skip to main content

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Baduta Di Kabupaten Bone Dan Enrekang

1Mahasiswa Magister Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya 60115, Jawa Timur, Indonesia

2Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, Sulawesi Selatan, Indonesia

3Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya 60115, Jawa Timur, Indonesia

Open Access Copyright 2024 Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Dari 34 provinsi di Indonesia, lebih dari 50% diantaranya memiliki prevalensi stunting  yang lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional. Sulawesi Selatan menempati urutan ke-13 dalam prevalensi terjadinya stunting, dengan angka kejadian 30,1%, melebihi rata-rata nasional.. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta usia 12 hingga 23 bulan di Kabupaten Bone dan Enrekang tahun 2020.

Metode: Pendekatan observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Data dikumpulkan dari baseline data program Gammara’na melalui observasi kuesioner. Jumlah populasi sebesar 19.000 bayi dengan rentang usia 12 hingga 23 bulan di Kabupaten Bone dan Enrekang. Adapun sampel yang terkumpul sebanyak 580 baduta. Jumlah sampel yang masuk dalam analisis setelah dilakukan manajemen data sebanyak 503 baduta.

Hasil: Angka prevalensi stunting di Kabupaten Bone dan Enrekang berturut-turut sebesar 30,5% dan 34,4%. Analisis ini menemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara sumber air minum dengan kejadian stunting pada baduta usia 12 hingga 23 bulan (p=0,033). Tidak ditemukan hubungan signifikan antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pemberian kolostrum, ASI eksklusif, kepemilikan jamban, sumber air bersih dan paparan asap rokok dengan kejadian stunting pada baduta usia 12-23 bulan.

Simpulan: Direkomendasikan untuk stakeholder mengupayakan optimalisasi fasilitas kesehatan dengan meningkatkan kualitas pelayanan kehamilan Selain itu, perlu dilakukan penyuluhan terkait pemahaman pola asih anak dan pengetahuan gizi terutama di keluarga secara tepat. Sosialisasi terkait WASH juga perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku rumah tangga dalam pengelolaan air bersih, air minum, sanitasi jamban dan perilaku merokok.

 

ABSTRACT

Title: Factors Associated with Incidence of Stunting in Infants in Bone and Enrekang Regencies

Background: Of the 34 provinces in Indonesia, more than 50% of them have a higher prevalence of stunting compared to national figures. South Sulawesi ranks 13th in the prevalence of stunting, with an incidence rate of 30.1%, exceeding the national average. The purpose of this study was to identify factors related to the incidence of stunting in baduta aged 12 to 23 months in Bone and Enrekang regencies in 2020.

Method: This study used an observational analytical approach with a cross-sectional study design. Data was collected from the baseline information of the Gammara'na program through questionnaire observations. The population consisted of 19,000 infants aged 12 to 23 months in the Bone and Enrekang districts, with 580 infants selected as samples. After data management, 503 infants were included in the analysis.

Result: Prevalencen rate of stunting in the Bone and Enrekang districts was 30.5% and 34.4% respectively. The analysis revealed a statistically significant correlation between the source of drinking water and stunting incidence in infants aged 12 to 23 months (p=0.033). No significant relationship was found between maternal education level, maternal occupation, colostrum provision, exclusive breastfeeding history, toilet ownership, clean water source, and exposure to cigarette smoke with the incidence of stunting in infants aged 12 to 23 months.

Conclusion: Stakeholders are advised to focus on enhancing the quality of pregnancy care to optimize health facilities. Additionally, there is a need for education on understanding children's feeding patterns and nutrition knowledge, particularly within families. WASH awareness programs are also essential to improve household knowledge and practices in managing clean water, drinking water, toilet sanitation, and smoking habits.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  CTA
Copyright Transfer Agreement
Subject
Type CTA
  Download (925KB)    Indexing metadata
 ES
Etichal Statement
Subject
Type ES
  Download (1MB)    Indexing metadata
 Turnitin
Turnitin
Subject
Type Turnitin
  Download (2MB)    Indexing metadata
Keywords: Baduta; Stunting; Program Gammara’na

Article Metrics:

