skip to main content

HASIL TANGKAPAN KEPITING BAKAU Scylla serrata (Forskal, 1775) BERDASARKAN JENIS UMPAN DAN WAKTU PENANGKAPAN DI PERAIRAN TELUK BINTUNI

*I Wayan Kantun orcid scopus  -  Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa. Jalan Perintis Kemerdekaan VIII No.8 Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia
Darius Darius  -  Pemanfaatan Sumberdaya Perairan, Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Kepiting bakau merupakan komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi dan dimanfaatkan secara intensif untuk memenuhi permintaan konsumen. Upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, dilakukan pemanfaatan dengan beragam metode penangkapan untuk memperoleh hasil tangkapan kepiting bakau. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbandingan hasil tangkapan berdasarkan jenis umpan dan waktu penangkapan. Penelitian di laksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2018 diperairan Distrik Babo Teluk Bintuni. Penelitian  menggunakan metode penangkapan percobaan dengan umpan sirip hiu dan ikan sembilang serta waktu penangkapan pagi dan malam hari. Hasil penelitian menunjukkan hasil tangkapan berjumlah 180 ekor dengan 98 ekor (54,44%) ditangkap menggunakan umpan ikan sembilang dan 82 ekor (45,56%) memakai umpan ikan hiu. Hasil tangkapan kepiting bakau berdasarkan waktu penangkapan malam dan pagi hari masing-masing 107 ekor (59,44% ) dan 73 ekor (40,56%). Sebaran ukuran lebar karapas berkisar 60-197 mm (132,34 ± 38,51 mm) dan bobot berkisar 286,34-989,42 g (684,79 ± 207,78 g). Sebaran ukuran lebar karapas dengan umpan ikan sembilang berkisar 60-197 mm (128,45 ± 36,76) dan bobot berkisar 286,34-983,75 g (662,93 ± 198,35 g), umpan ikan hiu berkisar 60-197 mm (136,99 ± 40,23 mm) dan bobot berkisar 286,34-989,42 g (710,93 ± 216,84 g). Sebaran ukuran lebar karapas yang ditangkap pagi hari berkisar 65-197 mm (130,29 ± 37,67) dengan bobot berkisar 2309,02-983,75 g (671,23 ± 201,87 g), waktu malam hari berkisar 60-197 mm (133,74 ± 39,19 mm) dan bobot berkisar 286,34-989,42 g (694,05 ± 212,15 g). Hasil tangkapan kepiting bakau dengan sebaran ukuran lebar karapas dan bobot terbesar tertangkap dengan umpan ikan hiu dan ditangkap pada malam hari. Kepiting bakau dominan tertangkap dengan menggunakan umpan ikan hiu dan hasil tangkapan terbanyak diperoleh  pada malam hari.

 

Mud crab is a fishery commodity that has high economic value and is used intensively to meet consumer demand. Efforts to meet consumer needs are carried out using various fishing methods to obtain mud crab catches. This study aims to analyze the comparison of catches based on the type of bait and fishing time. The research was carried out from March to May 2018 in the waters of the Babo District, Bintuni Bay. The study used experimental fishing methods with shark and sembilang bait as well as fishing time in the morning and night day. The results showed that the catch amounted to 180 individu with 98 individu (54,44%) caught using sembilang fish bait and 82 individu (45,56%) using shark bait. The catch of mud crabs based on the time of fishing at night and morning was 107 individu (59,44%) and 73 individu (40,56%) respectively. The size distribution of carapace width ranged from 60-197 mm (132,34 ± 38,51 mm) and weight ranged from 286,34-989,42 g (684,79 ± 207,78 g). The size distribution of carapace width with sembilang fish bait ranged from 60-197 mm (128,45 ± 36,76) and weight ranged from 286,34-983,75 g (662,93 ± 198,35 g), shark bait ranged from 60- 197 mm (136,99 ± 40,23 mm) and the weight ranged from 286,34 to 989,42 g (710,93 ± 216,84 g). The size distribution of carapace width caught in the morning ranged from 65-197 mm (130,29 ± 37,67) with a weight ranging from 2309,02-983,75 g (671,23 ± 201,87 g), at night it was 60- 197 mm (133,74 ± 39,19 mm) and weight ranged from 286,34 to 989,42 g (694,05 ± 212,15 g). The dominant mud crabs are caught using shark bait and the highest catches are obtained at night

