1Bagian Anestesi, Terapi Intensif, dan Manajemen Nyeri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RS dr. Wahidin Sudirohusodo, Indonesia
2Makassar, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI9822, author = {Nur Asdarina and Syamsul Salam and Husni Tanra}, title = {Efek Blok Transversus Abdominis Plane Teknik Landmark Terhadap Kebutuhan Analgetik Pascabedah Herniorafi}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {7}, number = {2}, year = {2015}, keywords = {Blok TAP; herniorafi; teknik landmark}, abstract = { Latar Belakang : Blok transversus abdominis plane (TAP) adalah teknik yang aman, mudah, dan efektif untuk memberikan analgesia pascabedah pada operasi yang melibatkan dinding anterior abdomen. Obyektif : Menilai efek blok TAP teknik landmark terhadap kebutuhan analgetik pascabedah herniorafi. Metode : Penelitian ini merupakan uji klinik tersamar tunggal. Penelitian dilakukan pada 44 pasien laki-laki, usia 18-60 tahun, status fisik ASA I-II, dan IMT 18-24 yang menjalani operasi herniorafi elektif dengan anestesi spinal. Pasien dibagi menjadi kelompok TAP (n=22) yang mendapatkan blok TAP dengan bupivakain 0,25% 20 ml ditambahkan epinefrin 1:200.000 setelah operasi selesai; dan kelompok kontrol (n=22) yang tidak mendapatkan blok TAP. Semua pasien diberikan meloksikam suppositoria 15 mg dan tramadol 0,1 mg/kgBB/infus kontinyu pada akhir operasi. Penilaian skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), bila NRS mencapai 4 diberikan rescue fentanil 0,5 mcg/kgBB; waktu rescue pertama dan kebutuhan total fentanil selama 24 jam pascabedah dicatat. Hasil : Waktu rescue pertama lebih panjang pada kelompok TAP dibandingkan dengan kelompok kontrol (17,81 ± 7,62 berbanding 9,15 ± 8,12 jam; p<0,001). Kebutuhan total fentanil dalam 24 jam lebih sedikit pada kelompok TAP dibandingkan dengan kelompok kontrol (9,21 ± 13,59 berbanding 30,88 ± 20,39 mcg; p=0,02). Simpulan : Sehingga dari penelitian ini disimpulkan bahwa blok TAP sebagai komponen rejimen analgesia multimodal memberikan analgesia yang efektif dengan durasi analgesia lebih panjang dibanding kontrol dan memiliki opioid sparing effect yang tinggi. }, issn = {2089-970X}, pages = {89--101} doi = {10.14710/jai.v7i2.9822}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9822} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang : Blok transversus abdominis plane (TAP) adalah teknik yang aman, mudah, dan efektif untuk memberikan analgesia pascabedah pada operasi yang melibatkan dinding anterior abdomen.
Obyektif : Menilai efek blok TAP teknik landmark terhadap kebutuhan analgetik pascabedah herniorafi.
Metode : Penelitian ini merupakan uji klinik tersamar tunggal. Penelitian dilakukan pada 44 pasien laki-laki, usia 18-60 tahun, status fisik ASA I-II, dan IMT 18-24 yang menjalani operasi herniorafi elektif dengan anestesi spinal. Pasien dibagi menjadi kelompok TAP (n=22) yang mendapatkan blok TAP dengan bupivakain 0,25% 20 ml ditambahkan epinefrin 1:200.000 setelah operasi selesai; dan kelompok kontrol (n=22) yang tidak mendapatkan blok TAP. Semua pasien diberikan meloksikam suppositoria 15 mg dan tramadol 0,1 mg/kgBB/infus kontinyu pada akhir operasi. Penilaian skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), bila NRS mencapai 4 diberikan rescue fentanil 0,5 mcg/kgBB; waktu rescue pertama dan kebutuhan total fentanil selama 24 jam pascabedah dicatat.
Hasil : Waktu rescue pertama lebih panjang pada kelompok TAP dibandingkan dengan kelompok kontrol (17,81 ± 7,62 berbanding 9,15 ± 8,12 jam; p<0,001). Kebutuhan total fentanil dalam 24 jam lebih sedikit pada kelompok TAP dibandingkan dengan kelompok kontrol (9,21 ± 13,59 berbanding 30,88 ± 20,39 mcg; p=0,02).
Simpulan : Sehingga dari penelitian ini disimpulkan bahwa blok TAP sebagai komponen rejimen analgesia multimodal memberikan analgesia yang efektif dengan durasi analgesia lebih panjang dibanding kontrol dan memiliki opioid sparing effect yang tinggi.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-26 21:40:11
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License