  1. BPS. Laporan Indeks Khusus Penanganan Stunting 2018-2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2020. 1–72 p
  2. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak. Jakarta; 2020
  3. Global Nutrition Report. Country Nutrition Profiles. 2020
  4. Balitbangkes. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta; 2019
  5. Tim SSGBI. Studi Status Gizi Balita di Indonesia Tahun 2019. Jakarta; 2019
  6. Rahayu A, Rahman F, Marlinae L, Husaini, Meitria, Yulidasari F, et al. Buku Ajar Gizi : 1000 Hari Pertama Kehidupan. Rahmi P, editor. Yogyakarta: CV Mine; 2018. 10 p
  7. World Bank Group, Kemenkes RI. Operationalizing A Multi-Sectoral Approach For The Reduction Of Stunting In Indonesia. 2017. 1–102 p
  8. Trihono A, Tjandrarini DH, Irawati A, Utami NH, Tejayanti T, Nurlinawati I. Pendek (Stunting) di Indonesia, Masalah dan Solusinya. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes RI; 2015. 218 p
  9. Apriluana G, Fikawati S. Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2018;28(4):247–56. https://doi.org/10.22435/mpk.v28i4.472
  10. Indah Budiastutik, Muhammad Zen Rahfiludin. Faktor Risiko Stunting pada anak di Negara Berkembang . Amerta Nutr. 2019;3(3):122–9. https://doi.org/10.20473/amnt.v3i3.2019.122-129
  11. Danaei G, Andrews KG, Sudfeld CR, Fink G, McCoy DC, Peet E, et al. Risk Factors for Childhood Stunting in 137 Developing Countries: A Comparative Risk Assessment Analysis at Global, Regional, and Country Levels. PLoS Med. 2016;13(11):10–3. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002164
  12. Anggryni M, Mardiah W, Hermayanti Y, Rakhmawati W, Ramdhanie GG, Mediani HS. Faktor Pemberian Nutrisi Masa Golden Age dengan Kejadian Stunting pada Balita di Negara Berkembang. J Obs J Pendidik Anak Usia Dini. 2021;5(2):1764–76. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.967
  13. Tafesse T, Yoseph A, Mayiso K, Gari T. Factors associated with stunting among children aged 6–59 months in Bensa District, Sidama Region, South Ethiopia: unmatched case-control study. BMC Pediatr. 2021;21(1):17–8. https://doi.org/10.1186/s12887-021-03029-9
  14. Rahayu A, Yulidasari F, Putri AO, Anggraini L. Study Guide : Stunting dan Upaya Pencegahannya Bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: CV Mine; 2018. 1–140 p
  15. Sumardilah DS, Rahmadi A. Risiko Stunting Anak Baduta (7-24 bulan). J Kesehat. 2019;10(1):99–101. https://doi.org/10.26630/jk.v10i1.1245
  16. Candra A. Epidemiologi Stunting. Cetakan 1. Semarang: FK UNDIP; 2020. 1–53 p
  17. Olo A, Mediani HS, Rakhmawati W. Hubungan Faktor Air dan Sanitasi dengan Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia. J Obs J Pendidik Anak Usia Dini. 2021;5(2):1113–26. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.788
  18. Soerojo W, Susilo MBD, Wiyono NH. Fakta Tembakau : Data Empirik untuk Pengendalian Tembakau. Jakarta: Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat; 2020. 1–200 p
  19. Suriani S. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kegemukan Pada Balita di Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Faletehan Heal J. 2019;6(1):1–10. https://doi.org/10.33746/fhj.v6i1.19
  20. Nurdin SSI, Katili DNO, Ahmad ZF. Faktor Ibu, Pola Asuh Anak, dan MPASI Terhadap Kejadian Stunting di Kabupaten Gorontalo. J Ris Kebidanan Indones. 2019;3(2):80–1. https://doi.org/10.32536/jrki.v3i2.57
  21. Latifah AM, Purwanti LE, Sukamto FI. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita 1-5 Tahun. Heal Sci J. 2020;11(1):448–55. https://doi.org/10.24269/hsj.v4i1.409
  22. Lema PVV, Setiono KW, Manubulu RM. Analisis Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Oepoi. Cendana Med J. 2019;17(2):249–59. https://doi.org/10.30872/jkmm.v2i2.4617
  23. Savita R, Amelia F. Hubungan Pekerjaan Ibu , Jenis Kelamin , dan Pemberian Asi Eklusif Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita 6-59 Bulan di Bangka Selatan The Relationship of Maternal Employment , Gender , and ASI Eklusif with Incident of Stunting inToddler Aged 6-59 Months. J Kesehat Poltekkes Kemenkes RI Pangkalpinang. 2020;8(1):6–13. https://doi.org/10.32922/jkp.v8i1.92