Fulltext View|Download
Keywords: Hasil tangkapan; Jenis umpan; Waktu penangkapan; Scyla Serata; Teluk Bintuni

Article Metrics:

  1. Archdale, M.V., Kazuhiko, A., Tooru, Y.,Naoya, H. (2003). Behaviour of the Japanese rock Crab “Ishigani” Charybdis Japonica Towards Two Collapsible Baited Pots: Evaluation of Capture Effectiveness, Fish. Sci. 69: 785-791
  2. Susanto, E.Y., Herry, B., Aristi, D. (2012). Pengaruh Perbedaan Penggunaan Umpan Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Cakalang (Kastsuwonus pelamis) pada Alat Tangkap Huhate di Perairan Ternate Maluku Utara. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology (1): 138-147
  3. Butcher, P.A., Leland, J.C., Broadhurst, M.K., Paterson, B.D., Mayer, D.G. (2012). Giant Mud Crab (Scylla serrata): Relative Efficiencies of Common Baited Traps and Impacts on Discards. ICES Journal of Marine Scienc. 69: 1511-1522
  4. Fitriyani, N, Chrisna, A.S, Ria, A.T.N. (2020). Biologi Kepiting Bakau Scylla Serrata, Forsskål, 1775 (Malacostraca: Portunidae) Berdasarkan Pola Pertumbuhan dan Parameter Pertumbuhan pada Bulan Oktober, November, Desember di Perairan Ketapang, Pemalang. Journal of Marine Research. 9 (1): 87-93. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jmr/article/view/26698/0
  5. Hoek, H, Abu, D.R, Misbah, S, Maximus, Y. (2015). Distribusi Frekuensi Ukuran Lebar Karapas dan Berat Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) dengan Alat Tangkap Bubu Lipat Di Perairan KabupatenTeluk Bintuni, Papua Barat. Jurnal Airaha. 4 (2): 57-64. https://jurnalairaha.org/index.php/airaha/article/view/35
  6. Hubatsch, H.A, Lee, S.Y, Diele, K., Nordhaus, I., Wolff, M, Meynecke, J.O. (2015). Life-History, Movement, and Habitat use of Scylla serrata (Decapoda, Portunidae): Current Knowledge and Future Challenges. Hydrobiologia the International Journal of Aquatic Sciences. 763: 5-21
  7. Irnawati, R.., Susanto, A., Maesaroh, A.L.S. (2014). Waktu Penangkapan Kepiting Bakau (Scylla Serrata) di Perairan Lontar Kabupaten Serang Banten. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Fisheries and Marine Journal. 4(4): 277-282
  8. DOI: http://dx.doi.org/10.33512/jpk.v4i4.176
  9. Kantun, W., Warda, S., dan Alwi, M. (2022). Pola pertumbuhan kepiting bakau (Scylla Serrata, Forskal 1775) yang tertangkap bubu di Sungai Sanrangang, Sulawesi Selatan. 13 (1): 45-57
  10. Kantun, W., Gunawan, P., dan darius A.N. (2022). Distribusi Ukuran dan Pola Pertumbuhan Kepiting bakau, Scylla serrata (Forskal, 1775) yang Ditangkap dengan Bubu dan Jaring Insangdi Perairan Distrik BaboTeluk Bintuni Papua Barat. 6 (3): 247-258
  11. Larosa, R., Hendrato, B., Nitisupardjo, M. (2013). Identifikasi Sumberdaya Kepiting Bakau (Scylla sp.) yang Didaratkan di TPI Kabupaten Tapanuli Tengah. Journal of Management of Aquatic Resources. (2): 180-189. https://doi.org/10.14710/marj.v2i3.4213
  12. Moksnes, P.O., Mirera, D.O., Bjorkvik, E., Hamad, M.I., Mahudi, H.M., Nyqvist, D., Jiddawi, N., Troell, M. (2014). Stepwise Function of Natural Growth for Scylla serrata in East Africa: A Valuable Tool for Assessing Growth of Mud Crabs in Aquaculture. Journal of Aquaculture Research. 46: 2938-2953
  13. Odum, E.P. (1971). Fundamentals of Ecology. Third Edition, W.B. Saunders Co., Philadelphia, 1-574
  14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 17/PERMEN-KP/2021 tentang pengelolaan lobster (Panulirus spp.), kepiting (Scylla spp.), dan rajungan (Portunus spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia
  15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 16/PERMEN-KP/2022 tentang pengelolaan lobster (Panulirus spp.), kepiting (Scylla spp.), dan rajungan (Portunus spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia
