skip to main content

PENGARUH KRIOPROTEKTAN DIMETIL SULFOKSIDA DOSIS BERBEDA DALAM EKSTENDER MADU TERHADAP KUALITAS SPERMA IKAN BELIDA SELAMA MASA PENYIMPANAN

Danang Yonarta  -  Universitas Sriwijaya, Indonesia
*Mochamad Syaifudin  -  Universitas Sriwijaya, Indonesia
Ferdinand Hukama Taqwa  -  Universitas Sriwijaya, Indonesia
Tanbiyaskur Tanbiyaskur  -  Universitas Sriwijaya, Indonesia
muhammad Fery Artha  -  Universitas Sriwijaya, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Krioprotektan merupakan salah satu bahan yang berperan dalam penyelamatan bahan biologis pada kriopreservasi. Dimetil sulfoksida (DMSO) sebagai krioprotektan memiliki kemampuan cepat untuk penetrasi ke dalam sel pada saat equilibrasi (penurunan suhu) dan meninggalkan sel pada saat thawing (pencairan kembali). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dosis terbaik dari larutan krioprotektan yang menggunakan DSMO dalam ekstender madu terhadap karakteristik dari sel spermatozoa ikan belida pada proses kriopreservasi.  Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Pembibitan dan Hijauan Pakan Ternak (BPHPT) Sembawa pada bulan Maret sampai dengan November 2020. Ikan uji didapat dari hasil tangkapan dari alam, selanjutnya dilakukan pemeliharan selama 4 bulan untuk mendapatkan tingkat kematangan gonad yang maksimal. Pengambilan sel sperma dilakukan secara stripping, proses stripping dilakukan dengan mengurut bagian perut ikan secara memutar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu penyimpanan selama 28 hari pada P3 memberikan hasil terbaik terhadap motilitas (skor 3), nilai viabilitas sebesar 48,93%, lebih tingi dari Kontrol, P1 dan P2. Selain itu, pada perlakuan tersebut tidak ditemukan adanya abnormalitas yang terjadi pada sperma ikan belida.

 

Cryoprotectant plays a role in saving biological material during cryopreservation. Dimethyl sulfoxide (DMSO) as a cryoprotectant has the ability to quickly penetrate into the cell at equilibration and leave the cell at thawing procedure. This study aims to determine the best dose of DSMO in honey extender to the characteristics of the featherback Fish spermatozoa cells in the cryopreservation process. This research was conducted at the Laboratory of Balai Pembibitan dan Hijauan Pakan Ternak (BPHPT) Sembawa from March to November 2020. The test fish were obtained from catches from nature, then reared for 4 months to get the maximum level of gonad maturity. Sperm cell retrieval is carried out by stripping, the stripping process is carried out by massaging the belly of the fish in a circular manner. The results showed that at storage time of 28 days, P3 gave the best results on motility (score 3), and the viability value was 48,93%, higher than Control, P1 and P2. In addition, the treatment did not show any abnormalities that occurred in the featherback fish sperm.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Untitled
Subject
Type Research Instrument
  Download (70KB)    Indexing metadata
Keywords: Dimetil sulfoksida, Kriopreservasi, Sperma ikan belida

Article Metrics:

