skip to main content

Jenis Tanah, Komposisi dan Keanekaragaman Jenis Tegakan Pada Pengusahaan Hutan Alam Secara Konvensional dan RIL

1Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, Indonesia

2Centre for Climate Risk and Oppoptunity Management in Southeast Asia Pasific (CCROM - SEAP) IPB, Indonesia

3Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, Indonesia

Received: 1 Aug 2021; Revised: 30 Aug 2021; Accepted: 2 Sep 2021; Available online: 6 Sep 2021; Published: 1 Nov 2021.
Editor(s): H. Hadiyanto

Citation Format:
Abstract

Dalam melakukan pengelolaan hutan alam produksi, penggunaan sistem pemanenan yang memberikan dampak kerusakan lingkungan minimal sangat diharapkan. Salah satu sistem pemanenan yang dapat meminimalisir dampak kerusakan lingkungan akibat pemanenan adalah Reduced Impact Logging (RIL). Namun demikian, data hasil kajian terkait dampak sistem pemanenan konvensional dan RIL terhadap komposisi, keanekaragaman jenis dan juga sebaran jenis tanahnya masih sangat sedikit. Padahal, data tersebut sangat penting sebagai bagian strategi untuk implementasi pengelolaan hutan alam lestari dapat lebih berhasil kedepan. Tulisan ini bertujuan menginformasikan sebaran jenis tanah, komposisi dan keanekaragaman jenis tegakan pada wilayah pengusahaan hutan alam yang telah menerapkan sistem pemanenan secara konvensional dan RIL dalam rangka mendukung strategi pengelolaan hutan alam lestari. Plot berbentuk lingkaran digunakan untuk melakukan survei analisis vegetasi di tiga (3) areal IUPHHK-HA yaitu PT. A, PT. B, dan PT. C di Provinsi Kalimantan Tengah serta data yang terkumpul selanjutnya dianalisis lebih lanjut yaitu INP (Indeks Nilai Penting), indeks keanekaragaman jenis (Shannon-Wiener), indeks kekayaaan jenis (Margalef) dan indeks kemerataan jenis. Hasil penelitian di seluruh lokasi studi menunjukkan sebaran jenis tanah yang didominasi oleh kompleks Kambisol-Podsol sebesar masing-masing 82,0% (PT. A),  45,38% (PT. B), 48,48% (PT. C) yang memiliki tingkat kesuburan rendah dan ketersediaan hara yang rendah; tidak ditemukan banyak perubahan keberadaan famili-famili tumbuhan berdasarkan 5 spesies dengan INP tertinggi pada masing-masing tingkat pertumbuhan pancang, tiang dan pohon (selisih rata-rata nilai INP pada semua tingkatan pertumbuhan berada dibawah nilai 10%) dimana masih sangat didominasi oleh famili-famili Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Fabaceae dan Fagaceae; tidak ditemukan banyak perubahan terhadap nilai keanekaragaman (nilai 3,00-3,19), kekayaan (nilai 6,57-7,61) dan kemerataan jenis (nilai 0,82-0,88). Dengan demikian, sistem pemanenan pada hutan alam yang dilaksanakan dengan baik yang mempunyai dampak terhadap lingkungan minimal akan memberikan keberlanjutan komposisi tegakan dan keanekaragaman hayati untuk mendukung terjaminnya kelestarian hutan pada areal pengusahaan hutan alam produksi di Indonesia.

ABSTRACT

In managing natural production forest, the use of a logging system that provides minimal damage is highly desirable. One of the logging systems that can minimize the impact of damage due to logging is Reduced Impact Logging (RIL). However, data from studies related to the impact of conventional and RIL logging systems on the composition, species diversity and distribution of soil types are still very few. In fact, the data is very important as part of a strategy for implementing sustainable natural forest management to be more successful in the future. This paper aims to inform the distribution of soil types, composition and species diversity of stands in forest concession areas that have applied conventional logging systems and RIL in order to support sustainable natural forest management strategies. The circular plot was used to conduct a vegetation analysis survey in three (3) IUPHHK-HA areas, namely PT. A, PT. B, and PT. C in Central Kalimantan Province and the data collected were then analyzed further, namely the INP (Importance Value Index), the species diversity index (Shannon-Wiener), the species richness index (Margalef) and the species evenness index. The results of the research in all study locations showed that the distribution of soil types was dominated by the Kambisol-Podsol complex as amounted 82,0% (PT. A),  45,38% (PT. B), 48,48% (PT. C)  which had low fertility and low nutrient availability; not found much change in the existence of plant families based on 5 species with the highest INP at each growth stage of saplings, poles and trees (difference in the average INP values at all growth stages below 10%) that still very much dominated by the Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Fabaceae and Fagaceae families; not found much change in the value of diversity (value 3,00-3,19), richness (value 6,57-7,61) and evenness of species (value 0,82-0,88).Thus, a logging system that is carried out properly in managing natural forest that has minimum environmental impact will provide sustainability of stand composition and biodiversity to support the assurance of forest sustainability in natural forest concession areas in Indonesia.

.

Fulltext View|Download
Keywords: Jenis tanah; Komposisi tegakan; Keanekaragaman jenis; Konvensional; RIL

Article Metrics:

  1. Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2011. Standar Nasional Indonesia (SNI) 7724:2011 Tentang Pengukuran dan Penghitungan Cadangan Karbon–Pengukuran Lapangan Untuk Penaksiran Cadangan Karbon Hutan (Ground Based Forest Carbon Accounting). Jakarta
  2. Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari. 2020. Rencana Strategis Tahun 2020 – 2024. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
  3. Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta
  4. Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta
  5. Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta
  6. Kartawinata, K., Purwaningsih, T. Partomihardjo, R. Yusuf, R. Abdulhadi, dan S. Riswan. 2008. Floristic and Structure of A Lowland Dipterocarp Forest at Wanariset Samboja, East Kalimantan, Indonesia. Reinwardtia Vol. 12 (4): 301-323
  7. Krebs, C.J. 1994. Ecology, the Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Addison-Wesley Educational Publishers. NewYork
  8. Kuswanda, W., dan B.S. Antoko. 2008. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Pada Berbagai Tipe Hutan Untuk Mendukung Pengelolaan Zona Rimba di Taman Nasional Batang Gadis. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 5 (4): 337-354
  9. Ludwig, J.A., and J.F. Reynolds. 1988. Statistical Ecology: A Primer on Methods and Computing. John Wiley and Sons. Singapore
  10. Mueller-Dombois, D., and H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of V egetation Ecology. John Wiley and Sons. New York
  11. Muhdi, Elias, D. Murdiyarso, dan J.R. Matangaran. 2012. Kerusakan Tegakan Tinggal Akibat Pemanenan Kayu Reduced Impact Logging Dan Konvensional di Hutan Alam Tropika (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Inhutani II, Kalimantan Timur). Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol. 19 (3): 303-311
  12. Muhdin, E. Suhendang, D. Wahjono, H. Purnomo, Istomo, dan B.C.H. Simangunsong. 2008. Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 14 (2): 81-87
  13. Magurran, A.E. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. Princeton University Press. New Jersey
  14. Nahlunnisa, A., E.A.M. Zuhud, dan Y. Santosa. 2016. Keanekaragaman Spesies Tumbuhan di Areal Nilai Konservasi Tinggi (NKT) Perkebunan Kelapa Sawit Provinsi Riau. Media Konservasi Vol 21 (1): 91-98
  15. Polosakan, R. 2012. Keanekaragaman, Struktur dan Komposisi Jenis Pohon di Hutan Rancak Erang, Cagar Alam Bojonglarang Jayanti, Kabupaten Cianjur. Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas IV. Departemen Biologi, Universitas Airlangga Surabaya, 15 September 2012. pp.80-89
  16. Putinella, J.A. 2014. Perbaikan Fisik Tanah Kambisol Akibat Pemberian Bokashi Ela Sagu Dan Pupuk Abg (Amazing Bio Growth) Bunga-Buah. Jurnal Budidaya Pertanian Vol. 10 (1)
  17. Prechzsch, H. 2009. Forest Dynamics, Growth and Yield: From Measurement to Model. Springer- Verlag. Berlin. Pp 279- 283
  18. Samsoedin, I. 2009. Dinamika Keanekaragaman Jenis Pohon Pada Hutan Produksi Bekas Tebangan di Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 6 (1): 69-78
  19. Samsoedin, I., dan M.N. Heriyanto. 2010. Struktur dan Komposisi Hutan Pamah Bekas Tebangan Ilegal di Kelompok Hutan Sei Lepan, Sei Serdang, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 7 (3): 299-314
  20. Saridan, A., dan S. Soegiharto. 2012. Struktur Tegakan Tinggal Pada Uji Coba Pemanenan di Hutan Penelitian Labanan, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 9 (3): 239-249
  21. Sidiyasa, K. 2009. Struktur dan Komposisi Tegakan serta Keanekaragamannya di Hutan Lindung Sungai Wain, Balikpapan, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 6 (1): 79-93
  22. Suhartana, S., Yuniawati dan Rahmat. 2014. Pemanenan Kayu Ramah Lingkungan di Hutan Tanaman Lahan Kering di Sumatera, Kalimantan dan Jawa Barat, dalam Suwinarti, W., I. W. Kusuma, Erwin dan Ismail (eds.), Prosiding Seminar Nasional MAPEKI 16: Pemanfaatan Sumberdaya Terbarukan untuk Kesejahteraan Manusia dan Kelestarian Lingkungan 6 Nopember 2013 di Balikpapan. Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia. p.402-406
  23. Wiharto, M. 2012. Preferensi Spesies Pohon Terhadap Faktor Abiotik di Hutan Sub Pegunungan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas IV. Departemen Biologi, Universitas Airlangga. Surabaya, 15 September 2012. p.164-179
  24. Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi Populasi dan Komunitas. UI Press. Jakarta

Last update:

  1. Emission factor for emission reduction estimation in reduced impact logging

    I W S Dharmawan, M Ridwan. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1115 (1), 2022. doi: 10.1088/1755-1315/1115/1/012038

Last update: 2024-12-26 11:23:17

No citation recorded.