Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Jl. Prof. DR. Soepomo Sh, Warungboto, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55164, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKLI72728, author = {Tri Sukesi and Khairun Nisa and Rika Fitri}, title = {Hubungan Penerapan Personal hygiene dan Kondisi Lingkungan dengan Potensi Penularan Skabies}, journal = {Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia}, volume = {24}, number = {3}, year = {2025}, keywords = {Kondisi-Lingkungan; Personal-ygiene; Sekolah-Dasar; Skabies}, abstract = { Latar belakang: Salah satu penyakit tropis terabaikan yang cukup umum, terutama di tempat-tempat dengan sanitasi yang buruk, adalah kudis atau scabies. Kontak langsung kulit ke kulit dan pertukaran pakaian dan handuk yang terinfeksi adalah dua cara penyakit ini dapat menyebar dengan cepat. Anak-anak di sekolah sangat rentan terhadap kudis, yang dapat berdampak pada prestasi akademik dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Kebersihan pribadi yang tidak memadai dan lingkungan yang tidak sehat pada siswa sekolah dasar dapat menimbulkan potensi tinggi terhadap penularan scabies. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana hubungan antara personal hygiene dan kondisi lingkungan terhadap potensi penularan skabies.. Metode : Penelitian ini menggunakan metodologi cross-sectional dan desain analitik observasional. Sebanyak 54 siswa di kelas tiga hingga enam yang dipilih melalui total sampling menjadi sampel. Kuesioner yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam analisis bivariat, digunakan uji Chi-Square, dan dalam analisis multivariat, digunakan teknik regresi logistik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebersihan badan (p=0,014; PR=4,571), kebersihan tangan (p=0,025; PR=3,837), kebersihan handuk (p=0,006; PR=4.792) dan kontak fisik (p=0,025; PR=3,837) memiliki hubungan dengan kejadian skabies. Sedangkan kebersihan pakaian (p=0.206) dan kebersihan air (p=0.416) tidak memiliki hubungan dengan kejadian skabies. Faktor paling berhubungan adalah kebersihan handuk (Exp(B)=9.587; p=0,038). Simpulan : Personal hygiene yang buruk berkontribusi terhadap penularan skabies. Edukasi kebersihan diri, peningkatan fasilitas sanitasi, dan perbaikan lingkungan sekolah diperlukan untuk menurunkan angka kejadian skabies . ABSTRACT Title: The Relationship Between Personal hygiene Practices and Environmental Conditions with the Potential for Scabies Transmission Background: This neglected tropical disease was widespread, particularly in areas with inadequate sanitation. The illness spread rapidly through direct skin-to-skin contact and the sharing of contaminated clothing and towels. School-age children were especially susceptible to scabies, which affected both their academic performance and overall well-being. The potential for scabies transmission can be caused by inadequate personal hygiene and an unhealthy environment in elementary school students.. This study aimed to examine the relationship between environmental factors, personal hygiene, with the likelihood of scabies transmission . Method: An observational analytical design and a cross-sectional approach were employed in this study. A total of 54 pupils in grades three through six were selected as samples using total sampling. Data was collected using a questionnaire that had passed validity and reliability assessments. The Chi-Square test was used for the bivariate analysis, while the logistic regression approach was applied in the multivariate analysis. Result: The findings showed that the incidence of scabies was associated with body hygiene (p=0.014; PR=4.571), hand hygiene (p=0.025; PR=3.8367), towel hygiene (p=0.006; PR=4.792), and physical contact (p=0.025; PR=3.8367). However, no significant correlation was found between the incidence of scabies and water hygiene (p=0.416) or garment hygiene (p=0.206). Towel hygiene was identified as the most relevant factor (Exp(B)=9.587; p=0.038). Conclusion : Poor personal hygiene contributed to scabies transmission. Personal hygiene education, improved sanitation facilities, and school environmental improvements were necessary to reduce the incidence of scabies. }, issn = {2502-7085}, pages = {327--339} doi = {10.14710/jkli.72728}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli/article/view/72728} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang: Salah satu penyakit tropis terabaikan yang cukup umum, terutama di tempat-tempat dengan sanitasi yang buruk, adalah kudis atau scabies. Kontak langsung kulit ke kulit dan pertukaran pakaian dan handuk yang terinfeksi adalah dua cara penyakit ini dapat menyebar dengan cepat. Anak-anak di sekolah sangat rentan terhadap kudis, yang dapat berdampak pada prestasi akademik dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Kebersihan pribadi yang tidak memadai dan lingkungan yang tidak sehat pada siswa sekolah dasar dapat menimbulkan potensi tinggi terhadap penularan scabies. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana hubungan antara personal hygiene dan kondisi lingkungan terhadap potensi penularan skabies..