  1. Billard, R., Cosson, J., Claudette, J. dan Francoise, F., 1998. Initiation of carp spermatozoa motility and early ATP reduction after milt contamination by urine. Elsevier Science, Aquaculture: 160, 317-328
  2. Chew, P.C., Rashid, Z.A. dan Hasan, R., 2010. Application of Innovative Biotechnologies Regarding Aquaculture and Fisheries Sector in Malaysia: Cryopreservation Programme. Freshwater Fisheries Research Center. Malaysia. 17 hal
  3. Ernawati, Y., 1999. Efisiensi implantasi LHRH dan 17 -metiltestosteron serta pembekuan sperma dalam upaya peningkatan produksi benih ikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus). Disertasi. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor
  4. He, S. dan Wood, L, C., 2003. The effects of osmolality, cryoprotectan and equilibration time on striped bass sperm motility. Journal of World Aquaculture Society. 34, 255 - 265
  5. Gazali, M. dan Tambing, S.N., 2002. Kriopreservasi sel spermatozoa. Hayati, 9 (1), 27-32
  6. Mangkunegara, A.A.A., Dwinanti, S.H. dan Syaifudin, M., 2019. Pemanfaatan madu sebagai bahan ekstender untuk kriopreservasi sperma ikan gabus (Channa striata). Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Pertanian. Univcersitas Sriwijaya. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 7(2), 123 - 134
  7. Kottelat, M., Whitten, A.J., Kartikasari, S.N. dan Wiroatmodjo, S., 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Edisi Dwi Bahasa InggrisIndonesia. Periplus Edition (HK) Ltd. Bekerjasama dengan Kantor Menteri KLH, Jakarta
  8. Kostaman, T. dan Setioko, A.R., 2011. Perkembangan penelitian teknik kriopreservasi untuk penyimpanan semen unggas. Wartazoa, 21(3), 145-152
  9. Kristanto, A. H., Nuryadi., Yosmaniar. dan Sutrisno., 2008. Perkembangan telur dan sperma induk ikan belida (Notopterus chitala) yang dipelihara di kolam. J. Ris. Akuakultur, 3(1), 73 - 82
  10. Notman, R., Den Otter, W.K., Noro, M.G., Briels, W.J. and Anwar, J., 2007. The permeability enhancing mechanism of DMSO in ceramide bilayers simulated by molecular dynamics. Biophys J 93(6): 2056- 2068
  11. Pangestuningtias, J.W., (1993). Study tentang pengaruh radiasi sinar ultra violet dan waktu penyimpanan sperma ikan mas (Cyprinus carpio L) terhadap persentase pembuahan dan persentase penetasan telur. Fakultas Peternakan, Universitas Dipenogoro, Semarang
  12. Rurangwa, E., Volckaert, F. A. M., Huyskens, G., Kime, D. E. dan Ollevier, F., 2001. Quality control of refrigerated and cryopreserved semen using Computer-Assisted Sperm Analysis (CASA), viable staining and standardized fertilization in african catfish (Clarias gariepinus). Theriogenology, 55, 751–769
  13. Rustidja., 2000. Pemisahan Spermatozoa x dan y Ikan Mas (Cyprinus carpio). Universitas Brawijaya. Malang
  14. Shaw, J. M., Oranratnachai, A. dan Trounson, A. O., 2000. Cryopreservation of oocytes and embryos. In Trounson AO, Gardner DK (eds). Hand book of In Vitro Fertilization, 2nd Ed. CRC Press, Boca Raton FL, pp 373-412
  15. Sunarma, A., Budihastuti, D.W. dan Sistina, Y. 2010. Penggunaan ekstender madu yang dikombinasikan dengan krioprotektan berbeda pada pengawetan sperma ikan nilem (Ostechilus hasseltii Valenciennes, 1842), Omni-Akuatika, 9(11). 51–55
  16. Supriatna, I. dan Pasaribu, F. H., 1992. In Vitro Fertilisasi, Transfer Embrio, dan Pembekuan Embrio. Bogor. Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. 2008
  17. Sutarjo, G.A., 2014. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Dengan Krioprotektan Dimetil sulfoksida Terhadap Kualitas Telur Ikan Mas (Cyprinus carpio) Pada Proses Kriopreservasi. Jurnal Gamma. ISSN 0216-9037
  18. Valerdi, M.R., Eftekhari, P., Yazdi., Karimian, L., Hassani, F. and Movaghar, B., 2009. Vitrification versus slow freezing gives excellent survival, post warming embryo morphology and pregnancy outcomes for human cleaved embryos. J Assist Reprod Genet, 26, 347- 354
  19. Zaenab, S., 2007. Motilitas Spermatozoa dalam Berbagai Pengencer dan Krioprotektan pada Proses Kriopreservasi. Thesis. Universitas Airlangga. Surabaya. hal 72
  20. Zhu, W.J., Liu, X.G., 2000. Cryodamage to plasma membrane integrity in head and tail regions of human sperm. Asian J Andrology 2: 135-138

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-03-29 20:17:35

No citation recorded.