skip to main content

Daya Dukung Perairan Rawa Mesangat Sebagai Habitat Buaya Siam

Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam, Indonesia

Received: 10 Jun 2020; Published: 30 Nov 2020.
Editor(s): Sudarno Utomo

Citation Format:
Abstract

Rawa Mesangat merupakan habitat utama buaya Siam yang tersisa di Indonesia dan juga sebagai lokasi utama bagi nelayan sekitar. Produksi ikan sebagai sumber ekonomi masyarakat sekaligus makanan potensial bagi buaya Siam dapat terus berkelanjutan bila rantai makanan ekosistem tidak terputus dengan syarat kualitas perairan yang sehat. Pengambilan sampel air ± 1200 ml di setiap lokasi yang dilakukan di 6 (enam) lokasi dalam area perairan rawa Mesangat. Analisis kualitas air dilakukan di laboratorium Peraikanan dan Ilmu Kelautan. Kualitas perairan  menunjukkan pH yang normal, BOD 0,12 – 1,25 ppm termasuk dalam kategori tercemar rendah, COD 15,54 – 40,58 ppm dalam kategori tidak layak untuk kehidupan biota perairan, CO2 2,80 – 5,19 ppm kategori baik, TDS rendah antara 65 – 131 mg/L, TSS berkisar 7 – 87 mg/L, DO antara 2,86 – 3,19 mg/L, kadar nitrat tertinggi adalah 0,21 mg/L sedangkan kadar nitrat terendah 0,01 mg/L, kisaran suhu air antara 26 – 32oC, nilai Zn (seng) berkisar antara <0,003 – 0,02 mg/l. Perbedaan kualitas air pada setiap lokasi dapat disebabkan oleh faktor tutupan vegetasi pohon, vegetasi terapung, kekuatan arus sungai atau sirkulasi aliran air. Vegetasi terapung yang menyebar luas di perairan rawa sangat mungkin mempengaruhi kualitas air, salah satu contohnya adalah Salvinia molesta yang dapat memulihkan kualitas air atau sebaliknya tergantung kuantitas penutupan pada permukaan perairan. 

Abstract

The Mesangat Swamp is the main habitat of the remaining crocodiles in Indonesia as well as a prime location for nearby fishermen. Fish production as an economic source of society as well as potential food for the Siamese crocodile can continue to be sustainable when the food chain ecosystem is not disconnected with the condition of healthy water quality. Water sampling of ± 1200 ml in each location carried out at 6 (six) locations within the Mesangat Swamp water area. The analysis of water quality is done in the Fishery and marine Sciences laboratories. The quality of the water indicates a n ormal pH, the BOD 0,12 – 1,25 ppm belongs to the low tainted category, COD 15,54 – 40,58 ppm in a category not feasible for the life of aquatic biota, CO2 2,80 – 5,19 ppm good category, low TDS between 65 – 131 mg/L, TSS range 7 – 87 mg/L, DO between 2,86 – 3,19 mg/L, highest nitrate level is 0.21 mg/L while lowest nitrate rate is 0,01 mg/l, water temperature range between 26 – 32oC, The value of Zn (zinc) ranges between < 0,003 – 0,02 mg/L. The difference in water quality at each location can be caused by the tree vegetation cover factor, floating vegetation, river current strength or water flow circulation. Floating vegetation that is widespread in swamp waters is very likely to affect water quality, one example is Salvinia molesta that can restore water quality or vice versa depending on quantity closure on water surface

Fulltext View|Download
Keywords: Ekosistem, Buaya Siam, Ikan, Sumber makanan, Vegetasi terapung
Funding: DIPA Balitek KSDA

Article Metrics:

