skip to main content

PERFORMA BIOLOGIS TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) YANG DIBUDIDAYAKAN DENGAN KEPADATAN BERBEDA MENGGUNAKAN SISTIM LONGLINE (The Biological Performance Of Pearl Oysters (Pinctada Maxima) Which Are Cultured In Different Densities Uses A Longline System)

*Sri Hastuti Hastuti  -  Deparemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Subandiyono Subandiyono  -  Deparemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Seto Windarto  -  Deparemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Ristiawan Agung Nugroho  -  Deparemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Kerang mutiara (Pinctada maxima) merupakan salah satu sumberdaya laut yang memiliki prospek untuk dikembangkan, bernilai ekonomis yaitu menghasilkan butiran mutiara yang bernilai jual tinggi.  Budidaya tiram mutiara pada tahap pendederan merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam usaha produksi mutiara.  Pada saat ini benih hasil pendederan banyak dibutuhkan perusahaan mutiara untuk meningkatkan target produksi mutiaranya.  Rendahnya angka kelangsungan hidup tiram yang disebabkan oleh kepadatan tebar dalam satu pocket net merupakan permasalahan yang perlu dipecahkan.  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kepadatan optimum dalam pemeliharaan kerang mutiara.  Penelitian dilakukan di perairan Sekotong, Lombok Barat.  Penelitian ini dirancang dengan model rancangan acak lengkap (RAL).  Variabel bebas yang diterapkan adalah kepadatan spat tiram mutiara (P. Maxima), yaitu 50, 100 dan 150 individu pocket-1.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepadatan kerang mutiara (P. Maxima) dalam sistim pemeliharaan longline berpengaruh terhadap performa pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Kepadatan optimum kerang mutiara dalam 1 pocket net berada pada kisaran 89 hingga 124  individu per pocket net.  

 

Pearl oyster (Pinctada maxima) is one of the marine resources that has the prospect of being developed, has high economic value, and produces pearls of pearls that have high selling value.   Nursery pearl oysters is one of a series of activities in the business of pearl production.  Harvest from the nursery are needed by pearl companies to increase their pearl production target at this time.  The low survival rate of oysters caused by shell density in the longline nursery method is a problem that needs to be solved. This research was conducted with the aim to analyze optimum density in the cultivation of oysters.  The research was conducted in Sekotong waters, West Lombok, Indonesia. This study was designed with a completely randomized design model (CRD).  The independent variables applied were the density of pearl oyster spat (P. Maxima), namely 50, 100 and 150 individual pocket-1.  The results showed that the density of pearl oysters (P. Maxima) in the longline system affected growth and survival performance. The optimum density of pearl oysters in 1 pocket net is in the range of 89 to 124 individuals pocket net-1.  The maximum density that is still capable of supporting its life is 135 individuals pocket net-1

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Results
PERFORMA BIOLOGIS TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) YANG DIBUDIDAYAKAN DENGAN KEPADATAN BERBEDA MENGGUNAKAN SISTIM LONGLINE
Subject Pinctada maxima, kepadatan, pertumbuhan, sistim longline
Type Research Results
  Download (45KB)    Indexing metadata
 Research Instrument
PERFORMA BIOLOGIS TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) YANG DIBUDIDAYAKAN DENGAN KEPADATAN BERBEDA MENGGUNAKAN SISTIM LONGLINE
Subject Pinctada maxima, kepadatan, pertumbuhan, sistim longline
Type Research Instrument
  Download (481KB)    Indexing metadata
Keywords: Pinctada maxima; kepadatan; pertumbuhan; sistim longline

Article Metrics:

  1. Deng, Y., S. Fu, F. Liang and S. Xie. 2013. Effects of stocking density, diet, and water exchange on growth and survival of pearl oyster Pinctada maxima lavae. Aquaculture International. 21(6):1185-1194. DOI: https://doi.org/10.1007/s10499-013-9622-0
  2. Effendi, M.I. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. 161 hal
  3. Fathurrahman dan Aunurohim. 2014. Kajian Komposisi Fitoplankton dan Hubungannya dengan Lokasi Budidaya Kerang Mutiara (Pinctada Maxima) di Perairan Sekotong, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Teknik Pomits., 2(3): 93-98. DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.7022
  4. Hao, R., Z. Wang, C. Yang, Y. Deng, Z. Zheng, Q. Wang, X. Du, 2018. Metabolomic responses of juvenile pearl osyter Pinctada maxima to different growth performance. Aquaculture. 491: 258-265
  5. Joyce A., Vogeler S.2018. Molluscan bivalve settlement and metamorphosis: Neuroendocrine inducers and morphogenetic responses (review). Aquaculture 487:64–82
  6. Laksana. A., D.L., Wildan dan Sarifin. 2011. Budidaya Tiram Mutiara (Pinctada maxima) Teknik Pembenihan, Pendederan dan Inersi. Balai Budidaya Laut Lombok
  7. Sahami F. M., Baruadi A. S. R., Hamzah S. N., 2017 Phytoplankton abundance as a preliminary study on pearl oyster potential culture development in the North Gorontalo water, Indonesia. AACL Bioflux 10(6):1506-1513
  8. Subandiyono dan S. Hastuti. 2014. Beronang Serta Prospek Budidaya Laut di Indonesia. UPT Undip Press, Semarang
  9. Sudewi., A. I. Supii dan I. Rusdi. 2010. Pendederan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) dengan Perbedaan Ukuran Tebar Awal. Dalam: Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Bali, hlm 325-330
  10. Supii, A. I. dan I. W. Arthana. 2008. Studi Kualitas Perairan Pada Kegiatan Budidaya Tiram Mutiara (Pinctada Maxima) di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Ecotrophic., 4 (1): 1-7
  11. Suyad., R. S. Patadjai dan Yusnaini. 2013. Pengaruh Kedalaman Kolektor yang Berbeda Terhadap
  12. Kepadatan dan Pertumbuhan Spat Kerang Mabe (Pteria penguin) dengan Metode Vertikolektor di Perairan Palabusa Kota Bau-Bau. Jurnal Mina Laut Indonesia., 6(2): 81-90
  13. Taufiq, N., R. Hartati., J. Cullen dan J. M. Masjhoer. 2007. Pertumbuhan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) pada Kepadatan Berbeda. Ilmu Kelautan., 1(12):31-38
  14. DOI: 10.14710/ik.ijms.12.1.31-38
  15. Tomatala, P. 2015. Bingkai bambu pengganti poket net dalam pemeliharaan anakan kerang mutiara, pinctada maxima. Omni-Akuatika Vol. XIV No.20:46 – 53
  16. Winanto, T. 2004. Memproduksi Benih Tiram Mutiara. Penebar Swadaya. Jakarta
  17. Yulianto H., Hartoko A., Anggoro S., Delis P. C., 2016. Suitability analysis of pearl oyster farming in Lampung Bay, Pesawaran, Lampung Province, Indonesia. AACL Bioflux 9(6):1208-1219

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-15 05:46:28

No citation recorded.