skip to main content

Analisis Sebaran Parameter Kualitas Air dan Indeks Pencemaran di Perairan Teluk Parepare-Sulawesi Selatan

1Program Studi Teknik Geodesi, Indonesia

2Institut Teknologi Nasional/Itenas-Bandung, Indonesia

3Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Kementrian Kelautan dan Perikanan

Received: 17 Mar 2020; Published: 31 Aug 2020.
Editor(s): Sudarno Utomo

Citation Format:
Abstract

Teluk Parepare di Sulawesi Selatan merupakan kawasan dengan aktivitas pelabuhan penumpang dan kargo, serta perikanan yang produktif. Aktifitas ini berdampak terhadap ekologi di perairan tersebut. Pesisir dan laut secara ekologi memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Salah satunya fungsi siklus biogeokimia dari buangan limbah yang masuk ke perairan tersebut. Akan tetapi, kebermanfaatan ini hendaknya tidak melebihi kapasitas ekologinya dalam menerima suatu jumlah limbah. Jika berlebih, maka akan terjadi kerusakan lingkungan dan kesehatan yang sulit ditoleransi. Kondisi ini mempersulit perairan tersebut untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berkesesuaian dengan lingkungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis sebaran spasial parameter kualitas air laut dan indeks pencemaran di perairan Teluk Parepare, serta sebagai upaya membantu pemerintah setempat melakukan pengawasan dan pengendalian pencemaran di perairan tersebut. Penelitian ini memanfaatkan hasil pengukuran in situ enam parameter (suhu, salinitas, pH, ammonia, timbal dan tembaga) di 28 stasiun pengamatan. Parameter tersebut mencakup baku mutu peruntukkan wilayah pelabuhan dan mengingat di kawasan tersebut terdapat juga aktivitas kilang minyak. Sebaran spasial parameter kualitas perairan merupakan hasil interpolasi dengan metode Inverse Distance Weighted (IDW) dari hasil pengukuran lapangan dan dihitung indeks pencemarannya. Hasil menunjukkan sebaran suhu, salinitas, ammonia, dan pH terlarut berkesesuaian dengan baku mutu, sedangkan konsentrasi timbal dan tembaga (logam berat) berada di atas baku mutu. Indeks pencemaran (IP) menghasilkan nilai antara 1,69–38,66. Nilai IP diklasifikasikan menjadi indeks cemar ringan di 14 stasiun pengamatan dan sebaran cemar ringan dominan di Teluk Parepare bagian dalam. Indeks cemar sedang terdapat di 12 stasiun pengamatan dan sebarannya di Teluk Parepare bagian luar, sedangkan cemar berat terdapat di 2 stasiun dan sebarannya di sekitar pesisir Kota Parepare. Kondisi ini menunjukkan bahwa parameter logam berat (seperti timbal dan tembaga) telah melebihi baku mutu dan berkaitan dengan berbagai kegiatan pelabuhan, serta perkapalan di sekitar perairan Teluk Parepare.

Fulltext View|Download
Keywords: indeks pencemaran, kualitas air, teluk parepare, logam bera

Article Metrics:

  1. Amaliah, A., Dewa, S., dan Idrus, M., (2018), Analisa Kapasitas Optimal Lapangan Penumpukan di Pangkalan Lontangnge Pelabuhan Parepare, Jurnal KPE-UnHas, Vol. 22, No. 1
  2. Bengen, D.G., (2004). Ragam Pemikiran. Menuju Pembangunan Pesisir dan laut Berkelanjutan Berbasis Eko-sosiosistem. Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Pesisir dan Laut (P4L). Bogor
  3. Brotowijoyo, M. D., Dj. Tribawono., dan E. Mulbyantoro., (1995), Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty Yogyakarta
  4. Childs, C., (2004), Interpolating surface in ArcGIS Spatial Analysis, ESRI Education Services
  5. Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting, dan M. J. Sitepu., (2003), Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Cetakan Ketiga, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Pradnya Paramita
  6. Dewantara, F.A., Setiani V., dan Rizal M.C., (2017), Perancangan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Pada Perusahaan Galangan Kapal, Proceeding 1st Conference on Safety Engineering and Its Application, Prodi Studi D4 Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja–Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, ISSN No. 2581 – 1770
  7. Diposaptono, S., (2016), Membangun Poros Maritim Dunia Dalam Perspektif Tata Ruang Laut, Perpustakaan Nasional, ISBN: 978-979-1291-55-2
  8. Effendi, H., (2003), Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, Kanisisus Publiser, Yogyakarta
  9. Fattah, M.H., Busaeri, S.R., Kasnir, M., dan Siswanto, (2017), Changes in Managerial Decision on Pond Management to Adapt to Climate Anomalies in the Coastal Area of Pare-Pare Gulf, District of Pinrang, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 79 012032
  10. GESAMP (IMO/FAO/UNESCO-IOC/WMO/WHO/IAEA/UN/UNEP Joint Group of Experts on the Scientific Aspects of Marine Environmental Protection), 1996. The contributions of science to coastal zone management. Rep.Stud.GESAMP, (61):66p
  11. Hamuna, B., Tanjung, R.H.R., Suwito, Maury, dan H.K., Alianto., (2018), Kajian Kualitas Air Laut dan Indeks Pencemaran Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia Di Perairan Distrik Depapre, Jayapura, Jurnal Ilmu Lingkungan. Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP, Volume 16 Issue 1 (2018): 35-43
  12. Hidayat, T., (2017), Faktor-Faktor di Industri Galangan Kapal yang Dapat Berkontribusi pada Isu Perubahan Iklim, SPECTA Journal of Technology, Vol. 1 No. 2, July-August 2017, ISSN: 2549-2713
  13. KemenLH., (2003), Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 115 Tahun 2003, Tentang Penentuan Status Mutu Air
  14. KemenLH., (2004), Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 51 Tahun 2004, Tentang Baku mutu Air Laut
  15. Kusuma, D.W., Murdimanto, A., Aden, L.Y., Sukresno, B., dan Hanintyo, R., (2017), Sea Surface Temperature Dynamics in Indonesia, IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 98, doi :10.1088/1755-1315/98/1/012038
  16. Malik, A.A., Nurhapsa, dan Tabsir, M.K., (2018), Penggunaan Alat Bantu pada Kelompok Nelayan Penangkap Ikan Pelagis Campuran di Kabupaten Barru, Jurnal Dedikasi, Vol. 20, No. 1, Oktober 2018
  17. Mappagala, A.B., (2017), Penataan Ruang Kawasan Tepi Pantai Mattirotasi dalam Menunjang Kepariwisataan di Kota Parepare, Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Wilayah Kota, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar
  18. Palar, H., (2012), Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Cetakan ke-4, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
  19. Pelindo IV, (2016), Pelabuhan Kota Parepare, Retrieved February 10, 2020, from http://inaport4.co.id/branch/read/1/17
  20. Putri, M.R., Setiawan, A., dan Safitri, M., (2015), Variation of ocean pH in the Indonesia waters, The 5th International Conference on Mathematics and Natural Sciences, AIP Conf. Proc. 1677, 060021-1–060021-4; doi: 10.1063/1.4930701
  21. Qin, R. dan Lin, L., (2017), Development of a GIS-based integrated framework for coastal seiches monitoring and forecasting: A North Jiangsu shoal case study. Computers and Geosciences, http://dx.doi.org/10.1016/j.cageo.2017.03.010
  22. Selvam, S., Venkatramanan, S., & Singaraja, C. (2015). A GISbased assessment of water quality pollution indices for heavy metal contamination in Tuticorin Corporation, Tamilnadu, India. Arabian Journal of Geosciences, 8, 10611-10623
  23. Setiawan, H. dan Subiandono, E., (2015), Konsentrasi Logam Berat pada Air dan Sedimen di Perairan Pesisir Provinsi Sulawesi Selatan, Forest Rehabilitation Journal Vol. 3 No. 1, Maret 2015: 67-79
  24. SNI (Standar Nasional Indonesia), (2010), SNI7644:2010 Basis Data Spasial Oseanografi: Suhu, Salinitas, Oksigen Terlarut, Derajat Keasaman, Turbiditas, dan Kecerahan, Badan Standar Nasional (BSN), Jakarta
  25. Supriyantini, N. dan Soenardjo, (2015), Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Dan Tembaga (Cu) Pada Akar Dan Buah Mangrove Avicennia marina Di Perairan Tanjung Emas Semarang. Jurnal Kelautan Tropis September 2015 Vol. 18(2):98–106
  26. Tanjung, R.H.R., Hamuna B., dan Alianto, (2019), Assessment of Water Quality and Pollution Index in Coastal Waters of Mimika, Indonesia. Journal of Ecological Engineering, Vol. 20, Issue 2, February 2019, pages:87-94. https://doi.org/10.12911/22998993/ 95266
  27. Toyoda, T., Fujii, Y., Kuragano, T., Matthews, J.P., Abe, H., Ebuchi, N., Usui, N., Ogawa, K., & Kamachi, M. (2015), Improvements to a global ocean data assimilation system through the incorporation of Aquarius surface salinity data. Quarterly Journal of the Royal Meteorological Society, Vol. 141, issue 692, pages: 2471-2922, https://doi.org/10.1002/ qj.2561
  28. UNEP (2015), The Emissions Gap Report 2015, United Nations Environment Programme (UNEP), Nairobi
  29. Wisha, U.J. dan Heriati, A., (2016a), Bathymetry and Hydrodynamics in Pare Bay Waters During Transitional Seasons (September-October), OmniAkuatika, 12 (2): 1–10, 2016, ISSN: 1858-3873 (print), 2476-9347 (online)
  30. Wisha, U.J. dan Heriati, A., (2016b), Analisis Julat Pasang Surut (Tidal Range) dan Pengaruhnya Terhadap Sebaran Total Sedimen Tersuspensi (TSS) di Perairan Teluk Pare, Jurnal Kelautan, Volume 9, No. 1, April 2016, ISSN: 1907-9931 (print), 2476-9991 (online), http://journal.trunojoyo.ac.id/jurnalkelautan
  31. Wisha, U.J., Heriati, A., Ramdhan, M., Mustikasari, E., Mutmainah, H., dan Ilham, I., (2018), Spatial Distribution of Dissolved Heavy Metals (Hg, Cd, Cu, Pb, Zn) on the Surface Waters of Pare Bay, South Sulawesi, ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, vol. 23, no. 4, pp. 199-206, Jan. 2019. https://doi.org/10.14710/ik.ijms.23.4.199-206

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-26 04:54:32

No citation recorded.