skip to main content

Komposisi Jenis, Struktur Komunitas, dan Keanekaragaman Mangrove Asosiasi Langge Kabupaten Gorontalo Utara-Provinsi Gorontalo

Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia

Received: 16 Mar 2019; Published: 29 May 2019.
Editor(s): Sudarno Utomo

Citation Format:
Abstract

Hutan mangrove Langge yang terdapat di Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara memiliki keunikan dari pola zonasi dan keanekaragaman jenis. Hal ini yang menjadikan hutan mangrove di kawasan tersebut sebagai objek wisata tracking mangrove yang dikenal dengan nama “mangrove in love. Hutan mangrove memiliki berbagai fungsi ekologis yang sangat kompleks yakni sebagai daerah pemijahan  (spawing ground), tempat asuhan (nursery ground), dan tempat mencari makan (feeding ground) biota laut yang beraneka jenis dan memiliki fungsi ekonomis diantaranya buah mangrove dapat diolah menjadi berbagai produk kue dan sumber pangan alternatif pengganti beras. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) untuk mengetahui komposisi jenis mangrove asosiasi; 2) untuk mengetahui struktur komunitas dari hutan mangrove Langge; dan 3) nilai Indeks Keanekaragaman. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jalur berpetak (kombinasi plot dan transek). Jumlah spesies yang ditemukan akan dilihat untuk menjadi dasar penentuan komposisi jenis. Untuk pengkuran struktur komunitas mangrove dengan melakukan perhitungan terhadap Kerapatan Relatif (KR) dan Frekuensi Relatif (FR). Selanjutnya data yang didapatkan ditabulasikan untuk memperoleh nilai Indeks Nilai Penting (INP). Perhitungan keanekaragaman jenis menggunakan rumus (Sannon-wienner). Hasil penelitian menemukan 12 spesies tumbuhan mangrove asosiasi yakni Acanthus spinosus, Chromolaena odorata, Crassocephalum sp, Calotropis gigantean, Ipomea pes-caprae, Ricinus communis Excoecaria agallocha, Scaevola taccada, Spinifex littoreus, Terminalia catappa, Derris trifoliate dan Nypa fruticans. Struktur komunitas menunjukkan Chromolaena odorata memiliki nilai INP sebesar 33,2%, Kerapatan Relatif sebesar 24,91%, dan Frekuensi Relatif sebesar 8,33%.  Spesies dengan nilai INP terendah dimiliki oleh Nypa fruticans yaitu sebesar 9,14%, Kerapatan Relatif sebesar 0,81%, dan Frekuensi Relatif sebesar 8,33%. Nilai Indeks Keanekaragaman (H’) mangrove asosiasi sebesar 2,175 dan termasuk dalam kriteria tingkat keanekaragaman sedang. Data yang diperoleh ini dapat digunakan dalam pengelolaan hutan mangrove di Gorontalo Utara serta dapat menjadi database dalam usaha konservasi mangrove guna mengurangi efek pemanasan global.

Langge mangrove forest located in the District of North Gorontalo District Orchid has a uniqueness of zoning patterns and keanekragaman types. This is what makes the mangrove forests in the region as a tourist attraction tracking mangrove known as the "mangrove in love. Mangrove forests have a variety of ecological functions is very complex which is a spawning area (spawing ground), point of care (nursery grounds), and foraging (feeding ground) various types of marine life and has the economic function of which pieces of mangrove can be processed into various products cake and alternative food sources instead of rice. This study aims to: 1) to determine the association of mangrove species composition; 2) to determine the community structure of mangrove forests Langge; and 3) the value of diversity index. The method used in this study is a terraced path method (combination of plots and transects). The composition of the types of views based on the number of species found. For sizing mangrove community structure by calculating the Relative Density (KR) and Relative Frequency (FR). Then the data obtained are tabulated to get the value of Importance Value Index (IVI). Calculation of species diversity using the formula (Sannon-wienner). The study found an association of twelve species of mangrove plants and the relative dominance (DR), then the data obtained are tabulated to get the value of Importance Value Index (IVI). Calculation of species diversity using the formula (Sannon-wienner). The study found an association of eight species of mangrove plants and the relative dominance (DR), then the data obtained are tabulated to get the value of Importance Value Index (IVI). Calculation of species diversity using the formula (Sannon-wienner). The study found an association of twelve species of mangrove plantsnamely Acanthus spinosus, Chromolaena odorata, Crassocephalum sp, Calotropis gigantean, Ipomea pes-caprae, Ricinus communis Excoecaria agallocha, Scaevola taccada, Spinifex littoreus, Terminalia catappa, Derris trifoliate dan Nypa fruticans. Community structure showed Chromolaena odorata has a value of IVI of 33,2%, amounting to 24,91% Relative Density and Relative Frequency of 8,33%. The species with the lowest IVI owned by Nypa fruticans that is equal to 9,14%, 0,81% Relative Density and Relative Frequency of 8,33%. Values Diversity Index (H ') at 2.175 and mangrove associates included in the criteria for a medium level of diversity. The data obtained can be used in the management of mangrove forests in North Gorontalo and can be a database of mangrove conservation efforts to reduce the effects of global warming.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Untitled
Subject
Type Research Instrument
  Download (205KB)    Indexing metadata
Keywords: Komposisi, INP, Keanekaragaman, Mangrove Asosiasi
Funding: Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Negeri Gorontalo yang telah mendanai melalui Penelitian Dasar Keilmuan Tahun 2017.