  24. Aini EN, Nugraheni SA, Pradigdo SF. Faktor Yang Mempengaruhi Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Puskesmas Cepu Kabupaten BloraMasyarakat, Jur. J Kesehat Masy. 2018;6(5):454–61
  25. Asikin ZF, Ismail S, Utiya M. Hubungan BBLR dan Pola Asuh Gizi Dengan Kejadian Stunting di Desa Tabumela Kabupaten Gorontalo. JournalUmgoAcId. 2019;8(2):66–76
  26. Yuliastini S, Sudiarti T, Sartika RAD. Factors related to stunting among children age 6-59 months in babakan madang sub-district, West Java, Indonesia. Curr Res Nutr Food Sci. 2020;8(2):454–61. https://doi.org/10.12944/CRNFSJ.8.2.10
  27. Rewo ASR. Hubungan Pola Asuh Pemberian Mp-Asi Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-23 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Patimpeng. Universitas Hasanuddin; 2020
  28. Kemenkes RI. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: Situasi Balita Pendek di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta Selatan: Kemenkes RI Pusdatin; 2018. 20 p
  29. Putri IM, Utami FS. ASI dan Menyusui. Vol. 13, Buku. Yogyakarta: UNISA Press; 2020. 1–46 p
  30. Adam D, Hatta H, Djafar L, Ka I. Hubungan Pola Makan dan Riwayat ASI Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Kabupaten Gorontalo. Public Heal Nutr J. 2021;1(1):50–8. https://doi.org/10.24252/algizzai.v1i1.19082
  31. Bachtiar N. Benarkah Pemberian ASI Dapat Menekan Ancaman Stunting? J Kebijak Kesehat Indones JKKI. 2019;8(4):184–90
  32. Prasetyo A, Asfur R. Gambaran Sanitasi Lingkungan Pada Stunting di Desa Secanggang Kabupaten Langkat. J Ilm Kohesi. 2021;5(2):100–5
  33. Wahid N khairunnisa. Analisis Wash (Water, Sanitation and Hygiene) Terhadap Kejadian Stunting Pada Baduta Di Kabupaten Mamuju. Universitas Hasanuddin; 2020
  34. Ramdianiati SN, Nastiti D. Hubungan Kearakteristik Balita, Pengetahuan Ibu Dan Sanitasi Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Di Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang. Hearty. 2019;7(2):47–88. https://doi.org/10.32832/hearty.v7i2.2877
  35. Nofiandri, Ali NM. Hubungan Pola Makan, Riwayat Penyakit Infeksi, Tinggi Badan Orang Tua Dan Sumber Air Minum Dengan Kejadian Stunting Pada Balita 24--59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalumpang, Kota Ternate. Hosp Majapahit. 2021;13(1):11–20
  36. Basri N, Sididi M. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita (24-36 Bulan). Wind Public Heal J. 2021;1(5):423–4. https://doi.org/10.33096/woph.v1i5.98
  37. Eka Rahmuniyati M, Sahayati S. Implementasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Mengurangi Kasus Stunting Di Puskesmas Wilayah Kabupaten Sleman. J Kesehat Masy. 2021;5(1):80–95. https://doi.org/10.31004/prepotif.v5i1.1235
  38. Ahmad ZF, Nurdin SSI. Faktor Lingkungan dan Perilaku Orang Tua pada Balita Stunting di Kabupaten Gorontalo. J Ilm Umum dan Kesehat Aisyiyah. 2019;4(2):92–3. https://doi.org/10.37063/ak.v2i4.101
  39. Lestari W, Margawati A, Rahfiludin Z. Faktor risiko stunting pada anak umur 6-24 bulan di kecamatan Penanggalan kota Subulussalam provinsi Aceh. J Gizi Indones (The Indones J Nutr. 2014;3(1):37–45. https://doi.org/10.14710/jgi.3.1.126-134
  40. Adriany F, Hayana H, Nurhapipa N, Septiani W, Sari NP. Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Pengetahuan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Puskesmas Rambah. J Kesehat Glob. 2021;4(1):17–25. https://doi.org/10.33085/jkg.v4i1.4767
  41. Siswati T. Stunting. Kusnanto H, Sudargo T, editors. Yogyakarta: Husada Mandiri; 2018. 136 p
  42. Astuti DD, Handayani TW, Astuti DP. Cigarette smoke exposure and increased risks of stunting among under-five children. Clin Epidemiol Glob Heal. 2020;8(3):943–8. https://doi.org/10.1016/j.cegh.2020.02.029
  43. Candra A. Hubungan Underlying Factors dengan Kejadian Stunting. Neliti. 2013;1(1):1–12

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-10 02:12:55

No citation recorded.