skip to main content

Sedekah bumi (kadesa) di Dusun Durenan, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang

Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Indonesia

Received: 10 Dec 2019; Published: 25 Jun 2020.
Editor(s): Yuniardi Fadilah

Citation Format:
Abstract

Sedekah bumi merupakan suatu tradisi yang dilakukan untuk mensyukuri hasil bumi. Allah telah menyediakan sumber daya alam, setelah kita berusaha mengolah dan menerima hasilnya maka kita harus bersyukur. Sedekah bumi yang dilestarikan di Dusun Durenan, Desa Wonorejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang ini biasa disebut dengan istilah Kadesa (sedekah desa). Kadesa dilakukan setiap tahun setelah memanen hasil bumi kedua. Kadesa dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah berjasa membuka lahan untuk rumah dan pertanian. Kadesa juga dianggap sebagai media untuk berkumpul, berembuk memperkuat solidaritas kepada sesama. Penelitian ini menggunakan metode kajian lapangan (field research), yaitu berupa metode wawancara, dokumentasi dan observasi (pengamatan). Metode ini untuk menemukan informasi yang berhubungan dengan tradisi Kadesa. Peneliti menyusun data dengan menggunakan metode kualitatif.

Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Abdullah, I. (2006). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  2. Chodjim, A. (2011). Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga. Google Books, 12
  3. IKAPI, A. (2003). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gajah Mada University
  4. IKAPI, A. S. (2014). Membaca Rupa Wajah Kebudayaan. Yogyakarta: PT Kanisius
  5. Jatman, D. (1993). Sekitar Masalah Kebudayaan. Bandung: Alumni
  6. Juliardi, B. (2006). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: Alfabeta
  7. Juwanto. 42 Tahun. Narasumber merupakan Kepala Dusun Durenan. Wawancara pada tanggal 15 September 2019. 15.35 WIB
  8. Koentjaraningrat. (2002). Kebudayaan Mentalitas Dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  9. Kusnan. 68 Tahun. Narasumber merupakan Modin Dusun Durenan. Wawancara dilakukan pada tanggal 16 September 2019. 10.21 WIB
  10. Kusmiati. 42 Tahun. Narasumber merupakan warga Dusun Durenan. Wawancara pada tanggal 29 September 2019. 16.40 WIB
  11. Kusumohamidjojo, B. (2000). KEBHINEKAAN MASYARAKAT DI INDONESIA Suatu Problematik Filsafat Kebudayaan. Jakarta: PT Grasindo
  12. Maksum, M. (2015). Tradisi Gugur gunung Masyarakat Pedesaan (Studi Kasus Lunturnya Tradisi Gugur gunung di Desa Mundusewu, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang). Trisula, 1(1), 17-17
  13. Masruri, M. (2013). Kosmologi Danyang masyaraKat Desa seKoto Dalam ritual Bersih Desa. Jurnal Penelitian, 7(2)
  14. Pratoyo. (2013). MERTI DESA DALAM PERUBAHAN JAMAN. Journal of Educational Social Studies, 38
  15. Riyanto, G. (2018). Asal-Usul Kebudayaan. Malang: Beranda
  16. Sujamto. (1997). Refleksi Budaya Jawa. Semarang: Dahara prize
  17. Sumarto. (2018). Budaya, Pemahaman dan Penerapannya. Jurnal Literasiologi, 1(2), 16-16
  18. Supriyadi. 45 Tahun. Narasumber merupakan warga Dusun Durenan. Wawancara pada tanggal 21 September 2019
  19. Sutrisno, M. (2005). Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: PT Kanisius
  20. Suwar. 74 Tahun. Narasumber merupakan sesepuh di Dusun Durenan. Wawancara pada tanggal 23 September 2019. 16.05 WIB

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-05-18 18:55:23

No citation recorded.