skip to main content

Perbandingan Efektifitas Antara Tramadol Dan Meperidin Untuk Pencegahan Menggigil Pasca Anestesi Umum

1Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi , Indonesia

2Semarang, Indonesia

Published: 1 Nov 2015.
Open Access Copyright 2015 JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)

Citation Format:
Abstract

Latar belakang : Menggigil pasca anestesi merupakan komplikasi yang cukup sering terjadi. Menggigil menimbulkan keadaan yang tidak nyaman dan berbagai resiko terutama bagi pasien dengan kondisi fisik yang tidak optimal, pasien dengan penyakit paru obstruktif menahun yang berat, atau pasien dengan gangguan kerja pada jantung. Karena itu menggigil harus segera dicegah atau diatasi. Sampai saat ini obat yang paling sering digunakan adalah meperidin.

Tujuan : Membuktikan bahwa pemberian tramadol 2 mg/kgBB intra vena menjelang akhir operasi lebih efektif daripada meperidin 0,5 mg/kgBB intra vena menjelang akhir operasi untuk mencegah kejadian menggigil pasca anestesi umum.

Metode : Merupakan penelitian eksperimental dengan desain “randomized post test only controlled group” pada 72 pasien usia 16 – 60 tahun, status fisik ASA I – II, berat badan normal yang menjalani operasi dengan anestesia umum. Pasien dipuasakan 6 jam dan diberikan premedikasi midazolam 0,07 mg/kgBB dan fentanil 1,5 µg/kgBB intra vena 2 menit sebelum induksi. Tekanan darah diastolik, tekanan darah sistolik, tekanan arteri rerata, laju jantung dan SaO2 diukur 5 menit sebelum induksi. Induksi anestesi dilakukan dengan thiopental 5 mg/kgBB. Setelah reflek bulu mata hilang, diberikan atrakurium besilat 0,5 mg/kgBB dan dilakukan intubasi endotrakea. Rumatan anestesi menggunakan isofluran 0,8 – 1,7 vol%, N2O 70% dan O2 30%. Atrakurium intermiten diberikan dengan dosis 0,2 mg/kgBB. Temperatur esofagus diukur segera setelah induksi. Lama operasi dibatasi antara 2 – 3 jam. Pada akhir operasi, obat inhalasi dihentikan. Setelah nafas spontan adekuat, reflek laringeal positip dilakukan randomisasi. Pasien dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok T (mendapat tramadol 2 mg/kgBB), kelompok M (mendapat meperidin 0,5 mg/kgBB) dan kelompok K (mendapat NaCl 0,9%).  Ekstubasi dilakukan 5 menit setelah perlakuan. Tekanan darah diastolik, sistolik, tekanan arteri rerata, laju jantung dan SaO2 diukur dan dicatat segera setelah ekstubasi dan tiap lima menit selama 30 menit. Suhu tubuh diukur segera dan 15 menit setelah ekstubasi. Pasca ekstubasi pasien diberi oksigen 6L/menit. Uji statistik menggunakan One-way ANOVA, dengan derajat kemaknaan  p < 0,05.

Hasil : Data dasar, data karakteristik klinis sebelum induksi, perbandingan pengukuran tekanan darah diastolik, tekanan darah sistolik, tekanan arteri rerata, laju jantung dan SaO2 berbeda tidak bermakna (p>0,05) kecuali laju jantung 30 menit pasca ekstubasi antara kelompok tramadol dan kontrol berbeda bermakna (p<0,05). Kejadian dan derajat menggigil kelompok tramadol dan meperidin berbeda tidak bermakna (p>0,05). Perbedaan suhu tubuh kelompok tramadol dan meperidin 15 menit pasca ekstubasi dan efek samping obat yang timbul berbeda bermakna (p<0,05).

Kesimpulan : Tramadol dan meperidin mempunyai efektifitas yang sama dalam mencegah menggigil pasca anestesi umum, tetapi tramadol mempunyai efek samping obat yang lebih rendah dibandingkan meperidin.

