skip to main content

Motif Politik dalam Kelahiran dan Pembentukan Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia

Open Access Copyright (c) 2020 Politika: Jurnal Ilmu Politik under https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract

Tulisan ini mengkaji motif politikdalam kasuskelahiran dan pembentukan Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi). Kemunculannya dinilai oleh tiga motif politik: motif insentif material, insentif solidaritas, dan insentif idealisme.Sementara pembentukan diukur oleh struktur kesempatan politik, mobilisasi, dan framing. Secara metodologis, ini adalah penelitian kualitatif dengan menerapkan dua teknik pengumpulan data, yakni wawancara mendalam dan dokumenter. Temuan penulis menunjukkan bahwa di antara tiga motif, insentif solidaritas dapat dibuktikan sebagai faktor penentu yang mempengaruhi munculnya Garbi. Sementara itu, framing adalah struktur yang mendominasi satu dengan lainnya. Ini menunjukkan bahwa Garbi bukan hanya gerakan elit karena kekuatan solidaritas yang murni berasal dari pengikutGarbi di akar rumput. Dengan memanfaatkan strategi framing, formasi Garbi bisa mendominasi persepsi publik.

 

Fulltext View|Download
Keywords: motif politik, gerakan sosial, Garbi, solidaritas, framing
Funding: Penulis tidak menerima bantuan berupa pembiayaan untuk penelitian, kepenulisan (authorship), dan publikasi dari pihak manapun.

Article Metrics:

  1. Akmar, Z. (2019). Konflik Internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tahun 2016: Studi KAsus Konflik Fahri Hamzah dengan Pinpinan Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS. Politika: Jurnal Ilmu Politik, 10(1), 1–27
  2. Aminuddin, M. F., & Ramadlan, M. F. S. (2015). Match-All Party: Pragmatisme Politik dan Munculnya Spesies Baru Partai Politik di Indonesia Pasca Pemilu 2009. Jurnal Politik, 1(1), 39–74
  3. Beck, P. A., & J.Sorauf, F. (1992). Party Politics in America. USA: Harper Collins Publisher
  4. Budiatri, A. P., Haris, S., Romli, L., Nuryanti, S., Nurhasim, M., Darmawan, D., & Hanafi, R. I. (2017). Faksi Dan Konflik Internal Partai-Partai Politik Di Indonesia Era Reformasi. Jurnal Penelitian Politik, 14(2), 261–275
  5. Buzan, B. (1991). People, States and Fear: An Agenda for International. Security Studies in the Post-Cold War Era, 2nd Ed.(London: Harvester Wheatsheaf, 1991)
  6. Gunther, R., & Diamond, L. (2003). Species of Political Parties: A New Typology. Party Politics, 9(2), 167–199
  7. Hasan, N. (2006). Book Review: Islam Politik, Teori Gerakan Sosial, dan Pencarian Model Pengkajian Islam Baru Lintas-Disiplin. Al-Jami’ah: Journal of Islamic Studies, 44(1), 241–250
  8. Huntington, S. P., & Simamora, S. (1983). Tertib Politik di dalam Masyarakat yang sedang Berubah. CV. Rajawali
  9. Kartono, K. (2018). Pemimpin dan Kepemimpinan. Rajawali Pers
  10. Loisa, R., & Setyanto, Y. (2016). Penyingkapan Diri Melalui Internet Di Kalangan Remaja (Studi Komunikasi Antar Pribadi). Jurnal Komunikasi, 6(3), 31–43
  11. Matta, A. (2014). Gelombang Ketiga Indonesia. Jakarta: The Future Institute
  12. Muhtadi, B. (2013). Dilema PKS. Kepustakaan Populer Gramedia
  13. Munandar, A. (2011). Antara Jemaah dan Partai Politik. Unpublished Ph. D Dissertation, Universitas Indonesia–Jakarta
  14. Noor, F. (2015). Perpecahan & Solidaritas Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal Reformasi. LIPI Press
  15. Nurdin, M. A., Saputra, A. T. D., & Prayitno, A. (2019). Prahara Partai Islam: Komparasi Konflik Internal PPP dan PKS. Yayasan Pustaka Obor Indonesia
  16. Rivai, Mu. (2016). PKS Di Masa Sulit: Studi Atas Eksistensi Dan Stabilitas PKS Di Tengah Momentum Kritis Yang Mengancam Masa Depan Partai Periode 1998-2014 Muhammad Rivai, 1–33., 1–33
  17. Romli, L. (2018). Pilkada Langsung, Calon Tunggal, dan Masa Depan Demokrasi Lokal. Jurnal Penelitian Politik, 15(2), 143–160
  18. Sari, D. K. (2017). Strategi Mobilisasi Gerakan Masyarakat dalam Penutupan Industri Pengelolaan Limbah B3 di Desa Lakardowo Kabupaten Mojokerto. Jurnal Politik Indonesia, 2(1), 127–134
  19. Situmorang, A. W. (2007). Gerakan Sosial: Studi Kasus Beberapa Perlawanan. Pustaka Pelajar
  20. Surbakti, R. (1999). Formal political institutions. Indonesia: The Challenge of Change. Singapore: ISEAS
  21. Terry, G. R., & Smith, J. (1990). Prinsip-Prinsip Manajemen. Bumi Aksara
  22. Tomsa, D. (2012). What Type of Party? Southeast Asian Parties Between Clientelism and Electoralism. In Party Politics in Southeast Asia (pp. 38–57). Routledge
  23. Wahyudi. (2011). Manajemen Konflik dalam Organisasi, (Cetakan Keempat). Bandung: Alfabeta
  24. Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum, Edisi Revisi. Yogyakarta: CV. Andi Offset

Last update:

  1. The political motives of party elites and public responses in Twitter: The idea of postponing Indonesia’s 2024 election

    Dimas Subekti, Didi Rahmadi, Ridho Al-Hamdi. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 36 (2), 2023. doi: 10.20473/mkp.V36I22023.288-301
  2. Motif Politik Rencana Pemekaran Daerah Otonomi Baru di Tanah Papua

    Dafrin Muksiin, Sahrail Robo, Ahmad Rizali Pawane, Sahrul Pora. JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 6 (2), 2021. doi: 10.14710/jiip.v6i2.11817

Last update: 2024-11-05 04:29:03

No citation recorded.