skip to main content

Potensi Transmisi Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Indeks Entomologi dan Maya Indeks di Tiga Kelurahan Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru

Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Riau, Indonesia

Open Access Copyright 2020 Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Kejadian DBD selalu ada setiap tahun di Pekanbaru dari tahun 2014-2016 terjadi peningkatan kasus, 2017-2018 kasus DBD mulai menurun tetapi diawal tahun 2019 kasus DBD kembali terjadi peningkatan dan sudah ada kematian sehingga memerlukan perhatian yang lebih serius untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi transmisi DBD berdasarkan indeks entomologi dan maya indeks di tiga kelurahan Kecamatan Sukajadi yang merupakan daerah endemis DBD. 

Metode: Penelitian survei larva Aedes aegypti dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Juli 2019 di tiga kelurahan yaitu Kelurahan Kampung Tengah, Kampung Melayu, Kedungsari Kecamatan Sukajadi. Identifikasi larva menggunakan metode single larva method

Hasil: Sebanyak 181 rumah yang disurvey, didapatkan 822 kontainer yang terdiri dari 683 controllable sites dan 139 disposable sites. Angka bebas jentik sebesar 89,5%, container index 3,4%, house index 10,5% dan Breteau index 21%. Status Maya indeks (MI) yang diukur berdasarkan breeding risk index dan hygiene risk index didapatkan sebanyak 55,80% rumah termasuk dalam status sedang dan 15,47% termasuk ke dalam status MI tinggi. Sebaran keberadaan larva Aedes aegypti berdasarkan letak geografis cukup merata di Kelurahan Kampung Melayu dan Kampung Tengah.

Simpulan: Berdasarkan hasil indeks entomologi tersebut didapatkan density figure dalam kategori sedang yang artinya wilayah ini mempunyai potensi transmisi sedang untuk kejadian penyakit DBD.

 

ABSTRACT

 

Title : Transmission Potential of Dengue hemorrhagic fever based on entomology index and maya index in three sub-districts, Sukajadi District, Pekanbaru City

Background: Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease still a health problem in Indonesia caused by the dengue virus that is transmitted through Aedes aegypti. The incidence of DHF is always there every year in Pekanbaru form 2014-2016 there was an increase in cases, from 2017-2018 dengue cases began to decline, but in early 2019 dengue cases increased again and there have been deaths so it requires more serious attention.. The objectives of this study was to analyze the potential transmission of DHF based on the entomology index and maya index in three sub-districts of Sukajadi district.

Method: The research was a survey of larva Ae.aegypti in July 2019 from 181 houses in the three village of Sukajadi District. Larvae identification using the single larvae method.

Result: A total of 181 houses surveyed obtained 822 containers consisting of 683 controllable sites and 139 disposable sites. The larvae free rates is 89.5%, container index 3.4%, house index 10,5% and Breteau index 21%. Maya index is measures based on breeding risk index and hygiene risk index shows that there are 55.8% of houses in the area are classified as moderate and 15.47% are included in high. The distribution of the existence of Ae.aegypti larvae based on the geographical location is quite evenly distributed in Kampung Melayu and Kampung Tengah.

Conclusion: It is found that density figure is in the medium, which means that region has moderate transmission potential for the incidence of DHF

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  CTA
Copyright Transfer Agreement
Subject
Type CTA
  Download (206KB)    Indexing metadata
Keywords: Aedes aegypti; indeks entomologi; maya indeks; transmisi demam berdarah

Article Metrics:

