skip to main content

KARAKTERISTIK IKAN TERI NASI (Stolephorus spp) ASIN GORENG SIAP MAKAN DENGAN PERLAKUAN PERENDAMAN DALAM AIR PANAS SEBELUM PENGGORENGAN

*A Suhaeli Fahmi orcid  -  Department of Fisheries Product Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro, Indonesia
Eko Susanto  -  Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Sumardianto Sumardianto  -  Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Ikan teri nasi asin selain menjadi bagian dari lauk dalam makanan utama juga dapat menjadi makanan ringan siap makan dalam bentuk ikan teri nasi asin goreng. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik produk ikan teri nasi asin goreng yang sebelum proses penggorengan melalui perlakuan perendaman dalam air panas. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua perlakuan percobaan yaitu perlakuan perendaman dalam air panas dan perlakuan tanpa perendaman dalam air panas. Ikan teri nasi asin yang digunakan adalah ikan teri nasi asin setengah kering yang dibeli di pasar. Perendaman dalam air panas dilakukan selama 3 menit kemudian ikan teri nasi ditiriskan dan digoreng dengan minyak goreng kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman dalam air panas menghasilkan karakteristik produk yang berbeda. Secara sensori panelis lebih menyukai produk ikan teri nasi asin goreng yang diberi perlakuan perendaman dalam air panas karena rasa produk yang tidak terlalu asin. Hasil tersebut juga didukung hasil uji kadar garam yang menunjukkan bahwa kadar garam ikan teri nasi goreng dengan perlakuan perendaman adalah 10,33% sementara ikan teri nasi tanpa perlakuan perendaman 22,71%. Sejalan dengan hasil uji kadar garam, uji kadar abu juga menunjukkan bahwa kadar abu ikan teri nasi asin goreng dengan perlakuan perendaman lebih rendah yaitu 14,56%, sedangkan tanpa perlakuan perendaman kadar abu ikan teri asin goreng adalah 28,98%. Kadar air, kadar protein, kadar lemak, dan nilai Aw ikan teri nasi asin goreng dengan perlakuan perendaman yaitu 2,42%, 36,70%, 41,84%, dan 0,54, sementara ikan teri nasi asin goreng tanpa perlakuan perendaman yaitu 2,08%, 27,13%, 40,88%, dan 0,50.

 

Dried salted anchovy ussually served as a part of main meal or as ready-to-eat snack in the form of fried salted anchovy. This study aims to determine the effects of soaking in hot water before the frying to the characteristics of fried anchovy. This experimental research was carried out with two experimental treatments, namely soaking3 minutes in hot water and without soaking in hot water. Each experiment was tested in three replications. Frying process of salted anchovy wass carried out using palm cooking oil. The characteristics of the product were assessed by sensory test, proximate test, salt content test and lisin level test. The results showed that the soaking treatment in hot water gave different characteristics to the resulting fried anchovy product where panelists preferred the fried salted anchovy product which was soaked in hot water before being fried because of the taste of the fried anchovy was not too salty. This result was related with the salt content test. The salt content of dried salted anchovy with soaking treatment was 10.33% while without soaking treatment reached 22.71%. The ash content test results also showed that the ash content of the fried  salted anchovy through the soaking treatment was lower, 14.56%, while without the soaking treatment, the ash content of the anchovies was 28.98%. Water content, protein content, fat content and water activity of fried anchovy with soaking treatment were 2.42%, 36.70%, 41.84%, and 0,54, while fried anchovy without soaking treatment were 2.08 %, 27.13%, 40.88%, and 0,50

Fulltext View|Download
Keywords: ikan teri nasi asin kering; perlakuan perendaman air panas; ikan teri nasi goreng

Article Metrics:

