BibTex Citation Data :
@article{JIM10649, author = {Arlina Mustika and Devi A. and Ellen Loycia}, title = {Segitiga Pos Obat Sebagai Penanggulangan Anak Jalanan}, journal = {Jurnal Ilmiah Mahasiswa}, volume = {1}, number = {1}, year = {2011}, keywords = {}, abstract = { Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, khususnya untuk pekerja anak sebagai pembantu rumah tangga, jumlahnya terus mengalami kenaikan dari 310.378 anak pada tahun 1999 menjadi 600.000 anak pada tahun 2001. Dalam kasus anak jalanan bila kita kalikan jumlah mereka sesuai data BPS di atas (150.000 anak) dengan jumlah penghasilan yang mereka peroleh perhari berkisar Rp 20.000 (perhitungan paling minim, biasanya Rp 30.000), maka setiap harinya rakyat Indonesia membuang receh sebesar 3 milyar rupiah. Satu angka dahsyat yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kita karena menganggap memberi lembaran seribu tatkala menemui tangan-tangan kecil yang menengadah adalah salah satu filantropi minimal yang bisa kita lakukan. Patut disayangkan bila nominal sebesar itu seringkali mereka habiskan –sesuai natur-untuk jajan, bermain dingdong atau tempat penyewaan play station. Hal ini berpengaruh pada konsumsi makan yang dimakan mengakibatkan kecukupan gizi mereka kurang, ini berdampak pada kecerdasan otak, kecerdasan adversiti, serta tingkat imunitas terhadap penyakit, namun sedikit yang memperhatikan masalah gizi. Padahal pada usia anak-anak kecukupan gizi sangatlah penting. Perkembangan kecerdasan adversiti yang terganggu mempengaruhi tingkat inovasi, kurangnya kemampuan merespon stres (coping mechanism) yang baik serta berkurangnya kemauan dan kemampuan untuk mencapai puncak prestasi hal inilah yang menyebabkan anak jalanan tidak bisa mandiri dan berkembang mereka hanya suka untuk menggantungkan diri pada belas kasihan orang lain. Selain kecerdasan, tingkat imunitas menjadi lebih rendah sehingga pencegahan terhadap penyakit dan infeksi menjadi lemah. Dengan lemahnya tingkat imunitas anak jalanan lebih sering terkena penyakit. Ini juga mengganggu perkembangan tubuh mereka karena pada usia mereka tubuh sedang mengalami perkembangan sehingga memerlukan asupan gizi yang tinggi. Dengan tidak tercukupinya asupan gizi maka proses perkembangan tubuh terganggu sehingga perkembangan tubuh tidak sempurna. Dengan pengadaan Segitiga Pos Obat serta pelaksanaan tiga tools (Gizi, Kemandirian, dan Pemeliharaan Kesehatan) dapat menanggulangi permasalahan yang terjadi pada anak jalanan serta dapat meningkatkan kualitas dari sumberdaya manusia yang berfungsi sebagai pembangun dan pengembangan Negara Indonesia menjadi lebih baik }, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jim/article/view/10649} }
Refworks Citation Data :
Last update:
Last update: 2024-12-27 08:49:37
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang Semarang