DOI: https://doi.org/10.14710/jkli.18.2.73-80

Tabel Hidup Nyamuk Vektor Filariasis Limfatik Culex quinquefasciatus (Diptera: Culicidae) di Laboratorium

1Balai Litbang P2B2, Banjarnegara, Indonesia

2Laboratorium Entomologi Departemen Parasitologi dan Entomologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia

3Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) – Badan Atom Tenaga Nuklir (BATAN) Indonesia, Jakarta, Indonesia

Open Access Copyright 2019 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Kelangsungan hidup nyamuk merupakan aspek yang penting dalam penularan penyakit tular vektor. Culex quinquefasciatus merupakan vektor filariasis limfatik yang disebabkan oleh wuchereria bancrofti. Pengetahuan kehidupan nyamuk berperan penting dalam keberhasilan program pengendalian vektor. Tujuan penelitian ini mendiskripsikan tabel hidup nyamuk Cx. quinquefasciatus di laboratorium.

Metode: Penelitian diawali dengan koleksi larva Cx. quinquefasciatus di  Kota Pekalongan, kemudian diidentifikasi dan kolonisasi dalam kondisi laboratorium. Parameter yang diukur meliputi masa inkubasi, ekslosi, eksdisis, ketahanan hidup, laju reproduksi, waktu generasi dan laju pertumbuhan intrinsik.  

Hasil: Cx. quinquefasciatus mempunyai siklus hidup 12.5 hari. Umur telur, larva, dan pupa masing-masing adalah 2.07; 10.2; dan  2.25 hari. Nyamuk jantan mempunyai ketahanan hidup yang lebih pendek dibandingkan betina. Laju reproduksi  bersih (Ro) sebesar 196.75, laju pertumbuhan intrinsik 0.35  dan waktu generasi (T) 14.91 hari.

Simpulan: Pertumbuhan populasi Cx. quinquefasciatus  dapat diatur dan dikendalikan oleh kelulusan hidup dan mortalitas.

 

ABSTRACT

Title: The Live Table of Vector Lymphatic Filariasis Culex quinquefasciatus (Diptera: Culicidae) in the Laboratory

Background: The survival of a mosquito is an important aspect in the transmission of vector borne disease. Culex quinquefasciatus, which is a vector of lymphatic filariasis caused by wuchereria bancrofti. The knowledge of mosquito life is important in providing the foundation for the success of the vector control program. The research  aim to describe the life table Cx. quinquefasciatus in the laboratory

Methods:. This study was originated from the collecting larve  of Cx. quinquefasciatus from Pekalongan City, which were then identified and colonized under laboratory conditions. Parameters measured include the incubation period, ekslosi, eksdisis, survival rate, reproduction rate, and generation time.

Results:The results showed that Cx. quinquefasciatus has a 12.5 day life cycle. Egg, larva, and pupa respectively were 2.07; 10.2; and 2.25 days. The males have a shorter survival period compared to  the  females. The net  reproductive  rate  (Ro)  was  196.75;  the  intrinsic  growth  rate  (rm)  was  0.35  and  the average generation time (T) was 14.91 days.

Conclusion : The population growth of Culex quinquefasciatus can be regulated and controlled by life graduation and mortality

 

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  common.other
Perjanjian Pengalihan Hak Cipta
Subject
Type Other
  Download (105KB)    Indexing metadata
Keywords: Cx. Quinquefasciatus; tabel hidup; filariasis; laju reproduksi (Cx. Quinquefasciatus; life table; filariasis; reproduction rate)
Funding: Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara

Article Metrics:

