PILIHAN TANPA PILIHAN: KOLOM KOSONG DAN PERLINDUNGAN HAM DALAM PEMILUKADA CALON TUNGGAL

St Hartina, Hernadi Affandi
DOI: 10.14710/mmh.53.1.2024.67-77
Copyright (c) 2024 Masalah-Masalah Hukum License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0

Abstract

Blank columns on ballots were once thought to allow local elections when the minimum candidate criterion was not reached. However, giving this blank column voting rights has presented significant issues for municipal governments. This normative study examines the effects of municipal election blank column choices. The study shows that the blank column competes in elections without two candidate pairs. A blank column should not be used to complete voting rights for a single candidate pair. To avoid single-candidate circumstances, the government should find alternatives. The fact that a blank column, a non-person entity, might win an election raises questions about appointed officials’ local government management.


Full Text: PDF

Keywords

Blank Column; Local Elections; Voting Rights; Single-Candidate Elections; Election Law.

References

Affandi, H. (2017). Persamaan Kedudukan di Depan Hukum dan Pemerintahan: Konsepsi dan Implementasi. Bandung: Mujahid Press.

Arinanto, S. (2019). Dimensi-Dimensi HAM: Pengurai Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Jakarta: Rajawali Press.

Asshiddiqie, J. (2000). Demokrasi dan Nomokrasi: Prasyarat Menuju Indonesia Baru, Kapita Selekta Teori Hukum. Jakarta: FH UI.

———. (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: Konstitusi Press.

Astomo, P. (2014). Hukum Tata Negara. Yogyakarta: Thafa Media.

Beckman, L. (2009). The Frontiers of Democracy: The Right to Vote and Its Limits. Palgrave Macmillan UK.

Cerdas, F. A., & Affandi, H. (2019). Jaminan perlindungan hak pilih dan kewajiban negara melindungi hak pilih warga negara dalam konstitusi (Kajian kritis pemilu serentak 2019). SASI, 25(1), 72-83. https://doi.org/10.47268/sasi.v25i1.142

Fahmi, K. (2017). Penggeseran Pembatasan Hak Pilih dalam Regulasi Pemilu dan Pilkada. Jurnal Konstitusi, 14(4), 757-77. https://doi.org/10.31078/jk1443

Firdaus, S. (2013). Paradigma Rational Choice dalam Menelaah Fenomena Golput. Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan, 1(2), 165-184. https://doi.org/10.37058/jipp.v1i2.2260

Hasibuan, L. A. (2023). Multipartai pasca amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Jurnal Tana Mana, 4(2), 149-156. https://doi.org/10.33648/jtm.v4i2.385

Hendarto, Y. (2018, July 7). Kotak Kosong Menang di Makassar, Pemilihan Diulang Tahun 2020. Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180707180100-32-312329/kotak-kosong-menang-di-makassar-pemilihan-diulang-tahun-2020

Hill, L. (2015). Does Compulsory Voting Violate a Right Not to Vote? Australian Journal of Political Science, 50(1), 61–72. https://doi.org/10.1080/10361146.2014.990418

Ibhawoh, B. (2014). Human Rights for Some: Universal Human Rights, Sexual Minorities, and the Exclusionary Impulse. International Journal: Canada’s Journal of Global Policy Analysis, 69(4), 612-622. https://doi.org/10.1177/0020702014544

Lardy, H. (2004). Is There a Right Not to Vote? Oxford Journal of Legal Studies, 2(2), 306-321. https://doi.org/10.1093/ojls/24.2.303

Mackert, J. (2018). ‘We the People’: Liberal and Organic Populism, and the Politics of Social Closure. In Populism and the Crisis of Democracy (pp. 91–108). Routledge.

Mahardika, A. G. (2018). Fenomena Kotak Kosong dalam Pilkada Serta Implikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Jurnal Adhyasta Pemilu, 1(2), 69-84. https://doi.org/10.55108/jap.v1i2.9

Natasya, I. A., Sakir, S., & Abhipraya, F. A. (2021). Kotak Kosong dalam Perspektif Hak Memilih dan Dipilih pada Pilkada Kabupaten Kebumen 2020. GOVERNMENT: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 14(2), 78–86. http://journal.unhas.ac.id/index.php/government/article/view/13885

Owen, G., & Grofman, B. (1984). To Vote or Not to Vote: The Paradox of Nonvoting. Public Choice, 42(3), 311–325. https://doi.org/10.1007/BF00124949

Patarai, M. I. (2019). Kotak Kosong Pilwali Kota Makassar (Perspektif Demokrasi, Konstitusi, Kelembagaan Politik dan Hukum). Makassar: De La Macca.

Putranti, C. (2020). Peningkatan Kolom Kosong dalam Pemilihan Kepala Daerah. Skripsi, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Rahardjo, S. (2006). Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Sabrina, D. F. (2023). Rekonstruksi Ambang Batas Pencalonan Presiden. Depok: Rajawali Pers.

Sardol, S. M. (2013). Pengaturan Hak Asasi Manusia dalam Hukum Indonesia (Human Rights Arrangement on Indonesian Law). Rechtsidee, 1(1), 85-100. https://doi.org/10.21070/jihr.v1i1.105

Sarjono, W. (2023). Esensi Demokrasi Melalui Pengaturan Calon Tunggal dalam Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia. Thesis, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sudrajat, T. (2017). Hukum Birokrasi Pemerintah Kewenangan & Jabatan. Jakarta Timur: Sinar Grafika.

Tanjung, M. A., & Saraswati, R. (2019). Calon Tunggal Pilkada Kurangi Kualitas Demokrasi. Jurnal Yudisial, 12(3), 269–285. https://doi.org/10.29123/jy.v12i3.319

Taylor, R. S. (2015). To Vote or Not to Vote: Is That the Question? Review and Expositor, 112(3), 375-389. https://doi.org/10.1177/0034637315598133

Tutik, T. T. (2010). Kontruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Usman, S. (2022). Polemik Pengangkatan Penjabat Kepala Daerah (Studi Kasus Pengajuan Penjabat Sementara Kepala Daerah Kabupaten Pulau Morotai). Jurnal Sains dan Humaiora, 2(1), 63-73. https://doi.org/10.52046/jssh.v2i2.1144

Yani, A. (2021). Kajian Yuridis Kemenangan Kotak Kosong Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah di Indonesia. Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan, 3(1), 14-25. https://doi.org/10.32502/khk.v3i1.4524

Zubaidi, K., & Achmad. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.