  1. Adebayo, S. F. (2014). Effect of soaking time on the proximate, mineral compositions and anti-nutritional factors of lima bean. Food Science and Quality Management, 27, 2224-6088
  2. Akbardiansyah, A., Desniar, D., Uju, U. (2018). Karakteristik ikan asin kambing-kambing (Canthidermis maculata) dengan penggaraman kering. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 21(2), 345-355
  3. Alyani, F., Ma'ruf, W. F., Anggo, A. D. (2016). Pengaruh lama perebusan ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) pindang goreng terhadap kandungan lisin dan protein terlarut. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 5(1), 88-93
  4. Bau, F. C., Nina, S. U., Antuli, Z. (2021). Pengaruh lama pengeringan terhadap kualitas kimia dan biologis ikan teri asin kering (Stolephorus sp.). Jambura Journal of Food Technology, 3(2), 94-101
  5. BSN [Badan Standardisasi Nasional]. (2013). SNI 3461-2013. Ikan teri nasi asin setengah kering. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta
  6. BSN [Badan Standardisasi Nasional]. (2016). SNI 8273-2016. Ikan asin kering. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta
  7. BSN [Badan Standardisasi Nasional]. (2015). SNI 2346-2015. Petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta
  8. Fahmi, A. S., Ma'ruf, W. F., Surti, T. (2014). Laju oksidasi lemak dan mutu organoleptik ikan teri nasi kering (Stolephorus spp) selama penyimpanan dingin. PENA Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 27(1), 65-77
  9. Fahmi, A. S., Ma'ruf, W. F., Surti, T. (2015). Kemunduran mutu dan umur simpan ikan teri nasi setengah kering (Stolephorus spp) selama penyimpanan dingin. Jurnal Saintek Perikanan, 11(1), 41-46
  10. Irawati, A. A., Ma'ruf, W. F., Anggo, A. D. (2016). Pengaruh lama pemasakan ikan bandeng (Chanos chanos Forsk.) duri lunak goreng terhadap kandungan lisin dan protein terlarut. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 5(1), 106-111
  11. Irnawati, R., Surilayani, D., Susanto, A., Rahmawati, A., Munandar, A., Sari, R., Nurdin, H. S. (2020). Analisis penentuan lokasi basis perikanan teri dan jalur pemasarannya di Provinsi Banten. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 15(2), 159-168
  12. Kale, S. J., Jha, S. K., Jha, G. K., Sinha, J. P., Lal, S. B. (2015). Soaking induced changes in chemical composition, glycemic index and starch characteristics of basmati rice. Rice Science, 22(5), 227-236
  13. Kariyoto, K., Sutjipto, D. O. (2018). Empowerment of fish cultivation group by using embroidery through media and thermal marketing post-market strategy. Journal of Innovation and Applied Technology, 4(2), 771-778
  14. Kocatepe, D., Turan, H., Taşkaya, G., Kaya, Y., Erden, R., & Erdoğdu, F. (2011). Effects of cooking methods on the proximate composition of black sea anchovy (Engraulis encrasicolus, Linnaeus 1758). Gida, 36(2), 71-75
  15. Kristiandi, K., Rozana, R., Junardi, J., Maryam, A. (2021). Analisis kadar air, abu, serat dan lemak pada minuman sirop jeruk siam (Citrus Nobilis var. Microcarpa). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 9(2), 165-171
  16. Lakmini, D. P., Munasinghe, H., Silva, A. B. G., De Silva, P. G. S. M., Jayatissa, R. (2021). Evaluation of salt content and effectiveness of excessive salt reduction methods in selected commercially available dried fish types in Sri Lanka. Vidyodaya Journal of Science, 24(2), 53-64
  17. Mastuti, T. S., Fardiaz, D., Faridah, D. N. (2019). Profil senyawa polar tiga jenis minyak goreng selama penggorengan tahu dan tempe. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 30(1), 1-10
  18. Maulid, D. Y., Abrian, S. (2020). Kandungan garam dan komposisi proksimat ikan asin jambal roti (Arius thallassinus) dari Pangandaran. Marlin, 1(1), 1-6
  19. Misro, R., Harikedua, S. D., Pandey, E. V., Lohoo, H. J., Kaparang, J. T., Makapedua, D. M. (2022). Reduksi garam pada ikan asin dengan perlakuan perebusan dan perendaman air panas. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 12(1), 24-29
  20. Patterson, J., Kailasam, S., Giftson, H., Immaculate, J. K. (2018). Effect of drying technologies on the biochemical properties of Stolephorus commersonnii. Food Quality and Safety, 2(3), 153-158
  21. Purnamasari, E., Munawarah, D. S., Zam, S. I. (2013). Mutu kimia dendeng semi basah daging ayam yang direndam jus daun sirih (Piper betle l.) dengan konsentrasi dan lama perendaman berbeda. Jurnal Peternakan, 10(1)
  22. Rahayuningsih, C. K., Astuti, S. S. E. (2017). Proses pengolahan ikan bandeng (Chanos chanos) terhadap kadar protein. Jurnal Penelitian Kesehatan, 15(1), 58-63
  23. Samadi, S. (2012). Konsep Ideal Protein (Asam amino) Fokus Pada Ternak Ayam Pedaging (review artikel). Jurnal Agripet, 12(2), 42-28
  24. Sari, H. A., & Widjanarko, S. B. (2015). Karakteristik kimia bakso sapi (kajian proporsi tepung tapioka: tepung porang dan penambahan. Jurnal pangan dan Agroindustri, 3(3), 784-792
  25. Sormin, R. B. D., Savitri, I. K. E. 2020. Drying process characteristics of dried anchovy (Stolephorus sp.) by using cabinet and tunnel of sun dryer. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 530(1): 012016. doi: 10.1088/1755-1315/530/1/012016
  26. Wahyudi, R., Maharani, E. T. W. (2017). Profil protein pada Ikan Tenggiri dengan variasi penggaraman dan lama penggaraman dengan menggunakan metode SDS-PAGE. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan Teknologi. Unimus Press. Semarang
  27. Wellyalina, W., Azima, F., Aisman, A. (2013). Pengaruh perbandingan tetelan merah tuna dan tepung maizena terhadap mutu nugget. Jurnal aplikasi teknologi Pangan, 2(1), 1-8
  28. Zuhro, M., Lutfi, M., Hawa, L. C. (2015). Pengaruh lama perendaman dan suhu pengeringan terhadap sifat fisik-kimia tepung kimpul (Xanthosoma sagittifolium). Jurnal Bioproses Komoditas Tropis, 3(2), 26-32

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-09 10:01:45

No citation recorded.