skip to main content

Penggunaan Opioid sebagai Balans Anestesi pada Craniotomi Emergensi dengan Meningioma

1Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, FAkultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara/ RSU Haji Adam Malik, Indonesia

2Medan, Indonesia

Published: 1 Jul 2013.
Open Access Copyright 2013 JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)

Citation Format:
Abstract

Latar Belakang: Balans anestesi adalah teknik anestesi umum berdasar konsep  pemberian campuran agen inhalasi dan intravena atau teknik anestesi kombinasi untuk mendapatkan keuntungan efek anestesi. Opioid sebagai salah satu komponen balans anestesi terbukti dapat mengurangi nyeri perioperatif dan cemas, mengurangi respon somatik dan respon otonom terhadap manipulasi saluran napas, meningkatkan stabilitas hemodinamik selama rangsang nyeri operasi, kebutuhan anestesi inhalasi yang lebih rendah, dan memberikan analgesi segera pasca operasi. Tujuan maintenans anestesi pada bedah saraf adalah mengontrol tekanan otak melalui kontrol tingkat konsumsi oksigen metabolisme otak (CMRO2) dan aliran darah otak (CBF). Preparat anestesi spesifik merupakan kombinasi obat yang menguntungkan hemodinamik serebral, CMRO2, dan tekanan intrakranial (ICP) untuk memberikan kondisi operasi yang baik dan untuk meningkatkan kemungkinan hasil yang berkualitas. Opioid umumnya menghasilkan penurunan sederhana dalam tingkat metabolisme otak (CMR) dan tekanan intrakranial meskipun perubahan tersebut dipengaruhi dengan pemberian agen lain.

Kasus: Seorang wanita, 42 tahun, berat badan 60 kg dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama penurunan kesadaran tiba-tiba. CT scan menunjukkan tumor (meningioma) pada lobus parietal. Terdapat riwayat sakit kepala, tidak ada muntah, dan tidak kejang. Pemeriksaan fisik menunjukkan  Glasgow Coma Scale 10 (E3M5V2), status hemodinamik, pernafasan, pemeriksaan laboratorium dan radiologi dalam batas normal. Pasien dijadwalkan untuk kraniotomi pengangkatan tumor emergensi di bawah anestesi umum, intubasi dengan endotrakeal tube dan opioid dalam balans anestesi menggunakan fentanil . Operasi berlangsung selama 3 jam. Injeksi intravena midazolam 2 mg sebagai premedikasi diberikan sebelum induksi anestesi, fentanil 250 ug/iv (titrasi) diberikan 5 menit sebelum injeksi propofol untuk mencapai tingkat puncak sebelum intubasi. Induksi dengan propofol 100 mg iv (titrasi) dan pelumpuh otot dengan rokuronium 50 mg iv. Selama anestesi, pasien dikontrol secara total, maintenans O2:udara 2l : 2l, sevofluran 0,5-1 % , rocuronium 10 m / jam/iv dan fentanil 100-200 ug/jam/ iv syringe pump. Total fentanil digunakan adalah 900 ug dan pada akhir operasi pasien diekstubasi. Manajemen nyeri pasca operasi yang digunakan di ICU adalah fentanil 500 uq/24 jam/iv dan  ketorolak 30mg/ 8 jam/iv. Pada asesmen ulang tingkat kesadaran pasca operasi di ICU didapatkan  GCS 15.

Pembahasan: Opioid dalam balans anestesi pada pengangkatan tumor (meningioma) pada kraniotomi emergensi memberikan kondisi dan hasil operasi yang baik. Opioid dalam balans anestesi adalah pilihan yang baik untuk kasus ini. Konsentrasi plasma opioid yang diperlukan untuk menumpulkan respon hemodinamik terhadap laringoskopi, intubasi trakea, dan berbagai rangsangan noxius, serta konsentrasi plasma opioid yang terkait dengan kebangkitan dari anestesi dan terbukti tidak meningkatkan metabolisme otak dan tekanan intrakranial. Opioid dosis dititrasi untuk efek yang diinginkan berdasarkan stimulus bedah dan menghasilkan pemulihan yang baik

Fulltext View|Download
Keywords: opioid dalam balans anestesi; neuroanesthesia; kraniotomi emergensi; meningioma

Article Metrics:

  1. Barash, Paul G.; Cullen, Bruce F.; Stoelting, Robert K. Opioid. In :Clinical Anesthesia, 5th Edition Lippincott Williams & Wilkins. 2006.353-400
  2. Andrews DT, Leslie K, Sessler DI, Bjorksten AR: The arterial blood propofol concentration preventing movement in 50% of healthy women after skin incision. Anesth Analg 1997; 85:414-419
  3. Fukuda K. Intravenous opioid anesthetics In : Miller’s anesthesia. 6th ed. Churchill Livingstone, Philadelphia, 2009: 379-424
  4. Smith C, McEwan AI, Jhaveri R, et al: The interaction of fentanil on the Cp50 of propofol for loss of consciousness and skin incision. Anesthesiology 1994; 81:820-828
  5. Jaeckle KA, Digre KB, Jones CR. Central Neurogenic Hyperventilation: Pharmacologic intervention with morphine sulfate and correlative analysis of respiratory, sleep, and ocular motor dysfunction. Neurology 1990; 40 : 1715-1720
  6. Katoh T, Uchiyama T,Ikeda K : Effect of fentanyl on awakening concentration of sevoflurane. Br J Anaesth 1994; 73: 322-325
  7. Glass PSA, Jacoba JR,Smith LR et al : Pharmacokinetic model-driven infusion of fentanyl : Assesment of accuracy. Anesthesiology 73 : 1082, 1990
  8. Morgan GE et al : Non Volatile Anaesthetic Agents. In : Clinical Anesthesiology . 4th ed. Lange Medical Books/ Mc Graw Hill. 192-196, 2006
  9. Cottrell et al : The Management of Pain in the Neurosurgical Patient. In : Handbook of Neuroanesthesia .5th ed. Lippincott Williams & Wilkins. 2012.70-76
  10. Bailey PL. Egan TD, Stanley TH. Intravenous Opioid Anesthetics. In: Miller RD (ed). Anesthesia, 5th ed. New York, Churchill Livingstone,2000,p 33

Last update:

  1. Comparison of Pain Scale, Hemodynamics, and Side Effects of Percutaneous and Intravenous Fentanyl in Post Sectio Caesaria Patients at Bunda Hospital

    Annisa`'a Nurillah Moesthafa, Achmad Riviq Said, Ros Sumarny, Yati Sumiyati. Borneo Journal of Pharmacy, 5 (1), 2022. doi: 10.33084/bjop.v5i1.2876

Last update: 2024-12-11 22:28:35

No citation recorded.