Article Info
Section: Research Articles
Language : ID
Recent articles
Implementasi Penerapan Sanitasi Tempat-tempat Umum Pada Rekreasi Benteng Kuto Besak Kota Palembang Hubungan Higiene, Fasilitas dan Sanitasi Lingkungan dengan Kualitas Mikrobilogi Serta Identifikasi Eschericia Coli O157: H7 Pada Sate Languan Hubungan Pengetahuan, Perilaku dan Lingkungan Rumah dengan Kejadian Transmisi Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang Halaman Sampul Halaman Belakang More recent articles
Most cited articles
Studi Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku Masyarakat Sebagai Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kecamatan Buaran dan Tirto Kabupaten Pekalongan Hubungan Pajanan Pestisida dengan Gangguan Keseimbangan Tubuh Petani Hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Faktor-Faktor Lingkungan dan Perilaku Yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Bangka Barat Hubungan Paparan Pestisida Pada Masa Kehamilan Dengan Kejadian Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar Alam More cited articles
  1. Arsin AA. Epidemiologi Filariasis Di Indonesia Masagena Press. 2016.110 p
  2. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Filariasis di Indonesia Tahun 2015. Buletin Infodatin 2016 ISSN 2442-7659
  3. Bhattacharya S and Basu P 2016. The Southern House Mosquito, Culex quinquefasciatus: profile of a smart vector. Journal of Entomology and Zoology Studies. 2016 Feb 7; 4(2): 73-81
  4. Wulandari W. Model Pertumbuhan Hidup Nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal Konvergensi. 2014 Oktober; 4(2):105-117
  5. Volozina NV. The effect of the amount of blood taken and additional carbohydrate nutrition on oogenesis in female of blood-sucking mosquitoes of the genus Aedes (Diptera: Culicidae) of various weights and ages. Entomological Review. 1967(24):27-32
  6. Clements AN. The Biology of Mosquitoes Volume 1 Development, Nutrition and Reproduction. USA : CABI Publishing. 2000
  7. Manimegalai K and Sukanya S. Biology of the filarial vector, Culex quinquefasciatus (Diptera:Culicidae). International Journal of Current Microbiology and Applied Science. 2014; 3(4): 718-724
  8. Tarumingkeng RC. Dinamika populasi: kajian ekologi kuantitatif. Pustaka Sinar Harapan dan Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta 1994. 284p
  9. Munif A dan Ariati Y.Tabel kehidupan An. aconitus di laboratorium Jurnal Media Litbang Kesehatan. 2007; 17(2): 1-7
  10. Erickson RA, Presley SM, Allen LJS, Long KR and Cox SB. A stage-structured, Aedes albopictus population model. Ecological Modelling. 2010 August 23; 221(9): 1273–1282
  11. Rozilawati, Mohd Masri S, Tanaselvi K, Mohd Zahari TH, Zairi J, Nazni WA and Lee H. Life table characteristics of Malaysian strain Aedes albopictus (Skuse). Journal Serangga Centre for Insects Systematic, University Kebangsaan Malaysia. 2017; 22(1): 85-121
  12. Beaty B.J and Marquardt W.C. The Biology of Disease Vectors .1st Edition. Niwot,CO USA: University Press of Colorado. 1996.632 p
  13. Said, M.S.M. Pengantar Entomologi. Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. Kuala Lumpur 1983. 255 p
  14. Costa E.A.P. d A; Santos E.M. d M; Correia J.V; Albuquerque C. M. R., 2010. Impact of small variations in temperature and humidity on the reproductive activity and survival of Aedes aegypti (Diptera, Culicidae). Medical and Veterinary Entomology Revista Brasileira de Entomologia. 2010 Juli 5;54(3): 488–493
  15. Alexander TC, Matacchiero AC, Kilpatrick AM and Laura DK. The Effect of Temperature on Life History Traits of Culex Mosquitoes. Journal Medical Entomology. 2014 Januari; 51(1): 55–62
  16. Widya H.C dan Suharyo. Dinamika Aedes Aegypti sebagai Vektor Penyakit. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2006 Desember; 2(1):40-50
  17. Iswanto, Mardihusodo SJ, Baskoro T. Tabel kehidupan dan fekunditas Culex quinquefasciatus say (Diptera: Culicidae) Kota Yogyakarta dan Semarang di laboratorium. Jurnal Sain Kesehatan. 2004; 17(1):89-104
  18. Thomson R.C.M., 2009. The Reactions of Mosquitoes to Temperature and Humidity. Bulletin of Entomological Research. 2009 Juli 10; 29(2): p5-140
  19. Makara M. W. K., Philip M, Ngumbi, Lee D.K. Effects of Temperature on the Growth and Development of Culex pipiens Complex Mosquitoes (Diptera: Culicidae). IOSR Journal of Pharmacy and Biological Sciences . 2015;10(6);p 01-10
  20. Service MW. Mosquitoe ecology field : Sampling metode seconds edition. London. Springer El secier applaid science. 1993
  21. Munif A, Sukirno M dan Mardiana. Tabel kehidupan An.farauti sebagai pendukung analisis epidemiologi penyakit tular vektor di laboratorium. Jurnal Media Litbang Kesehatan; 2005 : 15(4): 12-19
  22. Birch LC. The intrinsic rate of natural increase of an insect population. Journal of Animal Ecology. 1948; 17 (1):15-26

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-19 07:54:16

No citation recorded.