skip to main content

Perbedaan Komunikasi Terapeutik Perawat Di Ruang Rawat Inap RS Pemerintah Dan RS Swasta

*Nova Fitria  -  RSUD Cut Meutia, Indonesia
Zahroh Shaluhiyah  -  Magister Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2018 JURNAL PROMOSI KESEHATAN INDONESIA

Citation Format:
Abstract

Dengan adanya kesetaraan peran rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia, maka setiap rumah sakit harus memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas. Perawat merupakan bagian dari SDM Rumah Sakit yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap kualitas pelayanan. Pelaksanaan asuhan keperawatan yang baik tidak dapat dipisahkan dari peran komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat yang juga merupakan salah satu upaya peningkatan pelayanan kepada pasien. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat di RS Pemerintah dan di RS Swasta, dimana pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat di RS swasta lebih baik. Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat di RS Pemerintah dan di RS Swasta adalah sama, yaitu variabel kepuasan kerja, motivasi kerja, iklim kerja, dukungan teman kerja dan dukungan kepala ruang. Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan perawat di RS Pemerintah dalam melaksanakan komunikasi terapeutik adalah motivasi kerja (OR 36,866); sedangkan di RS Swasta adalah dukungan kepala ruang (OR 28,598). Perbedaan yang bermakna antara RS Pemerintah dengan RS Swasta nampak pada variabel: umur, masa kerja, sikap, kepuasan kerja, motivasi kerja, iklim kerja, dukungan teman kerja, dukungan kepala ruang, dan pelaksanaan komunikasi terapeutik itu sendiri.

Quality role of government hospitals and private hospitals in improving the quality of health services in Indonesia, causing every hospital should provide a good service and quality. Nurses are part of hospital human resource that considerable influence on the quality of service, and the implementation of good nursing care can not be separated from therapeutic communication. the optimal implementation of therapeutic communication by nurse is one of the efforts to improve services to the patients. The type of this research was quantitative with cross-sectional study.The results showed a significant differences in the implementation of nurses therapeutic communication between public hospitals and private hospitals, where the implementation of nurses therapeutic communication in private hospital are better. Associated factors significantly with the implementation of nurses therapeutic communication in public hospitals and in private hospitals are the same, the variables are job satisfaction, work motivation, work climate, coworkers support and head of ward support. The most dominant factor that affects the compliance of nurses in government hospitals in implementing therapeutic communication is work motivation (OR 36.866), while in private hospitals is head of ward support (OR 28.598). Significant differences between the government hospitals and private hospitals appears on variables: age, period of work, attitude, job satisfaction, work motivation, work climate, coworker support, head of ward support, and the implementation of therapeutic communication itself.

Fulltext View|Download
Keywords: Implementation; Therapeutic Communication; Government-Private Hospital

Article Metrics:

  1. Redaksi. 2011. Undang-Undang Kesehatan (UU RI No.36 Th. 2009). Penerbit Sinar Grafika. Jakarta
  2. DepKes. 2009. Sistem Kesehatan Nasional: Bentuk dan Cara Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan. Depkes RI. Jakarta, 2009. Dalam http://www.depkes.go.id/downloads/SKN%20final.pdf (diakses tanggal 03 Februari 2013)
  3. Azwar, A. 1994. Program menjaga mutu pelayanan kesehatan. IDI. Jakarta
  4. DepKes. 2010. Langkah Rumah Sakit mencapai pelayanan standar internasional. Depkes RI: Humas Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. Dalam http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=197:langkah-rumah-sakit-mencapai-pelayanan-standar-internasional (diakses tanggal 20 Maret 2013)
  5. Aditama, T.Y. 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Universitas Indonesia. Jakarta
  6. Royani. 2010. Hubungan Sistem Penghargaan Dengan Kinerja Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Daerah Cilegon Banten. (Tesis)
  7. Abraham & Shanley. 1997. Psikologi Sosial Untuk Perawat. EGC. Jakarta
  8. Machfoedz, M. 2009. Komunikasi keperawatan: Komunikasi Terapeutik. Penerbit Ganbika. Yogyakarta
  9. Suryani. 2006. Komunikasi Terapeutik: Teori & Praktik. EGC. Jakarta
  10. Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan: Aplikasi dalam pelayanan. Graha Ilmu. Yogyakarta
  11. Nugroho, H. A & Aryati, S. 2009. Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Islam Kendal. FIKKes UNIMUS: Jurnal Keperawatan UNIMUS, Volume 2, Nomor 2. Edisi Maret 2009: 36-41. UNIMUS. Semarang
  12. Lupiyoadi, R & Hamdani, A. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat. Jakarta
  13. Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
  14. Davis, K. & Newstorm, J. W. 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Terjemahan Agus Darma Jilid I. Penerbit Erlangga. Jakarta
  15. Gibson, I. & Donelly Jr. 1996. Organisasi: Perilaku Struktur Proses. Terjemahan Nunuk Ardriani Jilid I. Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta
  16. Suyanto. 2009. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit. Mitra Cendikia Press. Yogyakarta
  17. Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi 10th. Edisi Indonesia. Penerbit ANDI. Yogyakarta
  18. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta
  19. Lawrence W. Green & Marshall W. Kreuter. 2000. Health Promotion Planning: an Educational and Environmental Approach Second Edition. Mayfield Publishing Company. California
  20. Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan: Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
  21. Glanz, K, Lewis. M. F. & Rimer. K. B. 1996. Health Behaviour and Health Education: Theory, Research, and Practice. Jossey-Bass A Willey Company. San Fransisco
  22. Jalaluddin, R. 2012. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
  23. Budioro, B. 1998. Pengantar Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Semarang
  24. Utomo, D. P. 2009. Hubungan Stres Kerja Dengan Adaptasi Pada Perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pandan Arang Boyolali. (Skripsi). Dalam: http://etd.eprints.ums.ac.id/4395/1/J220060047.pdf. (diakses tanggal 12 Februari 2014)
  25. Winkel, W.S. 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Gramedia. Jakarta

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-23 20:32:03

No citation recorded.