skip to main content

Klasifikasi Wilayah Provinsi Aceh Berdasarkan Tingkat Kerentanan Kasus Malaria Tahun 2015 – 2018

Syiah Kuala University, Indonesia

Open Access Copyright 2019 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Malaria merupakan salah satu kasus penyakit yang tidak pernah hilang. World Health Organization (WHO) memperkirakan sebanyak 300 hingga 500 juta orang terinfeksi malaria tiap tahunnya dengan angka kematian berkisar antara 1,5 hingga 2,7 juta pertahun. Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 menargetkan sebanyak 300 kabupaten/kota akan memiliki sertifikasi eliminasi malaria pada tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan terkait dengan distribusi dan prevalensi kejadian malaria di Provinsi Aceh. Meskipun sebagian besar kabupaten/kota di Provinsi Aceh sudah memiliki sertifikat eliminasi malaria, akan tetapi sebagian wilayah masih terdapat kasus malaria yang relatif tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis parasit plasmodium yang paling dominan menyebabkan penyakit malaria dan mengklasifikasikan wilayah Provinsi Aceh yang rentan terserang kasus malaria berdasarkan indikator Annual Parasite Incidence (API).

Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan data panel. Sampel pada penelitian ini adalah kasus malaria yang terjadi di 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh dari tahun 2015 sampai 2018 yang bersumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. Metode statistik yang digunakan adalah analisis non-parametrik Kruskal-Wallis test, Mann-Whitney test dan K-Means Clustering.

Hasil: Terdapat tiga jenis parasit yang paling dominan menyebabkan kasus malaria di Provinsi Aceh yaitu plasmodium vivax, plasmodium falcifarum dan plasmodium knowlesi. Berdasarkan indikator Annual Parasite Incidence (API), metode K-means clustering menunjukkan bahwa Kabupaten Aceh Jaya, Kota Sabang dan Kabupaten Aceh Selatan merupakan tiga wilayah yang paling rentan untuk terserang kasus malaria di Provinsi Aceh.

Simpulan: Jenis-jenis parasit penyebab kasus malaria tertinggi adalah plasmodium vivax, plasmodium falcifarum dan plasmodium knowlesi. Tiga wilayah di Provinsi Aceh yang paling rentan terserang kasus malaria berdasarkan indikator API adalah Kabupaten Aceh Jaya, Kota Sabang dan Kabupaten Aceh Selatan.


ABSTRACT

Title: Classification of Aceh Province Region Based on Vulnerability Levels of Malaria Cases in 2015 - 2018

Background: Malaria is a case of an emerging disease. World Health Organization (WHO) estimates that 300 to 500 million people are infected with malaria each year with mortality rate ranging from 1.5 to 2.7 million per year. The government through the National Medium Term Development Plan (RPJMN) for 2015-2019 targets as many as 300 districts/cities to have certification of malaria elimination in 2019. This is a preliminary study related to the distribution and prevalence of malaria incidence in Aceh Province. Although most districts/cities in Aceh Province have been awarded malaria elimination certificates, some regions still have relatively high cases of malaria. This study aims to determine the type of plasmodium parasite that is the most dominant cause of malaria and to classify the regions in Aceh Province that is vulnerable to malaria cases based on the Annual Parasite Incidence (API) indicator.

Method: This study is a quantitative analytical research study with panel data approach. The sample in this study was malaria cases that occurred in 23 districts/cities in Aceh Province from 2015 to 2018 obtained from the Aceh Provincial Health Office. The statistical methods used in this study were the non-parametric Kruskal-Wallis test, Mann-Whitney test and K-Means Clustering analyses.

Result: There are three types of parasites which are the most dominant causes of malaria cases in Aceh Province, namely plasmodium vivax, plasmodium falcifarum and plasmodium knowlesi. Based on the Annual Parasite Incidence (API) indicator, the K-means clustering method shows that Aceh Jaya District, Sabang City and South Aceh District are the three most vulnerable areas for malaria in Aceh Province.