 

Fulltext View|Download
Keywords: menggigil pasca anestesi; tramadol; meperidin

Article Metrics:

  1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ, Larson CP. Clinical Anesthesiology 5 th ed. New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill Medical Publishing Edition, 2013: 1257-75
  2. Tsai YC, Chu KS. A comparison of tramadol, amitriptyline, and meperidine for postepidural anesthetic shivering in parturients. Anesth Analg 2001; 93:1288 –1292
  3. Goold JE. Post operative spaticity and shivering. Anaesthesia, 1984;39:35–8
  4. Schawarzkopt KR, Hoft H, Hartman M, Fritz HG. A comparison between meperidine, clonidine and urapidil in the treatment of postanesthetic shivering. Anesth Analg 2001;95:257–60
  5. Piper Sn, Maleck WH, Bolt J, Suttner SW, Schmidt CC, Reich DGP. A comparison of urapadil, clonidine, meperidine, and placebo in preventing postanesthetic shivering. Anesth Analg 2000;90:954–7
  6. Horn EP. Physostigminprevents post anesthetic shivering as does meperidine or clonidine. Anesthesiology, 1998;88:108–13
  7. Wang JJ, Ho ST, Lu SC, Liu YC. A comparison among nalbuphine, meperidine and placebo for treating postanesthetic shivering. Anesth Analg 1999 ; 88:686–9
  8. Sessler DI. Temperature regulation and monitoring. In : Miller RD. ed Miller’s Anesthesia. 8Th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders 2015;1622 –46
  9. Rosa G, Pinto G, Orsi P. Control of post anesthetic shivering with nefopam hydrochloride in midly hypothermi patients after neurosurgery. Acta Anaesthesiologica Scandinavia 1995;39 (1):90–5
  10. Horn EP, Warner C, Sessler DI., et al. Late intraoperative clonidine administration prevents post anesthetic shivering after total intravenous and volatile anesthesia. Anesth Analg 1997;84:613–7
  11. De Witte J, Sesler DI. Perioperative shivering: physiologuy and pharmacology. Anesthesiology 2002:79: 467–84
  12. Chan AMH, Ng KFJ, Tong EWN, Jan GSK. Control of shivering under regional anesthesia in obstetric patiens with tramadol. Can J Anesth 1999/46/253–8
  13. Duthie DJR. Remifentanil and tramadol, recent advances in opioid pharmacology. Br. J. Anaesth. 1998;81:51–7
  14. Bhatnagar S., Saxena A., Kannan TR., Punj J., Panigrahi M., Mishra S.Tramadol for post operative shivering: a double blind comparison with pethidine. Anaesthesia and Intensive Care 2001;29:149 –54
  15. Mathews S., Al Mulia A., Varghese PK, Radim K, Mumtaz S. Postanesthetic shivering –a new look at tramadol. Anaesthesia 2000, 57:38 –403
  16. De Witte J., Deloof T., De Veylder J., Housmans PR. Tramadol in the treatment of postanaesthetic shivering. Acta Anaesthesiologica Scandinavia 1997;41:506–10
  17. Budd K, Langford R. Tramadol revisited. Br. J. Anaesth. 1999;82:493–5
  18. Aitkenhead AR, Moppet IK, Thompson JP. Smith & Aitkenhead Textbook of anaesthesia. 6th eds. London: Churchill Livingstone, 2013:843-86
  19. De Witte J, Rietman GW, Vandenbroucke G, Dellof T. Post-operative effects of tramadol administered at wound closure. Eur J Anaesthesiol. 1998 Mar;15(2):190–5
  20. Pausawasdi S, Jirasirithum S, Phanarai C. The use of tramadol hydrochloride in the treatment of post-anesthetic shivering. J Med Assoc Thai. 1990 Jan;73(1): 16–20
  21. Mohta M, Kumari N, Tyagi A, Sethi AK, Agarwal D, Sigh M. Tramadol for prevention of postanestetic shivering: a randomised doble blind comparison with pethidine. Anesthesia 2009, 64(2):141-6
  22. Sarim BY, Budiono U. Ketamin dan meperidin untuk pencegahan menggigil pasca anestesi umum. Jurnal Anestesiologi Indonesia 2011, 3:95–107
  23. Fatoni AZ, Isngadi, Jaya W. Perbandingan efek pemberian ondansetron dan petidin intravena untuk mencegah menggigil pasca anestesi umum. Jurnal Anestesiologi Indonesia 2014, 6:89–99
  24. Budiono U. Meperidin, ketamin dan klonidin efektif untuk terapi menggigil pada sectio cesarea dengan anestesi spinal. Jurnal Anestesiologi Indonesia 2015, 7:120–132

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-18 03:21:21

No citation recorded.