received: 9 Jul 2024; Revised: 18 Jan 2025; Accepted: 17 Apr 2024; Available online: 25 May 2025; Published: 31 May 2025.
Editor(s): Budi Warsito

Citation Format:
Abstract

Kabupaten Merauke adalah Kabupaten penghasil beras utama dan sebagai penghasil ternak untuk wilayah Provinsi Papua Selatan. Produksi Beras di tahun 2022 sebesar sebesar 349.588ton dan ternak sebanyak 69.524 ekor yang didominasi 60 persenya adalah sapi potong. Secara nasional, total penghasil gas rumah kaca CH4 dan N2O adalah 10-12 % di sektor pertanian dan 18-51% di sektor peternakan.  Tujuan penelitian adalah menganalisis beban gas rumah kaca terhadap emisi gas CH4 dan N2O dari kegiatan peternakan di Kabupaten Merauke. Metode yang digunakan adalah IPCC 2006 dan penyempurnaan 2006 (IPCC 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi Kawasan Pengembangan Pertanian Kabupaten Merauke terhadap gas rumah kaca sebesar 59.0618 CO2-e Gg/tahun. Sumber pencemaran terbesar adalah Kecamatan Semangga yaitu 24,52% dan Kabupaten Tanah Miring 24,21%. Emisi gas CH4 dari fermentasi enterik 28,24 Gg CH4/tahun, emisi CH4 dari pengelolaan pupuk kandang 2,081 Gg CH4/tahun, emisi N2O langsung dari pengelolaan pupuk kandang 28,74Kg N2O/tahun. Sumber pencemaran terbesar adalah jenis hewan, daging sapi dan kambing yaitu sebesar 75,04% dan 10,575%. disusul kambing sebesar 10,57 %. Peternakan sapi berkontribusi terhadap pemanasan global, baik dari fermentasi enterik maupun dari CH4 dan NO2 dari pengolahan kotoran hewan.

Fulltext View|Download
Keywords: Kawasan pengembangan; peternakan; Emisi; GRK; Ternak; Kontributor

Article Metrics:

  1. Badan Pusat Statistik. 2022. Kabupaten Merauke Dalam Angka. Pemerintah Kabupaten Merauke
  2. Bamualim AM, Thalib A, Anggraeni YN, Mariyono. 2008. Teknologi peternakan sapi potong berwawasan lingkungan. Wartazoa. 18:149-156
  3. Chadwick, D. R. – Pain, B. F. – Brookman, S. K. E. 2011. Nitrous oxide and methane emissions following application of animal manures to grassland. Journal of Environmental Quality, vol. 29, 2000, p. 277–287
  4. González-Recio, O., López-Paredes, J., Ouatahar, L., Charfeddine, N., Ugarte, E., Alenda, R., Jiménez-Montero, J. A. (2020). Mitigation of greenhouse gases in dairy cattle via genetic selection: 2. Incorporating methane emissions into the breeding goal. Journal of Dairy Science, 103, 8, 7210-7221. https://doi.org/10.3168/jds.2019-17598
  5. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). 2006. “Emission from Livestock and Manure Management”. Dalam Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories. Diedit oleh H. S. Eggleston, K. Miwa, N. Srivastava, dan K. Tanabe. Kanagawa: Institute for Global Environmental Strategies, Intergovernmental Panel on Climate Change
  6. Jayanegara A (2021), Lamtoro dan Kaliandra Bantu Turunkan Produksi Gas Metana Pada Ternak Ruminansia Konferensi Pers Pra Orasi Ilniah Guru Besar IPB University ttps://fapet.ipb.ac.id/direktori/39-news/1292-prof-anuraga-jayanegara-lamtoro-dan-kaliandra-bantu-turunkan-produksi-gas-metana-pada-ternak-ruminansia
  7. Ji ES, Park KH. 2012. Methane and nitrous oxide emissions from livestock agriculture in 16 local administrative districts of Korea. Asian-Aust. J Anim Sci. 25:1768-1774
  8. Kementerian Lingkungan Hidup, 2021. Laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan Monotoring Pelaporan dan Verivikasi (MPV). Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup
  9. Pahlevi, Reza. 2022 Pahlevi, Reza. (2022). Emisi Gas Rumah Kaca untuk Hewan Ternak. Diakses pada 06 Juni 2022,. Diakses pada 06 Juni 2022, dari https://databoks.katadata.co.id/ datapublish/2022/01/02/hewan-ternak-mana-yang-hasilkan -paling-banyak-emisi-gas-rumah-kaca
  10. Prayitno CH, Fitria R, Samsi M. 2014. Suplementasi heit-chrose pada pakan sapi perah pre-partum ditinjau dari profil darah dan recovery bobot tubuh postpartum. Agripet .14:89-95
  11. Schiavon, S., Sturaro, E., Tagliapietra, F., Ramanzin, M., Bittante, G. (2019). Nitrogen and phosphorus excretion on mountain farms of different dairy systems. Agricultural Systems,168, 36-47. https://doi.org/10.1016/j.agsy.2018.10.006
  12. Thornton P.K, van de Steeg J, Notenbaert A, Herrero M. 2009. The impacts of climate change on livestock and livestock systems in developing countries: A review of what we know and what we need to know. Agric Syst. 101:113-127
  13. Wei, S., Bai, Z., Chadwick, D., Hou, Y., Qin, W., Zhao Z. Q., Jiang, R.F., Ma, L. (2018). Greenhouse gas and ammonia emissions and mitigation options from livestock production in peri-urban agriculture: Beijing - A case study. Journal of Cleaner Production,178, 515-525. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2017.12.257
  14. Widiawati Y. 2013. Current and future mitigaion activities on methane emission from ruminant in Indonesia. In: Tiesnamurti B, Ginting SP, Las I, Apriastuti D, editors. Data Inventory and Mitigation on Carbon Emission and Nitrogen Recycling from Livestock in Indonesia. Jakarta (Indonesia): IAARD Press. p. 33-44
  15. Zhou JB, Jiang MM, Chen GQ. 2007. Estimation of methane and nitrous oxide emission from livestock and poultry in China during 1949-2003. Energy Policy. 35:3759-3767

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-06-03 03:10:42

No citation recorded.