Conclusion: The types of parasites that cause the highest malaria cases are plasmodium vivax, plasmodium falcifarum and plasmodium knowlesi. Three regions in Aceh Province that are most vulnerable to malaria cases based on API indicator are Aceh Jaya District, Sabang City and South Aceh District.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Surat Perjanjian Pengalihan Hak Cipta
CTA JKLI Samsul Anwar dkk
Subject
Type Surat Perjanjian Pengalihan Hak Cipta
  Download (467KB)    Indexing metadata
Keywords: klasifikasi wilayah; k-means clustering; malaria; parasit plasmodium; Provinsi Aceh (regional classification; k-means clustering; malaria; parasite plasmodium; Aceh Province)

Article Metrics:

  1. World Health Organization (WHO). Malaria. https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/malaria. Diakses tanggal 22 Februari 2019
  2. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: 2015
  3. World Health Organization (WHO). World Malaria Report 2017. Geneva; 2017
  4. Triana D, Rosana E, Anggraini R. Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku dalam Penanggulangan Malaria di Kelurahan Sukarami Kota Bengkulu. Unnes Journal of Public Health 2017, 6(2):107–112
  5. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 Buku I Agenda Pembangunan Nasional. Jakarta; 2014
  6. Kemenkes RI. Eliminasi Malaria di Indonesia. SK Nomor: 293/MENKES/SK/IV/2009. Jakarta; 2009
  7. Kemenkes RI. Pedoman Surveilans Malaria. SK Nomor: 275/MENKES/SK/III/2007. Jakarta; 2007
  8. Putra TRI. Malaria dan Permasalahannya. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 2011, 11(2):103–114
  9. Babba I. Faktor-faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Malaria (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Hamadi Kota Jayapura). Tesis . Universitas Diponegoro; 2007
  10. Kemenkes RI. Pedoman Penatalaksana Kasus Malaria di Indonesia. Jakarta; 2011
  11. Winardi E. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di kecamatan Selebar kota Bengkulu. Tesis. Universitas Indonesia; 2004
  12. Santi M. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria pada Penduduk Kecamatan Lengkong Kabupaten Sukabumi yang Pernah Bermigrasi Tahun 2011. Skripsi. Universitas Indonesia; 2012
  13. Jaringan Survey Inisiatif. Kajian Tematik Program Percepatan Eliminiasi Malaria Di Aceh. Banda Aceh; 2018
  14. Junaidi H, Raharjo M, Setiani O. Analisis Faktor Risiko Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kuala Bhee Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 2015, 14(2):40–44
  15. Hadifah Z, Marleta R, Yulidar Y, Fahrni I, Ekowatiningsih R, Wilya V, et al. Penyakit Malaria dan Kepadatan Vektor di Kabupaten Nagan Raya. Banda Aceh; 2012
  16. Wijaya E, Hermasyah H, Yusuf R. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria Berdasarkan Model Community as Partner pada Pekerja Tambang Emas Gunong Ujeun. Jurnal Ilmu Keperawatan. 2017, 5(2):1–13
  17. Muhammad R, Soviana S, Hadi UK. Keanekaragaman jenis dan karakteristik habitat nyamuk Anopheles spp. di Desa Datar Luas, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh. Jurnal Entomologi Indonesia 2015, 12(3):139–148
  18. Siahaan L. Gejala dan Tanda Klinis Malaria di daerah Endem. Majalah Kedokteran Nusantara 2008, 58(6):211–215
  19. Siahaan L, Yuniarti T. Malaria Pasca Tsunami di Pulau Weh. Kesmas: National Public Health Journal 2008, 2(5):210–214
  20. Asih PB, Rozi IE, Pratama NR, Hidayati AP, Marantina SS, Kosasih S, et al. The baseline distribution of malaria in the initial phase of elimination in Sabang Municipality, Aceh Province, Indonesia. Malaria Journal 2012, 11(1):291–297
  21. Puasa R, Asrul A, Kader A. Identifikasi Plasmodium Malaria di desa Beringin Jaya Kecamatan Oba Tengah Kota Tidore Kepulauan. Jurnal Riset Kesehatan 2018, 7(1):21–24
  22. Falianingrum A, Muludi K, Irawati AR. Perancangan WEB-GIS Penyebaran Wabah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria di Kota Bandar Lampung. Jurnal Komputasi 2012, 1(1):23–30
  23. Lind DA, Marchal WG, Wathen SA. Statistical Techniques in Business & Economics. Fifteenth Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin; 2012
  24. Pagano RR. Understanding Statistics in the Behavioral Sciences. Fourth Edition. Eagan, Minnesota: WestPublishing Company; 1994
  25. Nachar N. The Mann-Whitney U: A Test for Assessing Whether Two Independent Samples Come from the Same Distribution. Tutorials in Quantitative Methods for Psychology 2008, 4(1):13–20
  26. Mau F, Mulatsih M. Perubahan Jumlah Limfosit pada Penderita Malaria Falciparum dan Vivax. Buletin Penelitian Kesehatan 2017, 45(2):97–102
  27. van Wolfswinkel ME, Vliegenthart-Jongbloed K, de Mendonça Melo M, Wever PC, McCall MB, Koelewijn R, et al. Predictive value of lymphocytopenia and the neutrophil-lymphocyte count ratio for severe imported malaria. Malaria Journal 2013, 12(1):101–109
  28. Afdhal MJ, Nurhayati N, Julizar J. Artikel Penelitian Membandingkan Status Hematologis Pasien Malaria Falciparum dengan Vivax di RSUP M . Djamil Januari 2011 – Maret 2013. Jurnal Kesehatan Andalas 2014, 3(3):415–419
  29. Agusta Y. K-Means-Penerapan, Permasalahan dan Metode Terkait. Jurnal Sistem dan Informasi 2007, 3:47–60
  30. Mayasari R, Andriayani D, Sitorus H. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Indonesia (Analisis Lanjut Riskesdas 2013). Buletin Penelitian Kesehatan 2016, 44(1):13–24
  31. Kazwaini M, Mau F. Hubungan Sebaran Habitat Perkembangbiakan Vektor dengan Kejadian Malaria di Daerah High Incidence Area (HIA) Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Buletin Penelitian Kesehatan 2015, 43(1):23–34
  32. Willa RW, Kazwaini M. Penyebaran Kasus dan Habitat Perkembangbiakan Vektor Malaria di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ekologi Kesehatan 2015, 14(3):218–228
  33. Sir O, Arsin A, Syam I, Despitasari M. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Tahun 2014. Jurnal Ekologi Kesehatan 2015, 14(4):334–341
  34. Chanda E, Kamuliwo M, Steketee RW, Macdonald MB, Babaniyi O, Mukonka VM. An Overview of the Malaria Control Programme in Zambia. ISRN Preventive Medicine 2013, 2013(Article ID 495037):1–8
  35. Tizifa TA, Kabaghe AN, McCann RS, van den Berg H, Van Vugt M, Phiri KS. Prevention Efforts for Malaria. Current Tropical Medicine Reports 2018, 5(1):41–50
  36. Hemingway J, Shretta R, Wells TNC, Bell D, Djimdé AA, Achee N, et al. Tools and Strategies for Malaria Control and Elimination: What Do We Need to Achieve a Grand Convergence in Malaria? PLoS Biology 2016, 14(3):e1002380

