Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya, Palembang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKLI32970, author = {Fahruniza Mawarni and Mona Lestari and Yuanita Windusari and Desheila Andarini and Anita Camelia and Rizka Nandini and Poppy Fujianti}, title = {Keluhan Sick Building Syndrome di Gedung PT. X}, journal = {Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia}, volume = {20}, number = {1}, year = {2021}, keywords = {Sick Building Syndrome; Kelembaban; Pencahayaan; Polutan; Tanaman Sansevieria}, abstract = { Latar Belakang : Sick Building Syndrome (SBS) merupakan kumpulan gejala yang dialami oleh seseorang atau perasaan tidak sehat tanpa penyebab yang jelas saat melakukan pekerjaan di dalam gedung dan akan menghilang saat seseorang meninggalkan gedung tersebut. Sirkulasi udara yang tidak baik, ditambah dengan adanya faktor fisik, kimia, biologi, dan individu, serta faktor lingkungan lainnya yang terdapat di dalam suatu bangungan dapat menjadi penyebab terjadinya SBS. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keluhan SBS pada karyawan di gedung PT. X Palembang. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 107 karyawan yang terpilih sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat gambaran keluhan SBS, usia, jenis kelamn, masa kerja, suhu, pencahayaan dan kembaban, serta analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square dan uji alternatif fisher exact untuk melihat pengaruh faktor risiko terhadap keluhan SBS. Hasil : Dari hasil penelitian diketahui bahwa prevalensi keluhan SBS sebesar 75,7%, dengan usia terbanyak ≤40 tahun (80,4%), didominasi oleh laki-laki (60,7%), dengan masa kerja paling banyak ≥5 tahun (62,6%), serta lingkungan kerja dengan suhu, pencahayaan, dan kelembaban yang tidak memenuhi syarat secara berurutan sebesar 18,7%, 49,5%, dan 36,4%. Simpulan: Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa kelembaban mempengaruhi terjadinya keluhan SBS pada karyawan PT. X Palembang ( p-value = 0,005). Untuk menyeimbangkan kualitas udara di dalam ruangan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meletakkan tanaman sanseviera sebagai menyeimbang dan penyerap polutan di dalam ruangan. ABSTRACT Tittle : Sick Building Syndrome Complain in PT. X Building Background : Sick Building Syndrome (SBS) is a syndrome where people experience unexplained malaise symptoms while working in a building that will disappear once they leave the building. Poor air circulation combined with the presence of physical, chemical, biological and individual factors, and other environmental factors within a building may cause SBS. This study aimed to determine factors that influence SBS complain among employees of PT. X in Palembang. Method : This study used a qualitative approach with cross sectional study design. The research sample was 107 employees selected according to inclusive and exclusive criteria. The data analysis methods in the study are univariate analysis to describe SBS complain, age, sex, years of service, temperature, lighting and humidity. Bivariate analysis using the chi-square test and fisher exact alternative test to determine risk factors influence to SBS complain. Result : The prevalence of SBS complain in the study is 75,7%, with ≤40 as majority age (80,4%), dominated by male workers (60,7%), with ≥5 years as the largest portion of years of service (62,6%), and work environment with temperature, lighting, and humidity that is not adequate 18,7%, 49,5%, and 36,4% respectively. Conclusion : Bivariate analysis showed that humidity influenced the occurrence of SBS complain in PT.X Palembang (p-value = 0,005). To balance out indoor air quality, one of countermeasures that can be applied is to place sansevieria plant as indoor pollutants absorber. }, issn = {2502-7085}, pages = {39--46} doi = {10.14710/jkli.20.1.39-46}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli/article/view/32970} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang : Sick Building Syndrome (SBS) merupakan kumpulan gejala yang dialami oleh seseorang atau perasaan tidak sehat tanpa penyebab yang jelas saat melakukan pekerjaan di dalam gedung dan akan menghilang saat seseorang meninggalkan gedung tersebut. Sirkulasi udara yang tidak baik, ditambah dengan adanya faktor fisik, kimia, biologi, dan individu, serta faktor lingkungan lainnya yang terdapat di dalam suatu bangungan dapat menjadi penyebab terjadinya SBS. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keluhan SBS pada karyawan di gedung PT. X Palembang.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 107 karyawan yang terpilih sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat gambaran keluhan SBS, usia, jenis kelamn, masa kerja, suhu, pencahayaan dan kembaban, serta analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square dan uji alternatif fisher exact untuk melihat pengaruh faktor risiko terhadap keluhan SBS.
Hasil : Dari hasil penelitian diketahui bahwa prevalensi keluhan SBS sebesar 75,7%, dengan usia terbanyak ≤40 tahun (80,4%), didominasi oleh laki-laki (60,7%), dengan masa kerja paling banyak ≥5 tahun (62,6%), serta lingkungan kerja dengan suhu, pencahayaan, dan kelembaban yang tidak memenuhi syarat secara berurutan sebesar 18,7%, 49,5%, dan 36,4%.
Simpulan: Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa kelembaban mempengaruhi terjadinya keluhan SBS pada karyawan PT. X Palembang (p-value = 0,005). Untuk menyeimbangkan kualitas udara di dalam ruangan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meletakkan tanaman sanseviera sebagai menyeimbang dan penyerap polutan di dalam ruangan.
ABSTRACT
Tittle : Sick Building Syndrome Complain in PT. X Building
Background : Sick Building Syndrome (SBS) is a syndrome where people experience unexplained malaise symptoms while working in a building that will disappear once they leave the building. Poor air circulation combined with the presence of physical, chemical, biological and individual factors, and other environmental factors within a building may cause SBS. This study aimed to determine factors that influence SBS complain among employees of PT. X in Palembang.
Method : This study used a qualitative approach with cross sectional study design. The research sample was 107 employees selected according to inclusive and exclusive criteria. The data analysis methods in the study are univariate analysis to describe SBS complain, age, sex, years of service, temperature, lighting and humidity. Bivariate analysis using the chi-square test and fisher exact alternative test to determine risk factors influence to SBS complain.
Result : The prevalence of SBS complain in the study is 75,7%, with ≤40 as majority age (80,4%), dominated by male workers (60,7%), with ≥5 years as the largest portion of years of service (62,6%), and work environment with temperature, lighting, and humidity that is not adequate 18,7%, 49,5%, and 36,4% respectively.
Conclusion : Bivariate analysis showed that humidity influenced the occurrence of SBS complain in PT.X Palembang (p-value = 0,005). To balance out indoor air quality, one of countermeasures that can be applied is to place sansevieria plant as indoor pollutants absorber.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
The Impact of Sick Building Syndrome and Physical Air Quality on Staff Productivity in the Hospital's Outpatient Room of Rumah Sakit Umum Daerah Haji Indonesia
Last update: 2024-12-13 13:31:06
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia (JKLI, p-ISSN: 1412-4939, e-ISSN:2502-7085) and Master Program of Environmental Health, Diponegoro University as the publisher of the journal. Copyright encompasses the rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JKLI journal and Master Program of Environmental Health, Diponegoro University, the Editors and the Advisory Editorial Board make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in the JKLI journal are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here: [Copyright Transfer Form JKLI journal] The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail or scanned document to jkli@live.undip.ac.id.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia (e-ISSN: 2502-7085, p-ISSN: 1412-4939) is published by Master of Environmental Health, Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats