skip to main content

‘HUKUM YANG HIDUP’ DALAM RANCANGAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP): ANTARA AKOMODASI DAN NEGASI

*Tody Sasmitha Jiwa Utama  -  Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2020 Masalah-Masalah Hukum under http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0.

Citation Format:
Abstract
Rancangan KUHP yang baru mempromosikan ‘hukum yang hidup’ (hukum adat) sebagai dasar pemidanaan sekaligus memperluas pemaknaan atas asas legalitas. Insiasi ini juga menunjukkan upaya negara untuk melakukan inkorporasi hukum non-negara kedalam sistem hukum negara. Artikel ini bertujuan untuk mendiskusikan dua hal. Pertama, bagaimana hukum yang hidup dikonstruksikan dalam RUU KUHP dan apa orientasi pengaturannya. Kedua, apa saja implikasi yang dihasilkan dari orientasi tersebut. Dengan menggunakan pluralisme hukum sebagai instrumen analisis, artikel berargumen bahwa akomodasi tersebut adalah sebuah rekonstruksi yang parsial. RUU KUHP hanya menggunakan ‘hukum yang hidup’ untuk menjatuhkan pidana tetapi mengabaikan ‘hukum yang hidup’ sebagai dasar mengurangi pidana atau membebaskan seseorang dari pidana. Konstruksi ini berisiko menimbulkan kesewenang-wenangan negara dan melahirkan dualitas hukum adat.
Fulltext View|Download
Keywords: Hukum yang Hidup; Hukum Adat; Pluralisme Hukum; RUU Hukum Pidana; Legalitas Materiil
Funding: Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Article Metrics:

  1. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara. (2015). Pernyataan AMAN dalam Memperingati 2 tahun Putusan MK No. 35/PUU-IX/2012: Hentikan Segera Kriminalisasi Masyarakat Adat. Retrieved September 18, 2019, from Http://www.aman.or.id website:
  2. Amalia, N., Mukhlis, & Yusrizal. (2018). Adat Court Judge: Tradition and Practice of Dispute Resolution Between Societies in Aceh. Journal of Law, Policy and Globalization, 77, 11
  3. Badan Pembinaan Hukum Nasional. (2015). Draft Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Retrieved from https://www.bphn.go.id/data/documents/naskah_akademik_tentang_kuhp_dengan_lampiran.pdf
  4. Benda-Beckmann, F. von, & Benda-Beckmann, K. von. (2009). The Social Life of Living Law in Indonesia. In Living Law: Reconsidering Eugen Ehrlich. https://doi.org/10.5040/9781472564603
  5. Benda-Beckmann, F. von, & Benda-Beckmann, K. von. (2011). Myths and stereotypes about adat law: A reassessment of Van Vollenhoven in the light of current struggles over adat law in Indonesia. Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde, 167(2/3), 167–195
  6. Bowen, J. R. (2003). Islam, Law, and Equality in Indonesia: An Anthropology of Public Reasoning. New York: Cambridge University Press
  7. Bräuchler, B. (2010). The Revival Dilemma: Reflections on Human Rights, Self-Determination and Legal Pluralism in Eastern Indonesia. The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, 42(62), 1–42. https://doi.org/10.1080/07329113.2010.10756648
  8. de Sousa Santos, B. (1987). Law: A Map of Misreading. Toward a Postmodern Conception of Law. Journal of Law and Society, 14(3), 279. https://doi.org/10.2307/1410186
  9. Diala, A. C. (2017). The concept of living customary law: A critique. The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, 49(2), 143–165. https://doi.org/10.1080/07329113.2017.1331301
  10. Djalin, U. W. M. (2007). Colonial Knowledge and The Native Scholar: Supomo, Adat Land Rights and Agrarian Reorganization in Surakarta 1900-1920s. Graduate School of Cornell University
  11. Fitzpatrick, D. (2007). Land, custom, and the state in post-Suharto Indonesia: A foreign lawyer’s Perspective. In The Revival of Tradition in Indonesian Politics (pp. 150–168). Routledge
  12. Griffiths, J. (1986). What is Legal Pluralism?: The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law: Vol 18, No 24. Journal of Legal Pluralism & Unofficial Law, 24. Retrieved from https://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/07329113.1986.10756387?needAccess=true
  13. Gunarto, M. P. (2018). Asas Legalitas, Kriminalisasi, Pemidanaan dalam R-KUHP Serta Dampaknya Terhadap Hukum Pidana Nasional. Presented at the Seminar & Lokakarya Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (R-KUHP) “Mewujudkan Pembaharuan Hukum Pidana Melalui R-KUHP yang Berkeadilan, Demokratis dan Responsif Pada Perkembangan Tindak Pidana,” Jakarta
  14. Hiariej, E. O. (2016). Prinsip-prinsip hukum pidana. Cahaya Atma Pustaka
  15. Hoekema, A. J. (2011). Recognizing Non-State Justice, but Also Making it Unrecognizable. SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.2012284
  16. Irianto, S. (2003). Perempuan di Antara Berbagai Pilihan Hukum. Yayasan Pustaka Obor Indonesia
  17. Lev, D. S. (1973). Judicial Unification in Post-Colonial Indonesia. Indonesia, (16), 1–37. https://doi.org/10.2307/3350645
  18. Nawawi, B. (2015). Pembaharuan Hukum Pidana Dalam Konteks RUU KUHP. Presented at the Pelatihan Hukum Pidana dan Kriminologi, Yogyakarta
  19. Sembiring, M. (2008). Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang... (Universitas Sumatera Utara). Retrieved from http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/5166
  20. Ubink, J. M., Hoekema, A. J., & Assies, W. J. (Eds.). (2009). Legalising Land Rights: Local Practices, State Responses and Tenure Security in Africa, Asia and Latin America. https://doi.org/10.5117/9789087280567
  21. Utama, T. S. J., & Aristya, S. D. F. (2015). Kajian tentang Relevansi peradilan Adat terhadap Sistem Peradilan Perdata Indonesia. Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 27(1), 57. https://doi.org/10.22146/jmh.15910
  22. Wiratraman, H. P. (2013). Laporan Akhir Tim Pengkajian Hukum Tentang Peluang Peradilan Adat dalam Menyelesaikan Sengketa Antara Masyarakat Hukum Adat dengan Pihak Luar. Retrieved from Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional – BPHN, Kementerian Hukum dan HAM website: https://www.bphn.go.id/data/documents/laphir.pdf
  23. Witteveen, W. J. (2003). Law’s Beginning. In F. J. M. Feldbrugge (Ed.), The Law’s Beginning. Leiden: Brill Academic Publishers

Last update:

  1. Living Law Dalam KUHP: Suatu Gagasan Menginventarisasi Kompilasi Hukum Adat

    Daffa Ladro Kusworo, Maghfira Nur Khaliza Fauzi . Jurist-Diction, 7 (3), 2024. doi: 10.20473/jd.v7i3.56266
  2. Between adat law and living law: an illusion of customary law incorporation into Indonesia penal system

    Tody Sasmitha Jiwa Utama. The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, 53 (2), 2021. doi: 10.1080/07329113.2021.1945222
  3. Implikasi Pelunakan Pengaturan Asas Legalitas dalam KUHPN Terhadap Konsep ‘Hukum Yang Hidup Dalam Masyarakat’

    Edwing Gregorio, Dewi Adi Kusumastuti, I Gusti Komang Wijaya Kesuma. Jurist-Diction, 7 (2), 2024. doi: 10.20473/jd.v7i2.56124
  4. Indonesian Criminal Code, Living Law and Control in Law Enforcement in Indonesia

    Sophian Yahya Selajar, Aroma Elmina Martha. SASI, 29 (4), 2023. doi: 10.47268/sasi.v29i4.1697
  5. Analisis Yuridis Penerapan Konsep Asas Lex Specialis Sytematis Dalam Tindak Pidana Perpajakan

    Miftahul Jannah. Journal of Contemporary Law Studies, 2 (2), 2024. doi: 10.47134/lawstudies.v2i2.2291
  6. Analisis Pengaturan Living Law dalam RUU KUHP yang Dituangkan pada Peraturan Daerah Ditinjau Berdasarkan Konstitusi

    Aisha Nurul Fadilla, Defa An Nuur Kusumajakti, Rangga Maulana Fauzi. Jurist-Diction, 7 (2), 2024. doi: 10.20473/jd.v7i2.56121

Last update: 2025-06-25 16:47:15

No citation recorded.