  1. Afrianto, F dan Liviawati, F. (1992). Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius. Yogjakarta
  2. Asmawi, S. (1983). Pemeliharaan Ikan dalam Karamba. PT Gramedia, Jakarta
  3. Behler N, L. Kopsieker, S. Agata, Suimah, R. Stuebing, T. Ziegler. (2018). Population size, demography and diet of the Siamese crocodile, Crocodylus siamensis (Schneider, 1801) in the Mesangat Swamp in Kalimantan, Indonesia, Raffles Bulletin Of Zoology. Vol. 66, Pp. 506–516
  4. Boyd, C.E. (1990). Water Quality in Ponds for Aquaculture. Birminghan Publishing. Alabama
  5. Budiono, Danielle K, Syachraini dan R. Agustina. (2007). Keanekaragaman Hayati di danau dan lahan basah pada daerah Mahakam Tengah Kalimantan Timur, Indonesia. Laporan Teknis. 2005-2007
  6. Chokkalingam U, Kurniawan I & Ruchiat Y. (2005). Fire, livelihoods, and environmental change in the Middle Mahakam peatlands, East Kalimantan. Ecology and Society, 10(1): 26
  7. Copper-Preston, H & Jenkins, R. W. G. (1993).Natural history of Crocodylia.Fauna of Australia, 2A: 1-7
  8. Costa E, Mason V, Waller C. (2010). Indian Lake Plant Survey. An Interactive Qualifying Project Report. Worcester Polytechnic Institute, Worcester, MA
  9. Ditya, Y.C., Husnah, Gaffar, A.K., Muflikhah, N., Wibowo, A.,Kaban,S.,Marini, M., Wulandari, T.N.M.,Dwirastina, M.,Burnawi, Apriyadi, Junianto, R.S., Mersi, Rusmaniar, dan Nasution, D. (2014). Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan di perairan Sungai Kumbe Kabupaten Merauke Provinsi Papua. Laporan Akhir Tahun Kegiatan Penelitian Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum. Palembang. p.79
  10. Effendy, H., (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. 259 hal
  11. Ewusie J.Y. (1990). Introduction for Tropical Ecology. Penerbit ITB. Bandung
  12. Gooner C. (2000). Birds of Lake Jempang and Middle Mahakam Wetlands, East Kalimantan. Kukila 11: 13-36
  13. Haller W. (2009). Hydrilla. In: Gettys LA, Haller WT, Bellaud M (eds). Introduction to the Plant Monographs. Biology and Control of Aquatic Plants: A Best Management Practices Handbook. Aquatic Ecosystem Restoration Foundation, Marietta GA, USA
  14. Irhamni, P. Setiaty, E. Purba, dan Hasan W. (2017). Kajian Akumulator Beberapa Tumbuhan Air Dalam Menyerap Logam Berat Secara Fitoremediasi. Conference Paper • January 2017. Ha. 75-84. DOI: 10.5281/ZENODO.400012.https://www.researchgate.net/publication/317238140.diaksestanggal4/1/2018
  15. Kartamihardja, E. S., Purnomo, K., dan Umar, C. (2009). Sumberdaya ikan perairan umum daratan di Indonesia terabaikan. J.Kebijak.Perikan.Ind. 1(1): 1-15
  16. Krischik VA, Newman R, Kyhl J. (1997). Managing Aquatic Plants in Minnesota Lakes. University of Minnesota. St Paul, MN, USA
  17. Kristanto, P. (2002). Ekologi Industri. Penerbit ANDI, Yogyakarta
  18. Kurniati, H. (2008). Danau Mesangat: Habitat Terakhir Buaya Badas Hitam, Crocodylus siamensis Di Indonesia. Fauna Indonesia. Vol 8 (2) Desember 2008: 25-28
  19. Kurniati H. (2007a). Habitat Buaya air Tawar Potensial Di Luar Kawasan Lindungan Daerah Kalimantan. Fauna Indonesia. Vol 7 (2) Desember 2007: 26-32
  20. Kurniati, H. (2007b). Surveys Of Siamese Crocodile (Crocodylus Siamensis) Habitat In The Mahakam River, East Kalimantan: Zoo Indonesia 2007. 16(2): 51-62
  21. Lynch Jr WE. (2009). Controlling Filamentous Algae in Ponds. Agriculture and Natural Resources. Ohio State University, Columbus, OH, USA
  22. Mahida, U.N. (1993). Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. CV. Rajawali. Jakarta. 543 hal
  23. Marson. (2006). Jenis dan Peranan Tumbuhan Air bagi Perikanan di Perairan Lebak Lebung. BAWAL: Vol.1 No.2-Agustus 2006: 7-11
  24. Masnaini, A. (2015). Makalah Ekosistem Air Tawar
  25. Muslim T, dan Garsetiasih. 2019. Potensi Sumber Makanan Alami Buaya Siam, Crocodylus siamensis (Schneider, 1801) Di Rawa Mesangat. Bunga Rampai Pengelolaan Lingkungan Kehati untuk Pemanfaatan Berkelanjutan. ISBN: 978-602-440-999-9. IPB press
  26. Muslim T, dan R.B. Suba. (2018). A Preliminary Survey of Siamese Crocodile Habitat Preferences: Floating Vegetation on Lake Mesangat, Muara Ancalong, East Kutai, Indonesia. International Symposium on Tropical Forest and Environmental Science (ISTFES 2018). in press
  27. Nelson L. (2009). Giant and common salvinia. In: Gettys LA, Haller WT, Bellaud M (eds). Introduction to the Plant Monographs. Biology and Control of Aquatic Plants: A Best Management Practices Handbook. Aquatic Ecosystem Restoration Foundation, Marietta GA, USA
  28. Noor A.A (2004). Permintakatan Daerah yang Rawan Pencemaran Air tanah Sebagai Dasar Perencanaan Penyediaan Air Bersih di Daerah Surakarta. Jurnal Forum Geografi. Volume 18. Surakarta: Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
  29. Nugroho R.A, Galih Y, G. Santoso, Firman M. N, Hariani N, and Suimah S. (2016). A preliminary study on the biodiversity of fish in the Suhui River, Muara Ancalong, East Kutai, Indonesia. AACL Bioflux, Volume 9, Issue 2: 245 - 251
  30. Nurhidayah, D. Sofarini, dan Yunandar. (2014). Fitoremediasi Tumbuhan Air Kiambang (Salvinia Molesta) Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) dan Perupuk (Phragmites Karka) Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Cair Karet. EnviroScienteae 10 (2014) 18-26. ISSN 1978-8096
  31. Nurma. J.S, Tutik. N, Kristanti. I.P. (2016). Profil Protein Tanaman Kiambang (Salvinia Molesta) Yang Dikulturkan Pada Media Modifikasi Air Lumpur Sidoarjo. ITS Surabaya
  32. Odum, E.P., and G. W. Barrett., (2005). Fundamentals of ecology. 5th Edition. Thomson Learning, United State. 598 p
  33. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No. 02 Tahun 2011. Tentang standar baku mutu air
  34. Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Perairan
  35. Platt, S.G., A Maslim, M. Lonnie, and L Matt. (2018). Securing The last Wild Siamese Crocodile Population in Indonesia: Preliminary results of surveys at lake Mesanget: 7-12. Crocodile Specialist Group Newsletter Volume 37 No 1 January 2018 - March 2018
  36. Platt S.G, S. Heng, L. Kheng, B.L. Stuart, and J. Walston. (2006). Crocodylus Siamensis Along The Sre Ambel River, Southern Cambodia: Habitat, Nesting, and Conservation. Herpetological Natural History, 9(2), 2006, pages 183–188
  37. Pratiwi N. T.M. , S. Hariyadi, I. P. Ayu, A. Iswantari, M.Z. Novita dan Apriadi T. (2015). Kajian Aspek Ekologis dan Daya Dukung Perairan Situ Cilala. Jurnal Biologi Indonesia. 11 (2): 267 – 274 (2015)
  38. Priadie, B. (2012). Teknik Bioremediasi sebagai alternatif dalam upaya pengendalian pencemaran air. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10 (1), 38-48
  39. Puspitaningrum M, M. Izzati, Haryanti S. (2012). Produksi dan Konsumsi Oksigen Terlarut oleh Beberapa Tumbuhan Air. Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XX, Nomor 1, Maret 2012. Hal. 47-55
  40. Rane, N.R., Patil, S.M., Chandanshive, V.V., Kadam, S.K., Khandare, R.V., Jadhav, J.P., and Govindwar, S.P. (2016). Ipomoea hederifolia rooted soil bed and Ipomoea aquatica rhizofiltration coupled phytoreactors for efficient treatment of textile wastewater. Water Research, 96, 1-11
  41. Salmin, 2005. Oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Oseana, 30(3), 21-26
  42. Sastrawijaya, A. T. (1991). Pencemaran Lingkungan. Rhineka Cipta, Jakarta
  43. Sendi, B. (2014). Phytoremediation Waste Mercury Using Plant And System Reactor, Jurnal Ilmiah Sain Vol. 14 No.1
  44. Shahrul Anuar, M. S. and Stuebing, R. B. (1996). Diet, growth and movement of juvenile crocodiles Crocodylusporosus Schneider in the Klias River, Sabah, Malaysia. Journal of Tropical Ecology, 12: 651-662
  45. Simpson B. K., Bezuijen M.R. Crocodiles. (2010). Status survey and conservation action plan. Third Edition: Siamese Crocodile Crocodylus siamensis.120-126. Crocodiles Specialist Group: Darwin
  46. Soegiarto, A. Sulistyo, W.A. Atmadja dan M. Mubarak (1978). Pertumbuhan Alga Laut Euchema spinosum pada Berbagai Kedalaman di Goba Pulau Pari. Oseanoligi di Indonesia
  47. Soerjani, M. (1982). Masalah gulma air di Indonesia. Prosiding Seminar Perikanan Perairan Umum. Indonesia. Hal: 33-41
  48. Stowel, R.R., J.C. Ludwig and G. Thobanoglous. (2000). Towad the Rational Design of Aquatic Treatments of Wastewater, Departement of Civil Engineering and Land, Air and Wastewater Resources, University of California, California
  49. Stuebing R, R. Sommerlad and A. Staniewicz. (2015). Conservation of the Sunda gharial Tomistoma schlegelii in Lake Mesangat, Indonesia. Int. Zoo Yb. (2015) 49: DOI: 10.1111/izy.12068
  50. Sudibyaningsih (2005). Gulma Air Eichhorma crassipes dan Salvinia molesta sebagai Fitoremidiator Logam Kadmium dan Krom heksavalen dalam penanganan limbah cair. Agris. Record. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto (Indonesia)
  51. Sugiharto. (2003). Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah, Universitas Indonesia, Jakarta
  52. Suriawiria, U. (2003). Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis, Penerbit Alumni, Bandung
  53. Staniewicz A .(2011). Diet and demography of Tomistoma schlegelii in Mesangat Lake, East Kalimantan, Indonesia. Mesangat Tomistoma report in June – September 2011
  54. Tatangindatu. F, O. Kalesaran, Robert R. (2013). Studi Parameter Fisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa. Budidaya Perairan Mei 2013. Vol. 1 No. 2 : 8-19
  55. Upit R.P, Asrul S.S, dan Nuning V.H. (2011). Kemampuan Tumbuhan Air Sebagai Agen Fitoremediator Logam Berat Kromium (Cr) yang Terdapat pada Limbah Cair Industri Batik, Berkala Perikanan Terubuk, ISSN 0126-4265 Vol. 39, No. 1 Februari 2011
  56. Velichkova K.N., and Sirakov, I.N. (2013). The usage of aquatic floating macrophytes (Lemna and Wolffia) as biofilter in Recirculation Aquaculture System (RAS). Turkish J Fish Aquat Sci 13: 101-110
  57. Wagner K. (2004). The Practical Guide to Lake Management in Massachusetts. A Companion to the Final Generic Environmental Impact Report on Eutrophication and Aquatic Plant Management in Massachusetts
  58. Wardhana A.W.(1995). Dampak Pencemaran Lingkungan, Edisi II, hal. 35, Andi Offset, Yogyakarta
  59. Wibowo P. (1997). Hasil Temuan Survei Lahan Basah di Kalimantan: Seminar Pemaparan Hasil-Hasil Temuan Teknis Proyek UK-Indonesia di bidang Pengelolaan Hutan Tropis di Indonesia: Sub-Proyek Konservasi Suaka Margasatwa Danau Sentarum (1992 – 1997) Bogor, 16-17 Juni 1997. Wetlands International-Indonesia Programme. Bogor: 1-9
  60. Widyastuti, Y.R. (2008). Peningkatan Produksi Air Tawar melalui Budidaya Ikan Sistem Akuaponik. Prosiding Seminar Nasional Limnologi IV, LIPI, Bogor : 62-73
  61. Wijayanti H. (2007). Kualitas Perairan di Pantai Kota Bandar Lampung Berdasarkan Komunitas Hewan Makrobenthos. Tesis. Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro. Semarang
  62. Yasiwa (2016). Kawasan Ekosistem Esensial Danau Mesangat dan Kenohan Suwi. Annual Report. 20 p
  63. Yusuf, G. (2008). Bioremediasi Limbah Rumah Tangga Dengan Sistem Simulasi Tanaman Air. Jurnal Bumi Lestari. 8 (2): 136-144

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-25 06:34:37

No citation recorded.