Last update:

  1. Systematic review of Plasmodium knowlesi in Indonesia: a risk of emergence in the context of capital relocation to Borneo?

    Ibrahim Bin Said, Yobouet Ines Kouakou, Roukayatou Omorou, Anne-Lise Bienvenu, Kamruddin Ahmed, Richard Culleton, Stephane Picot. Parasites & Vectors, 15 (1), 2022. doi: 10.1186/s13071-022-05375-8
  2. Molecular Docking Studies of Indolyl-Benzodioxyl-Chalcone, Pyrrolyl-Benzodioxyl- Chalcone, and Thiophenyl-Benzodioxyl-Chalcone as an Antimalarial Agent

    Kamilia Mustikasari, Joshua Eka Harap, Tanto Budi Susilo, Noer Komari. Key Engineering Materials, 874 , 2021. doi: 10.4028/www.scientific.net/KEM.874.136
  3. SURVIVAL PROBABILITY COMPARISON OF DKI JAKARTA RESIDENTS BASED ON GENDER AND MARITAL STATUS

    Tri Wahyudi, Samsul Anwar, Ridha Ferdhiana. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 10 (1), 2021. doi: 10.20473/jbk.v10i1.2021.18-27
  4. Simian malaria: a narrative review on emergence, epidemiology and threat to global malaria elimination

    Kimberly M Fornace, Gabriel Zorello Laporta, Indra Vythilingham, Tock Hing Chua, Kamruddin Ahmed, Nantha K Jeyaprakasam, Ana Maria Ribeiro de Castro Duarte, Amirah Amir, Wei Kit Phang, Chris Drakeley, Maria Anice M Sallum, Yee Ling Lau. The Lancet Infectious Diseases, 23 (12), 2023. doi: 10.1016/S1473-3099(23)00298-0

Last update: 2024-11-16 12:02:27

No citation recorded.