skip to main content

Hubungan Karakteristik Keluarga Kurang Mampu dengan Kejadian Stunting pada Balita di Kota Semarang

*Santi Mutiara Purnama Asri  -  Brilliant Music School, Jakarta Utara, Indonesia
M. Zen Rahfiludin  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Indonesia
Martini Martini  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Klasifikasi sebuah keluarga dikatakan miskin dinilai oleh beberapa indikator, yaitu kemampuan keluarga memperoleh kepemilikan pakaian (sandang), mendapatkan pangan, kondisi tempat tinggal (papan) yang layak, terjangkaunya akses pendidikan dan kesehatan, pendapatan, serta kepemilikan aset.1 Stunting pada anak merupakan salah satu indikator jangka panjang dari gizi kurang yang merupakan dampak dari kegagalan pertumbuhan di masa lalu yang akan menghambat perkembangan anak di masa mendatang.2 Penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan antara karakteristik keluarga kurang mampu terhadap kejadian stunting pada balita di Kota Semarang.Penelitian ini menggunakan desain case control dengan teknik purposive sampling. Subyek penelitian yaitu 91 balita stunting (kasus) dan 91 balita normal (kontrol). Variabel yang diukur yaitu pola asuh orang tua, pendidikan ibu, pendidikan ayah, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan gizi ibu.Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh orang tua (p-value<0,0001, OR = 12,632, dan 95%CI = 16,268 - 25,498) , pengetahuan gizi ibu (p-value<0,0001, OR = 9,273, dan 95%CI = 4,728 - 18187) , pendidikan ibu (p-value=0,002, OR = 2,857, dan 95%CI = 1,509 - 5,410), pendidikan ayah (p-value=0,006, OR = 2,842, dan 95%CI = 1,389 - 5,813 dan pendapatan keluarga (p-value=0,037, OR = 2,738, dan 95%CI = 1,131 - 6,629) dengan kejadian stunting di Kota Semarang.

Fulltext View|Download
Keywords: stunting, balita, pola asuh orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, pengetahuan gizi ibu

Article Metrics:

  1. Bappeda Kota Semarang. Laporan Kepala Bappeda Kota Semarang Pada Acara Sosialisasi Hasil Sementara dan Pencanangan Uji Publik Kegiatan Verifikasi dan Identifikasi Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2015. diakses dari http:simgakin.semarangkota.go.id. 2016
  2. Welasasih, B. dan Wirjatmadi, R. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita Stunting. Journal Public Health. 2012; Volume 8; No.3
  3. Maryam, S. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika; 2016
  4. Mahayu, P. Buku Lengkap Perawatan Bayi dan Balita. Yogyakarta: Saufa; 2016
  5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2011; K E P M E N K E S / 1995/MENKES/SK/XII/2010
  6. Rusilanti, Dahlia M, Yulianti Y. Gizi dan Kesehatan Anak Prasekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya; 2015
  7. UNICEF. Childinfo: Monitoring the Situation of Children and Women, diakses dari : http://www.childinfo.org/breastfeeding.html. tanggal 11 januari 2013
  8. Izwardy, D. Mewujudkan Kemandirian Keluarga Dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Untuk Mencegah Stunting. Seminar Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018
  9. Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Garis Kemiskinan di Kota Semarang Tahun 2012-2015. diakses dari : https://semarangkota.bps.go.id/garis-kemiskinan-di-kota-semarang-2012--2015.html
  10. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013
  11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. diakses dari : h t t p : / / w w w . d e p k e s .go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2017
  12. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Data Penentuan Status Gizi Kota Semarang. Semarang: Dinkes Kota Semarang; 2012
  13. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Hasil Pelaksanaan Bulan Penimbangan Balita (BPB) Kota Semarang Tahun 2017. Semarang: Dinkes Kota Semarang; 2017
  14. Kullu, V, Yasnani, Lestari H. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. April 2018; Volume 3; No.2. ISSN 2502-731X
  15. Syabandini, I, Pradigdo S, Suyatno, dan Pangestuti D. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Daerah Nelayan (Studi Ccase-Control di Kampung Tambak Lorok, Kecamatan Tanjung Mas, Kota Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat. Januari 2018; Volume 6; No.1. ISSN : 2356-3346. diakses melalui : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
  16. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. 2014; PERMENKES/3/MENKES/SK/II/2014
  17. Hutagalung, H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita (12-59 Bulan) Di Desa Bojonggede Kabupaten Bogor Tahun 2012 (Skripsi). Depok: Universitas Indonesia; 2012
  18. Ni’mah C, Muniroh L. Hubungan Tingkat
  19. Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting pada Balita Keluarga Miskin. Media Gizi Indonesia. 2015; vol.10; no.1; 7
  20. World Health Organization. Nutrition: complementary feeding. 2011. diakses dari : http://www.who.who.int/nutrition/topics/complementary_feeding/en/index.html
  21. Renyoet B, Hadju V, Rochimiwati S. Hubungan Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting Anak Usia 6 – 23 Bulan Di Wilayah Pesisir Kecamatan Tallo Kota Makasar Tahun 2012. diakses dari : http://repository.unhas.ac.id. 26 April 2015
  22. Wijogowati, C. Kejadian Stunting Pada Anak Berumur Pada Anak Berumur Di Bawah Lima Tahun (0-59 Bulan) Di Provinsi Papua Barat Tahun 2010 (Skripsi). Depok: Universitas Indonesia; 2010
  23. Akombi, B. J., Agho, K. E., Hall, J. J., Merom, D., Astell-Burt, T., dan Renzaho, A. M. Stunting and Severe Stunting Among Childrewn Under-5 Years in Nigeria:A Multilevel Analysis. BMC Pediatrics. 2017; vol 17; no.1; 1- 16
  24. Basri A, Sudargo T, dan Susilo J. Hubungan sosial ekonomi, pola asuh, pola makan dengan stunting pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia; September 2013; vol 1; no.3; 121-130
  25. Nauw, F, Punuh M, Malonda N. Hubungan Antara Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Pulau Mantehage Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Publikasi. Manado: Universitas Sam Ratulangi; 2016
  26. Santoso, S dan Ranti, A. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Kanisius;1999
  27. Anindita, P. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein&Zinc Dengan Stunting (Pendek) Pada Balita Usia 6-35 Bulan Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat; 2012; vol 1; no.2; 617-626
  28. Dayat. Pendapatan per Kapita dan Kesempatan Kerja. diakses dari : http://edukasi.net/index.php
  29. Candra, A, Subagio, H dan Margawati, A. Determinan Kejadian Stunting Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kota Semarang. Jurnal Gizi Indonesia; Juni 2016; vol 4; no.2;82-88. ISSN:1858-4942
  30. Suhardjo. Sosio Budaya Gizi. Bogor: IPB PAU Pangan dan Gizi; 1989
  31. Sediaoetama, A. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat; 2008
  32. Hapsari, W. Hubungan Pendapatan Keluarga, Pengetahuan Ibu Tentang Gizi, Tinggi Badan Orang Tua, Dan Tingkat Pendidikan Ayah Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Umur 12-59 Bulan (Skripsi). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2018

Last update:

  1. TINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN POLA ASUH GIZI HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN

    Ahmad Ari Shodikin, Mutalazimah Mutalazimah, Muwakhidah Muwakhidah, Nur Lathifah Mardiyati. Journal of Nutrition College, 12 (1), 2023. doi: 10.14710/jnc.v12i1.35322

Last update: 2024-04-24 03:41:03

No citation recorded.