skip to main content

Penentuan Tipologi Halte BRT Trans Jateng Koridor I Di Kabupaten Semarang Berdasarkan Konsep Transit Oriented Development

Penentuan Tipologi Halte BRT Trans Jateng Koridor I di Kabupaten Semarang Berdasarkan Konsep Transit Oriented Development

*Arsyad Hadi Pramono  -  Balai Diklat PU Wilayah VII Banjarmasin, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Pembangunan metropolitan di Kota Semarang menjadi pemicu tingginya fenomena urbanisasi dan urban sprawl di kawasan pinggiran, diantaranya Kabupaten Semarang. Hal itu berdampak pada permasalahan sistem transportasi yang berperan penting dalam pertumbuhan kota. Dibutuhkan pergeseran strategi yang lebih inovatif dengan penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD). Beroperasinya Bus Rapid Trans (BRT) Trans Jateng koridor I Semarang Tawang-Terminal Bawen dapat menjadi embrio bagi Provinsi Jawa Tengah dalam menerapkan konsep TOD. Halte BRT sebagai titik transit berpotensi dikembangkan berdasarkan konsep TOD sebagai upaya penataan sistem transportasi yang terintegrasi dengan kawasan disekitarnya. Terdapat 29 halte di Kabupaten Semarang di sepanjang jalan arteri Ungaran-Bawen yang menjadi objek penelitian. Tujuan penelitian ini adalah menenetukan tipologi halte BRT Trans Jateng Koridor I di Kabupaten Semarang berdasarkan konsep TOD. Penelitian ini menggunakan analisis buffering dan analisis cluster. Variabel yang digunakan adalah kepadatan permukiman dan proporsi tutupan lahan (density), jenis guna lahan dan proporsi permukiman-non permukiman (diversity), serta ketersediaan jalur pejalan kaki dan konektivitas jaringan jalan (design). Dari hasil analisis diketahui 3 tipologi TOD, yaitu 16 halte sebagai TOD kota, 8 halte sebagai TOD sub kota, dan 5 halte sebagai TOD lingkungan.
Fulltext View|Download
Keywords: Halte, Bus Rapid Trans (BRT), Transit Oriented Development (TOD)

Article Metrics:

  1. Apriani, vina. Indah dan manaf. Asnawi. (2015).”Tipologi Tingkat Urban Sprawl di Kota Semarang bagian selatan.” jurnal teknik pwk volume 4 nomor 3 2015 hal. 405-416
  2. Arif, F. N. and Manullang, O. R. (2017) Kesesuaian Tata Guna Lahan Terhadap Penerapan Konsep Transit Oriented Development (TOD) di Kota Semarang, 13(3), pp. 301–311. DOI: 10.14710/mkmi.%v.%i.1-14
  3. Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah. (2015). Profil Kegiatan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan 2015. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Jakarta
  4. Buchori, I., Manullang, O.R., Basuki, Y. (2007). Buku Ajar Metode Anakisis Perencanaan. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
  5. Calthorpe, P. (1993). The Next American Metropolis: Ecology, Community, and The American Dream. Princeton architectural press
  6. Cervero, R. (2014). Transport Infrastructure and the Environment in the Global South: Sustainable Mobility and Urbanism. Journal Of Regional And City Planning, 25(3), 174-191. doi: 10.5614/jpwk.2015.25.3.1
  7. Dittmar, H., dan G. Ohland, (2004). The New Transit Town Best Practise in Transit Oriented Development. Washington DC: Island Press
  8. Florida Department of Transportation. (2011). Transit Oriented Development Design Guidelines. Florida
  9. Natanael, H. and Basuki, Y. (2017) ‘Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) pada Titik Transit Trase Light Rail Transit (LRT) Provinsi Sumatera Selatan’, Ruang, 4(1), pp. 75–84. DOI: 10.14710/ruang.4.1.75-84
  10. Handayani, K. D. M. E. and Ariastita, P. G. (2014) ‘Keberlanjutan Transportasi di Kota Surabaya Melalui Pengembangan Kawasan Berbasis TOD (Transit Oriented Development)’, Jurnal Tataloka, 16(2), p. 108. DOI: 10.14710/tataloka.16.2.108-115
  11. Isa, M. I., & Handayeni, K. M. (2013). Keterkaitan Karakteristik Kawasan Transit berdasarkan Prinsip Transit Oriented Development (TOD) terhadap Tingkat Penggunaan Kereta Komuter Koridor Surabaya-Sidoarjo. Jurnal Teknik POMITS Vol. 2, No. 1, 1-6
  12. Institute for Transport and Development Policy. (2014). TOD Standard 2.0. New York: Despacio
  13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2017. Tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit. Jakarta
  14. Pu Hao, Richard Sliuzas, & Geertman, S. (2010). The Development and redevelopment of Urban Village in Shenzhen. Habitat International, 35 (Urban Village, Informal Settlement, Migrant Housing, Urbanization Shenzhen), 214-224
  15. Siwi, Handari P., dan Ratnasari, Anita. (2014). Analisis Lokasi Transit Pergerakan Kawasan Semarang Barat Dalam Konsep Penerapan TOD (Transit Oriented Development) Kota Semarang. Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomor I 2014. Universitas Diponegoro
  16. Tamin, O, Z. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: ITB Bandung

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-26 19:38:08

No citation recorded.