  16. Taufik, Y. (2013). Anasisis perbedaan jenis umpan dan lama waktu perendanan pada alat tangkap bubu terhadap hasil tangkapan rajungan di perairan Suradadi, Tegal. Journal of Fishedes Resources Utilization Management and Technology. 2 (3): 51-60
  17. Pradenta, G,M., Pramonowibowo dan Asriyanto. (2014). Perbandingan Hasil Tangkapan Bubu Lipat dengan Bubu Lipat Modifikasi Terhadap Hasil Tangkapan Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Ekosistem Mangrove Sayung, Demak. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 3(2):37-45
  18. Riyanto, M. (2008). Respon Penciuman Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) Terhadap Umpan Buatan [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 137 hlm. http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi/article/view/3400
  19. Siringoringo, Y.N., Desrita, D., Yunasfi, Y. (2017). Kelimpahan dan pola pertumbuhan kepiting bakau (Scylla serrata) di Hutan Mangrove Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Provinsi Sumatera Utara. Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal. 4(1):26-32
  20. Suryono, C.A., Irwani, Rochaddi, B. (2016). Pertambahan Biomasa Kepiting Bakau Scylla serrata pada Daerah Mangrove dan Tidak Bermangrove. Universitas Diponegoro. Semarang. Jurnal Kelautan Tropis. 19(1):76-80. https://doi.org/10.14710/jkt.v19i1.604
  21. Susanto, A., Ririn, I., Devi, Y. (2014). Perbedaan Jenis Umpan dan Waktu Penangkapan Kepiting Bakau (Scylla serrata) dengan Bubu Lipat Skala Laboratorium. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 4 (4): 221-228. DOI: http://dx.doi.org/10.33512/jpk.v4i4.169
  22. Tahmid, Fahrudin, A., Wardiatno, Y. (2015). Kajian Struktur Ukuran Dan Parametr Populasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Ekosistem Mangrove Teluk Bintan, Kepulauan Riau. Jurnal Biologi Tropis, 15(2):93-106. DOI: 10.29303/jbt.v15i2.192
  23. Tiurlan, E., Djunaedi, A., Supriyantini, E. (2019). Analisis Aspek Reproduksi Kepiting Bakau (Scylla sp.) di Perairan Kendal, Jawa Tengah. Journal of Tropical Marine Science, 2(1):29-36. DOI: https://doi.org/10.33019/jour.trop.mar.sci.v2i1.911
  24. Viswanathan, C., Pravinkumar, M., Suresh, T.V., Elumalai, V., Raffi, S.M. (2016). Carapace Width-Weight Relationship, Age, Growth and Longevity of the Mud Crab Scylla Olivacea (Herbst, 1796) in the Pichavaram Mangroves, South-East India. Journal of the Marine Biological Association of the United Kingdom. 96 (7): 1379-1386
  25. DOI: https://doi.org/10.1017/S0025315415001216
  26. Walpole, R.E. (1993). Pengantar statistika, Edisi ke-3. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 515 hlm
  27. Widianingsih, W., Ria, A.T.N., Retno, H., Sri, R., Ita, R., Cantika, E.A., Hadi, E. dan Robertus, T.M. (2019). Morfometri Dan Pertumbuhan Scylla serrata (Filum: Arthropoda, Famili: Portunidae) Di Desa Panikel, Segara Anakan, Cilacap. Jurnal Kelautan Tropis. 22(1):57-62. https://doi.org/10.14710/jkt.v22i1.4207
  28. Wijaya, N.I., Yulianda, F., Boer, M., Juwana, S. (2010). Biologi Populasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Habitat Mangrove Taman Nasional Kutai Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 36(3): 443-461. https://www.academia.edu/23935143/biologi_populasi_kepiting_bakau_scylla_serrata_f_di_habitat_mangrove_taman_nasional_kutai_kabupaten_kutai_timur_oleh_nirmalasari_idha_wijaya_1_fredinan_yulianda_2_mennofatria_boer_2_dan_sri_juwana_3_1
  29. Yancey, P. (2005). "Organic osmolytes as compatible, metabolic, and counteracting cytoprotectants in high osmolarity and other stresses". J. Exp. Biol. 208 (15): 2819–2830. DOI: 10.1242/jeb.01730

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-25 12:46:34

No citation recorded.