Article Metrics:

  1. Annisa, R., Priosambodo, D., Salam, M. A., & Santosa, S. 2017. Struktur Komunitas Mangrove Asosiasi di Sekitar Area Tambak Desa Balandatu Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan. Bioma: Jurnal Biologi Makassar 2(1), 21-34
  2. Baderan K. Dewi Wahyuni, Marini S.H, Chairunnisah L, Yuliana Retonowati, 2014. Diversifikasi produk olahan buah mangrove sebagai sumber pangan alternatif masyarakat pesisir Toroseaje, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia Vol 1, Nomor 2, Hal 374-351
  3. Baderan K. Dewi Wahyuni, 2017. Distribusi Parsial dan Luas Kerusakan Hutan Mangrove di Wilayah Pesisir Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Jurnal GeoEco. Vol. 3, No. 1, Hal. 1-8
  4. Bengen, D.G. 2004. Pedoman teknis: Pengenalan dan pengelolaan ekosistem mangrove. PKSPL-IPB. Bogor
  5. Bosire J.O, Guebas, M Walton, Crona. 2008. Functionality of Restored Mangroves: A Review. Journal Aquatik Botani. 89:251-259
  6. Calabon, M. S., Sadaba, R. B., & Campos, W. L. (2019). Fungal diversity of mangrove-associated sponges from New Washington, Aklan, Philippines. Mycology, 10(1), 6-21
  7. Coastal Community Development Project-IFAD. 2013. LaporanKegiatanTahun 2013 Kabupaten Gorontalo Utara. DinasKelautan Dan PerikananKabupaten Gorontalo Utara
  8. Chang, Y., Chen, Y., & Li, Y. (2019). Flow modification associated with mangrove trees in a macro-tidal flat, southern China. Acta Oceanologica Sinica, 38(2), 1-10
  9. De Souza Pereira, F. R., Kampel, M., & Cunha-Lignon, M. 2016. Mangrove vegetation structure in Southeast Brazil from phased array L-band synthetic aperture radar data. Journal of Applied Remote Sensing, 10(3), 036021
  10. Ellison, A,M, 2008. Managing mangroves with benthic biodiversity in mind: Moving beyond roving banditry. Journal of Sea Research 59 (2008) 2-15
  11. Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta
  12. Hilmi, E. 2014. Pengurangan abrasi pantai melalui peningkatan peran ekosistem mangrove sebagai jalur hijau. Pertemuan Ilmiah Tahunan (Pit) Riset Kebencanaan 2014, Surabaya 3-5 Juni 2014
  13. Hilmi, E. ., Sari, L.K, Setijanto. S, Kusmana . C., & Suhendang. E, 2019. The Carbon Conservation of mangrove ekosystem in Indonesia. BIOTROPIA-The Southeast Asian Journal of Tropical Biology. 26 (3).4
  14. Hossain, M. D., & Nuruddin, A. A, 2016. Soil and mangrove: A review. Journal of Environmental Science and Technology, 9(2), 198
  15. Kerr, A.L., A.H. Bairdand A.J.Campbell, 2006. Comments on coastal mangrove forest mitigated tsunami kathiresan, K and N Rajendran. 2005. Coastal mangrove forest mitigated tsunami. (Elsevier). Estuarine, coastal and Shelf Science 65 (2005): 601-606 pp. (Elsevier), 76 (2006): 539-541 pp
  16. Kusmana, C., Wilarso, S., Hilwan, I., Pamoengkas, P., Wibowo, C., Tiryana, T., Triswanto, A., Yunasfi., Hamsah., 2005. Teknik Rehabilitasi Mangrove. Institut Pertanian Bogor. 181 halaman
  17. Massel, S.R.m Furukawa, K., and Brinkman R.M, 1999. Surface wave propogation in mangrove forest. Fluid dynamic research elsevier science, Amsterdam, Vol 24, 219-249 pp
