skip to main content

Evaluation on the Implementation of Integrated Health Service Post in Decreasing Underfive Protein Energy Malnutrition Cases in Baubau, Southeast Sulawesi Province

*Wa Ode Asma Isra  -  Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari, Indonesia
Chriswardani Suryawati  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Apoina Kartini  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Citation Format:
Abstract

 

Tahun 2010 di Kota Baubau kasus gizi  buruk mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.Posyandu merupakan salah satu upaya untuk mendeteksi awal gizi buruk. Sejak tahun 2001 kegiatan posyandu direvitalisasi agar terjadi peningkatan  fungsi dan kinerja posyandu, sehinggas status gizi anak dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan revitalisasi posyandu dalam penurunan prevalensi balita gizi buruk sebagai upaya peningkatan kinerja posyandu.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pemilihan subyek dengan metode purposive sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam pada informanutama: ketua kader dan informan triangulasi: petugas puskesmas dan Kabid Pelayanan Medik,Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat serta Focus Group Discussion (FGD) kepada informant triangulasiibu balita. Analisa data menggunakan metode content analysis. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kegiatan pemenuhan jumlah kader sudah cukup yaitu 4-5 orang tetapi yang hadir hanya 3-4 orang/posyandu. Kader lama yang sudah dilatih banyak yang drop out dan kader baru belum dilatih.Pemberian insentif diberikan kepada semua kader tanpam memperhitungkankehadiran sehingga tidak efektif mengaktifkan kader. Pemenuhan sarana danp prasaranabelum lengkap, tidak tersedia KMS dan buku KIA, sehingga hanya digunakan fotocopy KMS buku atau kertas untuk mencatat berat badan balita. Meja I dan Meja IV belum dilaksanakan dengan baik karena kader tidak mampu melaksanakan penyuluhan. Kegiatan pembinaan danp pengawasandari petugas puskesmas bersifat insidentil, tidak ada pembinaan dan pengawasan darip pengurusPKK Kelurahan.Disimpulkan bahwa pelaksanaan revitalisasi posyandu belum berjalan dengan baik karena pelatihan kader terhenti, keterbatasan sarana dan prasarana, pembagian insentif yang tidak tepat, sertak kurangnyapembinaan dan pengawasan.

 

Severe malnutrition cases in Baubau city in 2011 increased compared to the related number in the previous year. Posyandu was one of efforts to detect early severe malnutrition. Posyandu activity had been revitalized since 2001 with the intention of improving function and performance of posyandu, and nutritional status of children could be maintained and improved. Objective of this study was to evaluate the implementation of posyandu revitalization to decrease severe malnutrition prevalence, and this was an effort of improving posyandu performance. This was a descriptive-qualitative study with case study approach. Data were collected through in- depth interview to the main informant namely head of cadres. Triangulation informants were puskesmas workers, head of medical service unit, head of family health and community nutrition unit. Focus group discussion was conducted to the mothers of under-five children. Content analysis was applied in the data analysis. Results of the study showed that the number of cadres listed for each posyandu was enough, 4-5 cadres. However, the number of cadres who attended in each posyandu was only 3-4 cadres. Many of old cadres who had been trained did not participate again in posyandu activities (drop out); new cadres had not received training. Incentives were given to all cadres without considering the number of attendance in the posyandu activities; this was not an effective way to activate cadres. Facilities were still inadequate; KMS and KIA book were not provided. Therefore only copy of KMS was used, and a book was used to record the body weight of under-five children. Activities in table 1 and IV were not properly performed due to lack of skilled cadres in giving health education. Supervision activities by puskesmas workers were not done periodically (incidental), and no supervision and assistance from village PKK were done. In conclusion, the implementation of posyandu revitalization was inadequate due to no training for cadres, facility limitation, unfair incentive distribution, and inadequate assistance and supervision.

Fulltext View|Download
Keywords: revitalization; posyandu; severe malnutrition

Article Metrics:

  1. Departemen Kesehatan RI, Analisis Situasi Gizi di Kesehatan Masyarakat Tahun 2004.2004, Jakarta: Departemen Kesehatan RI
  2. Departemen Kesehatan RI, Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. 2010, Jakarta:Departemen Kesehatan, RI
  3. Kementerian Kesehatan Baubau., Profil Kesehatan Kota Baubau Tahun 2010. 2011, Baubau: Kementerian Kesehatan Kota Baubau
  4. Departemen Kesehatan RI, Buku Panduan Pengelolaan Program Perbaikan Gizi Kabupaten/Kota. 2000, Jakarta: Departemen
  5. Kesehatan RI
  6. Departemen Dalam Negeri RI, Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu. 2001, Jakarta: Departemen Dalama Negeri RI
  7. Muninjaya, G.A.A., Manajemen Kesehatan, ed. E. 2. 2004, Jakarta: EGC
  8. Ferizal Y, Mubasysyir H, Proses Pelaksanaan Manajemen Pelayanan
  9. Posyandu Terhadap Intensitas Posyandu (Analisis Data Sakerti 2000). Manajemen Pelayanan kesehatan, 2007
  10. Depkes Kesehatan RI, Pedoman Umum Pelaksanaan Posyandu. 2006, Jakarta: Departemen Kesehatan RI
  11. Departemen Kesehatan RI, Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. 2006, Jakarta: Departemen Kesehatan RI
  12. Dharma, S., Manajemen Kinerja (Falsafah, Teori dan Penerapannya). 2005, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  13. Ridwan, Dewi M, Mubasysyir H, Revitalisasi Posyandu PengaruhnyaTerhadap Kinerja Posyandu di KabupatenTenggamus. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 2007
  14. Syafey M, Luthfan L, Mubasysyir H, Pemberdayaan Kader dalam Revitalisasi Posyandu di Kabupaten Batang Hari. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 2008
  15. Sutanto, JC, Modul Manajemen Gizi Buruk. 2005, Semarang: Pelatihan TOT Fasilitator PKD Bagi Fasilitator Gizi di Kabupaten
  16. Winarno, B., Kebijakan Publik Teori dan Proses. 2008, Yogyakarta: Media Pressindo
  17. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, Sistem Kewaspadaan Dini Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah. 2009, Semarang:Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
  18. Irawati, Penelitian Kajian Revitalisasi Posyandu Pada Masyarakat Nelayan dan Petani di Propinsi Jawa Barat. 2001, Jakarta: Puslitbang Gizi dan Makanan Depkes RI

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-16 10:25:40

No citation recorded.