1Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
2Instalasi Perawatan Intensif, RSUD Dr Moewardi, Surakarta, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI34150, author = {Septian Permana and Adhrie Sugiarto and Muhammad Thamrin and Purwoko Purwoko and Arifin Arifin and Eko Setijanto}, title = {Ko-infeksi Jamur pada COVID-19 dengan Terapi Steroid}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {12}, number = {3}, year = {2020}, keywords = {COVID-19; diabetes mellitus; infeksi jamur; ko-infeksi; steroid}, abstract = { Latar belakang: Ko-infeksi jamur pada pasien Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) acapkali terjadi. Hal itu dikarenakan kegagalan sistem imun karena infeksi COVID-19 maupun karena pengobatan anti inflamasi yang diberikan. Kasus : Seorang laki-laki 39 tahun dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS) berat akibat infeksi COVID-19 dan disertai dengan ko-infeksi jamur. Pasien ini mendapatkan pengobatan steroid dari awal masuk dan pada hari ke-6 hasil kultur sputumnya menunjukkan adanya ko-infeksi jamur. Pasien ini memiliki komorbid berupa riwayat diabetes mellitus. Dari pemeriksaan fisik ditemukan dispnea, takipnea, takikardia sejak hari pertama. Dari hasil laboratorium menunjukkan angka leukosit, high sensitivity c-reactive protein (HsCRP), serum glutamic oxaloacetic (SGOT), gula darah, d-dimmer, lactat dehydrogenase (LDH) dan limfosit netrophyl ratio (LNR) yang tinggi. Pada pasien ini didapatkan rasio PaO 2 / FiO 2 rendah dan procalcitonin (PCT) yang normal. Dari kultur sputum ditemukan adanya infeksi jamur dan dari hasil rontgen toraks (CXR) menunjukkan pneumonia bilateral. Pasien ini dirawat dengan terapi standar dan mendapatkan dexametason 5 mg / 8 jam, setelah kultur sputum menunjukkan infeksi jamur, pasien juga mendapat mycafungin untuk pengobatan jamurnya. Diskusi : Kecurigaan terhadap ko-infeksi jamur pada pasien COVID-19 yang mendapatkan terapi steroid dalam jangka waktu lama maupun adanya penyerta diabetes harus dipikirkan. Penggunaan terapi anti jamur empiris pun acapkali diperlukan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas. Kesimpulan: Infeksi COVID-19 memiliki risiko terjadinya ko-infeksi, salah satunya adalah infeksi jamur. Insiden koinfeksi jamur diperberat dengan pemberian pengobatan steroid dan riwayat diabetes mellitus. }, issn = {2089-970X}, pages = {152--159} doi = {10.14710/jai.v12i3.34150}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/34150} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang: Ko-infeksi jamur pada pasien Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) acapkali terjadi. Hal itu dikarenakan kegagalan sistem imun karena infeksi COVID-19 maupun karena pengobatan anti inflamasi yang diberikan.
Kasus: Seorang laki-laki 39 tahun dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS) berat akibat infeksi COVID-19 dan disertai dengan ko-infeksi jamur. Pasien ini mendapatkan pengobatan steroid dari awal masuk dan pada hari ke-6 hasil kultur sputumnya menunjukkan adanya ko-infeksi jamur. Pasien ini memiliki komorbid berupa riwayat diabetes mellitus. Dari pemeriksaan fisik ditemukan dispnea, takipnea, takikardia sejak hari pertama. Dari hasil laboratorium menunjukkan angka leukosit, high sensitivity c-reactive protein (HsCRP), serum glutamic oxaloacetic (SGOT), gula darah, d-dimmer, lactat dehydrogenase (LDH) dan limfosit netrophyl ratio (LNR) yang tinggi. Pada pasien ini didapatkan rasio PaO2 / FiO2 rendah dan procalcitonin (PCT) yang normal. Dari kultur sputum ditemukan adanya infeksi jamur dan dari hasil rontgen toraks (CXR) menunjukkan pneumonia bilateral.
Pasien ini dirawat dengan terapi standar dan mendapatkan dexametason 5 mg / 8 jam, setelah kultur sputum menunjukkan infeksi jamur, pasien juga mendapat mycafungin untuk pengobatan jamurnya.
Diskusi: Kecurigaan terhadap ko-infeksi jamur pada pasien COVID-19 yang mendapatkan terapi steroid dalam jangka waktu lama maupun adanya penyerta diabetes harus dipikirkan. Penggunaan terapi anti jamur empiris pun acapkali diperlukan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.
Kesimpulan: Infeksi COVID-19 memiliki risiko terjadinya ko-infeksi, salah satunya adalah infeksi jamur. Insiden koinfeksi jamur diperberat dengan pemberian pengobatan steroid dan riwayat diabetes mellitus.
Article Metrics:
Last update:
Unraveling multi-template molecularly imprinted polymer for selective extraction of triazole antifungals: Theoretical and experimental investigation
Last update: 2024-11-14 12:53:14
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License