Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI29418, author = {Anna Oetarman and Edward Kusuma and Maulydia Maulydia and Arie Utariani}, title = {Perbandingan Efektivitas Antara Nebulisasi Lidokain dan Spray Lidokain untuk Mencegah Refleks Batuk pada Tindakan Bronkoskopi dengan General Anestesi}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {12}, number = {2}, year = {2020}, keywords = {anestesi; batuk; bronkoskopi; lidokain; nebulisasi}, abstract = { Latar belakang : Batuk sering terjadi pada tindakan bronkoskopi. Batuk menyebabkan ketidaknyamanan pasien dan menimbulkan kesulitan pada pelaksanaan tindakan bronkoskopi sehingga dapat meningkatkan risiko komplikasi akibat bronkoskopi seperti perdarahan intrabronkial, bronchospasme , dan pneumothorax . Batuk pada tindakan bronkoskopi dapat dicegah dengan pemberian anestesi lokal lidokain. Tujuan: Membandingkan efek nebulisasi lidokain 2 % dibandingkan spray lidokain 10% dalam mencegah kejadian batuk pada tindakan bronkoskopi dengan anestesi umum. Metode : Penelitian dilakukan pada 20 pasien usia 18-65 tahun dengan status fisik American Society of Anesthesiologist (ASA) I dan II yang menjalani tindakan bronkoskopi dengan anestesi umum menggunakan intubasi oral. Pasien dibagi 2 kelompok: kelompok spray lidokain 10% dan kelompok nebulisasi lidokain 2% dengan dosis lidokain yang sama yaitu 2 mg/kgbb. Tanda vital (tekanan darah, laju jantung, saturasi oksigen serta frekuensi napas) dan kedalaman anestesi dengan bispectral index (BIS) diukur selama bronkoskopi. Spray lidokain dan nebulisasi lidokain diberikan sebelum pembiusan dilakukan. Kemudian dievaluasi kejadian batuk dan derajat batuk selama dan setelah tindakan bronkoskopi. Analisis hasil penelitian menggunakan dua metode yaitu uji Mann Whitney dan uji Wilcoxon. Uji Mann Whitney dengan derajat kemaknaan p<0,05 untuk membandingkan kejadian batuk pada kedua kelompok selama dan dua jam setelah bronkoskopi, sedangkan uji Wilcoxon dengan derajat kemaknaan p<0,05 untuk membandingkan derajat batuk sebelum bronkoskopi dan selama bronkoskopi pada masing kelompok. Hasil : Terdapat perbedaan bermakna derajat batuk antara sebelum dan sesudah pemberian spray lidokain maupun nebulisasi lidokain (p<0,05). Ada perbedaan bermakna derajat batuk antara kelompok spray lidokain dibandingkan nebulisasi lidokain (p<0,05), dimana nebulisasi lidokain menimbulkan derajat batuk lebih rendah dibandingkan spray lidokain. Tidak ada efek samping pada penelitian ini. Kesimpulan : Pemberian nebulisasi lidokain 2% lebih efektif menekan refleks batuk dibandingkan spray lidokain 10% pada tindakan bronkoskopi dengan general anestesi.}, issn = {2089-970X}, pages = {45--54} doi = {10.14710/jai.v12i2.29418}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/29418} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang: Batuk sering terjadi pada tindakan bronkoskopi. Batuk menyebabkan ketidaknyamanan pasien dan menimbulkan kesulitan pada pelaksanaan tindakan bronkoskopi sehingga dapat meningkatkan risiko komplikasi akibat bronkoskopi seperti perdarahan intrabronkial, bronchospasme, dan pneumothorax. Batuk pada tindakan bronkoskopi dapat dicegah dengan pemberian anestesi lokal lidokain.
Tujuan: Membandingkan efek nebulisasi lidokain 2 % dibandingkan spray lidokain 10% dalam mencegah kejadian batuk pada tindakan bronkoskopi dengan anestesi umum.
Metode: Penelitian dilakukan pada 20 pasien usia 18-65 tahun dengan status fisik American Society of Anesthesiologist (ASA) I dan II yang menjalani tindakan bronkoskopi dengan anestesi umum menggunakan intubasi oral. Pasien dibagi 2 kelompok: kelompok spray lidokain 10% dan kelompok nebulisasi lidokain 2% dengan dosis lidokain yang sama yaitu 2 mg/kgbb. Tanda vital (tekanan darah, laju jantung, saturasi oksigen serta frekuensi napas) dan kedalaman anestesi dengan bispectral index (BIS) diukur selama bronkoskopi. Spray lidokain dan nebulisasi lidokain diberikan sebelum pembiusan dilakukan. Kemudian dievaluasi kejadian batuk dan derajat batuk selama dan setelah tindakan bronkoskopi. Analisis hasil penelitian menggunakan dua metode yaitu uji Mann Whitney dan uji Wilcoxon. Uji Mann Whitney dengan derajat kemaknaan p<0,05 untuk membandingkan kejadian batuk pada kedua kelompok selama dan dua jam setelah bronkoskopi, sedangkan uji Wilcoxon dengan derajat kemaknaan p<0,05 untuk membandingkan derajat batuk sebelum bronkoskopi dan selama bronkoskopi pada masing kelompok.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna derajat batuk antara sebelum dan sesudah pemberian spray lidokain maupun nebulisasi lidokain (p<0,05). Ada perbedaan bermakna derajat batuk antara kelompok spray lidokain dibandingkan nebulisasi lidokain (p<0,05), dimana nebulisasi lidokain menimbulkan derajat batuk lebih rendah dibandingkan spray lidokain. Tidak ada efek samping pada penelitian ini.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
Airway Foreign Bodies in Patients that Underwent Bronchoscopies with General Anesthesia in Dr. Soetomo General Academic Hospital Surabaya
Last update: 2024-11-22 18:41:25
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License