Metode : Penelitian ini menggunakan metodologi cross-sectional dan desain analitik observasional. Sebanyak 54 siswa di kelas tiga hingga enam yang dipilih melalui total sampling menjadi sampel. Kuesioner yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam analisis bivariat, digunakan uji Chi-Square, dan dalam analisis multivariat, digunakan teknik regresi logistik.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebersihan badan (p=0,014; PR=4,571), kebersihan tangan (p=0,025; PR=3,837), kebersihan handuk (p=0,006; PR=4.792) dan kontak fisik (p=0,025; PR=3,837) memiliki hubungan dengan kejadian skabies. Sedangkan kebersihan pakaian (p=0.206) dan kebersihan air (p=0.416) tidak memiliki hubungan dengan kejadian skabies. Faktor paling berhubungan adalah kebersihan handuk (Exp(B)=9.587; p=0,038).
Simpulan: Personal hygiene yang buruk berkontribusi terhadap penularan skabies. Edukasi kebersihan diri, peningkatan fasilitas sanitasi, dan perbaikan lingkungan sekolah diperlukan untuk menurunkan angka kejadian skabies.
ABSTRACT
Title: The Relationship Between Personal hygiene Practices and Environmental Conditions with the Potential for Scabies Transmission
Background: This neglected tropical disease was widespread, particularly in areas with inadequate sanitation. The illness spread rapidly through direct skin-to-skin contact and the sharing of contaminated clothing and towels. School-age children were especially susceptible to scabies, which affected both their academic performance and overall well-being. The potential for scabies transmission can be caused by inadequate personal hygiene and an unhealthy environment in elementary school students.. This study aimed to examine the relationship between environmental factors, personal hygiene, with the likelihood of scabies transmission.
Method: An observational analytical design and a cross-sectional approach were employed in this study. A total of 54 pupils in grades three through six were selected as samples using total sampling. Data was collected using a questionnaire that had passed validity and reliability assessments. The Chi-Square test was used for the bivariate analysis, while the logistic regression approach was applied in the multivariate analysis.
Result: The findings showed that the incidence of scabies was associated with body hygiene (p=0.014; PR=4.571), hand hygiene (p=0.025; PR=3.8367), towel hygiene (p=0.006; PR=4.792), and physical contact (p=0.025; PR=3.8367). However, no significant correlation was found between the incidence of scabies and water hygiene (p=0.416) or garment hygiene (p=0.206). Towel hygiene was identified as the most relevant factor (Exp(B)=9.587; p=0.038).
Conclusion: Poor personal hygiene contributed to scabies transmission. Personal hygiene education, improved sanitation facilities, and school environmental improvements were necessary to reduce the incidence of scabies.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2025-09-03 16:19:26
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia (JKLI, p-ISSN: 1412-4939, e-ISSN:2502-7085) and Master Program of Environmental Health, Diponegoro University as the publisher of the journal. Copyright encompasses the rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JKLI journal and Master Program of Environmental Health, Diponegoro University, the Editors and the Advisory Editorial Board make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in the JKLI journal are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here: [Copyright Transfer Form JKLI journal] The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail or scanned document to jkli@live.undip.ac.id.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia (e-ISSN: 2502-7085, p-ISSN: 1412-4939) is published by Master of Environmental Health, Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats