1Bagian/ SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ Rumah Sakit Saiful Anwar, Indonesia
2 Malang, Indonesia
3Malang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI10808, author = {Zulfakhri Zulfakhri and Djudjuk Basuki and Isngadi Isngadi}, title = {Jumlah Koloni Bakteri Pada Sediaan Propofol Diluar Kemasan Pada Jam Ke 0, 6, Dan 24 Di Kamar Operasi Sentral Rumah Sakit Saiful Anwar Malang }, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {7}, number = {3}, year = {2015}, keywords = {Propofol; Koloni Bakteri}, abstract = { Latar belakang : Propofol (2,6-diisopropylphenol) merupakan obat anestesi intravena yang efektif , onset cepat, durasi kerja pendek. Propofol dengan pelarut yang mengandung emulsi yang terdiri dari 10 % minyak kedelai, 2,25% gliserol dan 1,2 Fosfatid telur yang dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Pada praktek sehari-hari di Rumah Sakit syaiful Anwar (RSSA) dijumpai adanya emulsi propofol yang sudah dibuka dari kemasan (ampul) kemudian disimpan dalam spuit 10 cc dan dilakukan penyimpanan dalam lemari es dengan suhu yang diatur pada 4°C. Propofol tersebut kemudian digunakan kembali pada keesokan harinya atau lebih 24 jam dengan mengabaikan kemungkinan adanya pertumbuhan bakteri dengan alasan bahwa dengan dilakukan penyimpanan di lemari pendingin akan memperlambat pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu penting diketahui apakah ada pertumbuhan kuman pada sediaan propofol sisa diluar kemasan pada jam ke 0, jam ke 6 dan jam ke 24. Tujuan : Untuk mengetahui apakah ada pertumbuhan bakteri pada propofol yang sudah dibuka dari ampul pada jam ke 0, jam ke 6 dan jam ke 24 di kamar operasi bedah sentral RSSA setelah dilakukan pemeriksaan kultur mikrobiologi Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kohort prospektif dengan jumlah sampel 90. Sampel terpilih diberi label no sampel, dicatat warnanya. Pada jam ke- 0 propofol dibuka dari kemasan diambil 2 cc propofol dimasukkan dalam spuit 3 cc dan dilakukan pemeriksaan mikrobiologi. Pada Jam ke 6 diambil 2 cc propofol dimasukan dalam spuit 3cc diberi label dan nomor sampel, tanggal dan jam. Kemudian dilakukan pemeriksaan mikrobiologi. Pada Jam ke 24 propofol sisa yang disimpan dilemari pendingin Depo Farmasi Kamar Operasi diambil 2 cc propofol dimasukan dalam spuit 3cc yang telah diberi label dan nomor sampel, tanggal dan jam. Kemudian dilakukan pemeriksaan mikrobiologi Hasil : Dari penelitian ini didapatkan jumlah rerata koloni bakteri pada sampel jam ke 0 adalah 0,1667 cfu/ml, pada sampel jam ke 6 adalah 3,6667 cfu/ml, dan pada sampel jam ke 24 adalah 321,8573 cfu/ml. Jumlah rerata total koloni bakteri adalah 108.5636 cfu/ml. Dari analisa statistik didapatkan jumlah koloni bakteri pada jam ke 0 berbeda bermakna jika dibandingkan pada jam ke 6 dengan nilai p < 0,05, sedangkan jumlah koloni bakteri pada jam ke 0 dibandingkan dengan jam ke 24 didapatkan perbedaan yang bermakna dengan nilai P < 0,05. Jumlah koloni bakteri pada jam ke 6 berbeda bermakna jika dibandingkan pada jam ke 24 dengan P < 0,05 Simpulan : Pertambahan jumlah koloni bakteri berkaitan erat dengan lamanya paparan propofol dengan udara luar. Semakin lama terbuka semakin banyak jumlah koloni bakteri. }, issn = {2089-970X}, pages = {157--165} doi = {10.14710/jai.v7i3.10808}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10808} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang : Propofol (2,6-diisopropylphenol) merupakan obat anestesi intravena yang efektif , onset cepat, durasi kerja pendek. Propofol dengan pelarut yang mengandung emulsi yang terdiri dari 10 % minyak kedelai, 2,25% gliserol dan 1,2 Fosfatid telur yang dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Pada praktek sehari-hari di Rumah Sakit syaiful Anwar (RSSA) dijumpai adanya emulsi propofol yang sudah dibuka dari kemasan (ampul) kemudian disimpan dalam spuit 10 cc dan dilakukan penyimpanan dalam lemari es dengan suhu yang diatur pada 4°C. Propofol tersebut kemudian digunakan kembali pada keesokan harinya atau lebih 24 jam dengan mengabaikan kemungkinan adanya pertumbuhan bakteri dengan alasan bahwa dengan dilakukan penyimpanan di lemari pendingin akan memperlambat pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu penting diketahui apakah ada pertumbuhan kuman pada sediaan propofol sisa diluar kemasan pada jam ke 0, jam ke 6 dan jam ke 24.
Tujuan : Untuk mengetahui apakah ada pertumbuhan bakteri pada propofol yang sudah dibuka dari ampul pada jam ke 0, jam ke 6 dan jam ke 24 di kamar operasi bedah sentral RSSA setelah dilakukan pemeriksaan kultur mikrobiologi
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kohort prospektif dengan jumlah sampel 90. Sampel terpilih diberi label no sampel, dicatat warnanya. Pada jam ke- 0 propofol dibuka dari kemasan diambil 2 cc propofol dimasukkan dalam spuit 3 cc dan dilakukan pemeriksaan mikrobiologi. Pada Jam ke 6 diambil 2 cc propofol dimasukan dalam spuit 3cc diberi label dan nomor sampel, tanggal dan jam. Kemudian dilakukan pemeriksaan mikrobiologi. Pada Jam ke 24 propofol sisa yang disimpan dilemari pendingin Depo Farmasi Kamar Operasi diambil 2 cc propofol dimasukan dalam spuit 3cc yang telah diberi label dan nomor sampel, tanggal dan jam. Kemudian dilakukan pemeriksaan mikrobiologi
Hasil : Dari penelitian ini didapatkan jumlah rerata koloni bakteri pada sampel jam ke 0 adalah 0,1667 cfu/ml, pada sampel jam ke 6 adalah 3,6667 cfu/ml, dan pada sampel jam ke 24 adalah 321,8573 cfu/ml. Jumlah rerata total koloni bakteri adalah 108.5636 cfu/ml. Dari analisa statistik didapatkan jumlah koloni bakteri pada jam ke 0 berbeda bermakna jika dibandingkan pada jam ke 6 dengan nilai p < 0,05, sedangkan jumlah koloni bakteri pada jam ke 0 dibandingkan dengan jam ke 24 didapatkan perbedaan yang bermakna dengan nilai P < 0,05. Jumlah koloni bakteri pada jam ke 6 berbeda bermakna jika dibandingkan pada jam ke 24 dengan P < 0,05
Simpulan : Pertambahan jumlah koloni bakteri berkaitan erat dengan lamanya paparan propofol dengan udara luar. Semakin lama terbuka semakin banyak jumlah koloni bakteri.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-15 19:15:41
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License