  18. Mueller-dombois, D. and H, Ellenberh, 1974. Aims and methods of vegetation ecology; John wiley and sons, New York
  19. Noor, Yus Ruslia,. M. Khazali dan IN. N. Suryadipura. 2012. Paduan pengenalan mangrove Di Indonesia. Bogor: WI-IP
  20. Profil Desa Langge, 2015. Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara
  21. Soares, M. L. G., Chaves, F. D. O., Estrada, G. C. D., & Fernandez, V, 2017. Mangrove forests associated with salt flats: a case study from southeast Brazil. Brazilian Journal of Oceanography, 65(2), 102-115
  22. Sidiyasa, 2004. Model Pendugaan Biomassa Pohon Mahoni (Swietenia macrophyla King) di Atas Permukaan Tanah. Hutan dan Konservasi Alam Vol III No. 1 : 103 – 117
  23. Setyawan, Ahmad. 2002. Biodiversitas Genetik, Spesies, Dan Ekosistem Mangrove Di Jawa. Surakarta :Kelompok Kerja Biodiversitas Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta
  24. Soerianegara, I. 1972. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Departemen Management Hutan Fakultas Kehutanan IPB
  25. Utina Ramli, Katili Sidik Abubakar, Ibrahim Mustamin. 2012. Komposisi Dan Struktur Vegetasi Tumbuhan Mangrove Asosiasi Di Kawasan Pesisir Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara Dan Kawasan Pesisir Managgu Kabupaten Boalemo. Laporan Penelitian. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo
  26. Usman Laila, Syamsuddin, dan Hamzah Sri Nuryatin, 2013. Analisis Vegetasi Mangrove di Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 1, Nomor 1, Juni2013
  27. Vanderwoude, C.S., J.C Davis and B. Funkhouser. 2005. Plant for National Delimiting Survey for Siaam weed. Natural Resources and Mines Land Protection Services: Queensland Government
  28. Wang. L., Meirong, Mo., Xiaofei, Li., Peng, L. and Wenqin W., 2010, Differentiation Between True Mangrove and Mangrove Associates Based On Leaf Traits and Salt Contents, Journal Of Plant Ecology, Xiamen University, Pages 1-10

Last update:

  1. Bioprospecting of katang-katang leaves (Ipomoea pes-caprae) from Sumba Island, East Nusa Tenggara: antimicrobial, antioxidant and secondary metabolites content

    A Nuskiya, M T Sibero, W A Setyati, C Andriani, D N Hendryanti. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1260 (1), 2023. doi: 10.1088/1755-1315/1260/1/012054
  2. Analysis of The Impact of Rapid Social Ecological Changes in The Batang Regional Marine Conservation Area

    Indah Susilowati, Munasik, Winda Miranti, Aini Nur Furoida, Cici Musliha, Hapsari Ayu Kusumawardhani. Revista de Gestão Social e Ambiental, 18 (5), 2024. doi: 10.24857/rgsa.v18n5-052
  3. A review on the biodiversity and conservation of mangrove ecosystems in Indonesia

    Rahman, Frijona F. Lokollo, Gratia D. Manuputty, Ronald D. Hukubun, Krisye, Maryono, Mintje Wawo, Yusli Wardiatno. Biodiversity and Conservation, 33 (3), 2024. doi: 10.1007/s10531-023-02767-9

Last update: 2024-11-21 21:25:20

No citation recorded.