  1. Otu A, Ebenso B, Etokidem A, Chukwuekezie O. Dengue fever- an update review and implication for Nigeria and similar countries. African Health Sciences. 2019; 19(2): 2006-7. doi: 10.4314/ahs.v19i2.23
  2. Sungkar S. Pemberantasan demam berdarah dengue. Jakarta: Majalah Kedokteran Indonesia.2009;5(6):167-70
  3. Soedarto. Demam berdarah dengue.Jakarta:Sagung Seto;2012
  4. Dinkes Kota Pekanbaru. Angka kejadian demam berdarah dengue tahun 2016 di Pekanbaru. Pekanbaru: Dinkes Kota Pekanbaru; 2016
  5. Dinkes Kota Pekanbaru. Angka kejadian demam berdarah dengue tahun 2017 di Pekanbaru. Pekanbaru: Dinkes Kota Pekanbaru; 2017
  6. Dinkes Kota Pekanbaru. Kejadian demam berdarah dengue Januari – Maret 2019. Dinkes Kota Pekanbaru; 2019
  7. Dinkes Kota Pekanbaru. Data DBD sampai dengan minggu 30 tahun 2019 berdasarkan kecamatan. Pekanbaru: Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular; 2019
  8. Service MW. Mosquito ecology field sampling methods. 2nd edition, Elsevier Apllied Science.2012
  9. Purnama SG dan Baskoro T. Maya Index dan kepadatan larva Aedes aegypti terhadap infeksi dengue. Makara Kesehatan.2012;16 (2): 57-64
  10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Modul pengendalian demam berdarah dengue tahun 2011. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2011
  11. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Buku saku pengendalian demam berdarah dengue untuk pengelola program DBD Puskesmas. Kementerian Kesehatan RI. 2013
  12. World Health Organization. A review of entomological sampling methods and indicators for dengue vectors.2013. Available from: http://www.who.intl/tdr/publicatiobs/documents/dengue
  13. Miller JE, Martinez-Balanzar A, Gazga-Salinas D 1992. Where Aedes aegypti live in Guerrero; using the Maya index to measure breeding risk. In: Halstead SB, Gomez-Dantes H. Editors. Dengue: a worldwide problem, a common strategy. Mexico, D.F.: Ministry of Health, Mexico, and Rockefeller Foundation; 1992.p.311-317
  14. Maryanti E, Lesmana SD, Triguna D, Plymoth M, Harmas W, Delly et al. Maya index dan kepadatan larva Aedes aegypti di daerah endemis berdarah dengue di Kelurahan Labuh Baru Timur Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Kedokteran. 2018;12(1):19-22
  15. Siagian FE, Bernardus JB, Adawiyah R, Maryanti E. Nyamuk; Peran pola gigit dan pilihan inang dalam kompetensi sebagai vektor. Jurnal Ilmu Kedokteran.2011; 5(2): 71-81
  16. Ngugi HN, Mutuku FM, Ndenga BA, Musunzaji PS, Mbakaya Jo, Aswani P, et al. Characterization and productivity Aedes aegypti breeding habitats across rural and urban landscapes in western and coastal Kenya. Parasites & Vectors. 2017; 10:331. DOI 10.1186/s13071-017-2271-19
  17. Banjarnahor DT. Maya indeks dan kepadatan larva Aedes aegypti di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. [Skripsi]. Pekanbaru: Universitas Riau; 2018
  18. Setyobudi A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik nyamuk di daerah endemic DBD di Kelurahan Sanawetan Kecamatan Sanawetan Kota Blitar. Prosiding seminar nasional; 2011 april 12; Jawa Timur; 2011
  19. Wanti, Yudhastuti R, Yotopranoto S, Notobroto HB, Subeti S, Umniati SR. Container positivity and larva distribution based on the container characteristics. International Journal of Public Health Science. 2017; 6(3): 237-42. DOI: 10.11591/ijphs.v6i3
  20. Taslisia T, Rusjdi SR, Hasmiwati. Survei entomologi, maya index dan status kerentanan larva nyamuk Aedes aegypti terhadap temephos. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;7(1):33 – 41
  21. Fuadzy H, Hendri J. Indeks entomologi dan kerentanan larva Aedes aegypti terhadap temefos di Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.Vektora. 2015; 7(2): 57 – 64
  22. Astuti EP, Prasetyowati H, Ginanjar A. Risiko penularan demam berdarah dengue berdasarkan maya index dan index entomologi di Kota Tangerang Selatan Banten. Media litbangkes. 2016; 26(4): 211 – 8
  23. Ferede G, Tiruneh M, Abate E, Kassa WJ, Wondimeneh Y, Damtie D, et al. Distribution and larval breeding habitats of Aedes mosquito species in residential areas of northwest Ethiopia. Epidemiol Health.2018;40. https://doi.org/10.4178/epih.e2018015
  24. Lin CS, Schiøler KL, Elstrøm CT, Konradsen F. Location, seasonal, and functional characteristic of water holding with juvenile and pupal Aedes aegypti in Southern Taiwan: A cross sectional study using hurdle model analyses. PLOS Neglected Tropical Diseases. 2018. Available from https://doi.org/10.1371/ journal.pntd.0006882
  25. Abilio A D, Abudosse G, Kampango A, Condrinho B, Sitoi S, Luciano T, et al. Distribution and breeding sites of Aedes aegypti and Aedes albopictus in 32 urban/peri-urban districts of Mozambique implication for assessing the risk of arbovirus outbreaks. PLOS Neglected Tropical Diseases. September 2018. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0006692
  26. Schneider JR, Morrison AC, Astetes H, Scott TW, Wilson ML. Adult size & Distribution of Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) Associated with larval Habitats in Iquitos, Peru. J.Med Entomol.2004; 41(4): 634-42

Last update:

  1. Pengaruh Indeks Entomologi dan Sebaran Kasus Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Sukoharjo

    Maulina Tri Handayani, Mursid Raharjo, Tri Joko. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 22 (1), 2023. doi: 10.14710/jkli.22.1.46-54
  2. AN EPIDEMIOLOGICAL OVERVIEW OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) CASES IN KEDIRI REGENCY DURING 2017-202

    Faradillah Amalia Febrianti, Eny Qurniyawati, Muhammad Atoillah Isfandiari, Nayla Mohamed Gomaa Nasr. Jurnal Berkala Epidemiologi, 11 (3), 2023. doi: 10.20473/jbe.V11I32023.215-223

Last update: 2024-11-17 23:11:36

No citation recorded.