skip to main content

Analisis Risiko Kesehatan dan Kadar Timbal Dalam Darah: (Studi Pada Masyarakat yang Mengkonsumsi Tiram Bakau (Crassostrea gigas) di Sungai Tapak Kecamatan Tugu Kota Semarang)

1Mahasiswa, Prodi Magister Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

2Staff Pengajar Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Open Access Copyright 2018 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Tiram bakau merupakan salah satu biota air yang dikonsumsi masyarakat sekitar Sungai Tapak, Desa Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Kehadiran tiram di Sungai Tapak diduga sudah terkontaminasi timbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko pajanan timbal terdapat dalam tiram yang dikonsumsi oleh masyarakat di sekitar Sungai Tapak Kelurahan Tugurejo.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Subyek dalam penelitian ini berjumlah 35 orang yang mengkonsumsi tiram bakau dan 10 orang diukur kadar timbal dalam darah.

Hasil: Hasil analisis menunjukkan nilai tingkat risiko timbal (HQPb) 0,053, nilai (HQpb) <1. Itu artinya masyarakat Kelurahan Tugurejo yang mengonsumsi tiram masih aman dan tidak berisiko menimbulkan gangguan kesehatan untuk kondisi real time. Hasil pengukuran timbal dalam darah pada 10 orang respondnen menunjukan rata-rata kadar timbal dalam darah 46,3 µg/dl. Tidak ada hubungan antara tingkat risiko (HQPb) dengan kadar timbal dalam darah, namun memili arah korelasi yang positif sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai HQPb, maka semakin tinggi kadar timbal dalam darah.

Simpulan: Masyarakat yang mengonsumsi tiram bakau masih aman dan tidak berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. diasumsikan pajanan timbal hanya berasal dari konsumsi tiram bakau dan tidak memperhitungkan pajanan dari sumber lain.

 

ABSTRACT

Title: Health Risk Assesment And Blood Lead Levels: Study On Mangrove Oysters (Crassostrea Gigas) Consumers In Tapak River District Tugu Of Semarang City

Background: Mangrove oyster is one of the water biota consumed by the community around the Tapak River Tugurejo Village Tugu Subdistrict Semarang City. The presence of oysters in the Tapak River is suspected to have been contaminated by lead and cadmium heavy metals that can cause health problems. The purpose of this study was to analyze the risk of lead and cadmium exposure contained in oysters consumed by communities around Sungai Tapak Kelurahan Tugurejo.

Method: This research was a observational analytic research with Environmental Health Risk Assesment (EHRA). The population in this study amounted to 35 people who consumed mangrove oysters dan 10 people measured blood lead levels.

Result: The analysis results show  risk level of lead (HQPb) 0.053, value of HQPb<1. It menas  that the people of Tugurejo Village who consume oysters are still safe and not at risk of causing health problems for real time conditions. The results of the measurement of lead in blood in 10 respondents showed average blood lead levels in 46.3 μg/dl. There is no relationship between risk level (HQPb) with lead levels in the blood, but has positive correlation so that it can mean that the higher the HQPb value, the higher the lead level in blood.

Conclusion: People who consume mangrove oysters are still safe and not at risk of health problems. it is assumed that lead exposure only comes from the consumption of mangrove oysters and does not take into account the exposure of other sources.

Fulltext View|Download
Keywords: ARKL; timbal; kadmium; Tiram Bakau; Sungai Tapak. (EHRA; Lead; Crassostrea gigas; Tapak River)
Funding: Puspito Raharjo, Diponegoro University; Master of Environmental Health, Public Health Faculty

Article Metrics:

  1. Amriani, Hendrarto B, Hadiyarto A. Bioakumulasi Logam Berat Timbal (Pb) dan (Zn) Pada Kerang Darah (Anadara Granosa L.) dan Kerang Bakau (Polymesoda L.) Di Perairan Teluk Kendari. Jurnal Ilmu Lingkungan. 2011 9(2): 45-50
  2. Astrini ADR, Yusuf M, Santoso A. Kondisi Perairan Terhadap Struktur Komunitas Makrozobenthos Di Muara Sungai Karanganyar dan Tapak, Kecamtan Tugu Semarang. Journal of Marine Research. 2014; 3(1): 27-36
  3. Darmono. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: UI Press. 2001
  4. Pemerintah Republik Indonesia. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Jakarta. 2001
  5. Suryanti A, Siswanto AD, Romadhon A. Kajian Parameter Oseanografi Dan Perbandingan Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) Di Perairan Mengare-Kabupaten Gresik Dan Pulau Talango-Kabupaten Sumenep. Prosiding Seminar Nasional Kelautan. 2016
  6. Hamzah F, Saputro PD. Pola Sebaran Logam Berat dan Nutrien Pada Musim Kemarau di Estuari Perancak, Bali. Balai Penelitian dan Observasi Laut, Balitbang-KP. 2013
  7. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk.00.06.1.52.401. Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia Dalam Makanan. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2009
  8. IARC. Agents reviewed by the IARC monographs: Volumes 1-99. Lyon, France: International Agency for Research on Cancer. 2004
  9. ACGIH. 2004. Lead. Threshold limit values for chemical substances and physical agents and biological exposure indices. Cincinnati, OH: American Conference of Governmental Industrial Hygienists
  10. Department of Environmental Affairs The Framework for the Management of Contaminated Land, South Africa. 2010
  11. IRIS. Lead. Integrated Risk Information System. Washington, DC: U.S. Environmental Protection Agency. 2005
  12. Putra PDS, Sulistiyani, Budiyono. Analisis Risiko Kandungan Timah Hitam (Pb) Pada Ikan Belanak Di Sungai Tapak kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal). 2016; 4(5)
  13. U.S. Environmental Protection Agency . Risk Assessment Guidance for Superfund Volume 1: Human Health Evaluation Manual (Part A) Office of Emergency and Remedial Response; Washington, DC, USA: 1989
  14. Storelli MM. Potential Human Health Risks From Metals (Hg, Cd, and Pb) and Polychlorinated biphenyls (PCBs) via seafood consumption: Estimation of target hazardquotients (THQs) and toxic equivalents (TEQs). Food and Chemical Toxycology. Elsevier, 2003

Last update:

  1. Analysis of water quality and environmental health risks of copper (Cu) to fish in Progo River Magelang Regency

    Alifia Intan Berlian, Mursid Raharjo, Nikie Astorina Yunita Dewanti. THE 6TH INTERNATIONAL CONFERENCE ON ENERGY, ENVIRONMENT, EPIDEMIOLOGY AND INFORMATION SYSTEM (ICENIS) 2021: Topic of Energy, Environment, Epidemiology, and Information System, 2683 , 2023. doi: 10.1063/5.0126500
  2. Production process and its influence on the quality of palm sugar from various regions in South Sulawesi

    Syahidah, Surya Muh. Furqan Rayu, Muhammad Iman Akbar, Aulia Sri Rahma. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1230 (1), 2023. doi: 10.1088/1755-1315/1230/1/012168

Last update: 2024-04-24 01:08:29

  1. Safe concentration of lead in community drinking water in the Tapak river area, Tugu city district, Semarang

    Safitri M.R.. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10 (10), 2019. doi: 10.5958/0976-5506.2019.03103.6