skip to main content

Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat pada Pilar Pertama Stop BABS di Kabupaten Pekalongan

*Anggun A'yunina  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro, Indonesia
Tri Joko  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro, Indonesia
Nurjazuli Nurjazuli  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro, Indonesia
Open Access Copyright 2020 MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: STBM merupakan program untuk mendukung mencapai SDG’s pada poin ke-6, dan STBM ini memiliki 5 pilar dan pada pilar pertama STOP BABS merupakan pintu untuk mencapai kondisi higienis dan saniter. Kotoran manusia/tinja yang dibuang sembarangan merupakan sebuah media percepatan penularan penyakit karena selain dapat mencemari dan mengkontaminasi sumber air kemudian menjadi penyebab waterborne disease, serta terjadinya pencemaran ulang (rekontaminasi) pada sumber air dan makanan baik secara langsung maupun tidak. Capaian ODF Kabupaten pekalongan ini termasuk peringkat 3 terendah se-Jawa Tengah dan belum memenuhi target pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi program STBM khususnya pilar pertama di kabupaten pekalongan berdasarkan aspek Input, Proses, dan Output.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan metode kualitatif, teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Kemudian teknik pengumpulan mengunakan wawancara mendalam (Indeptht Interview) dan observasional kepada Informan utama Kepala Seksi dan 1 staff Seksi Kesling dan Kesjaor di Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, dan Fasilitator Kabupaten Pekalongan, dan Informan Triangulasi Sanitarian di Puskesmas Kesesi 1, Puskesmas Wonopringgo, dan Puskesmas Doro 1.

Hasil: Hasil dari penelitian menunjukan pada aspek input kuantitas dan kualitas tenaga masih kurang, kekurangan dana untuk pembangunan fisik, sarana dan prasarana sudah baik dan cukup, tidak adanya kebijakan daerah untuk mendukung penciptaan lingkungan yang kondusif, dan sosialisasi sudah cukup dilakukan. Pada aspek Proses menunjukan belum optimalnya pelaksanaan advokasi, belum terbentuknya fasilitator desa, belum optimalnya kerjasama lintas sektor, tidak dilakukan transect walk yang merupakan tahapan pemicuan, dan juga pelaksanaan monev yang belum maksimal. Kemudian output belum tercapai sesuai target yang ditentukan.

Simpulan: Pelaksanaan program STBM pilar pertama di Kabupaten Pekalongan belum optimal dan masih memiliki kendala pada variabel man, money, methode, planning, organizing, dan actuating.

Kata kunci: Evaluasi; program STBM; BABS

 

ABSTRACT

Title: Evaluation Program Of CLTS In The First Pillars Stop Open Defecation In Pekalongan District

Background: CLTS is a program to support achieving SDGs at point 6. It has 5 pillars and the first pillar is Open Defecation free which is the door to achieve hygienic and sanitary conditions. Human feces that are disposed of carelessly are a medium for accelerating disease transmission because it can contaminate water sources, causes waterborne disease, and recontamination of water and food sources, either directly or indirectly. The ODF achievement of Pekalongan Regency was among the 3rd lowest in Central Java and had not fit the government's target. The purpose of this study was to evaluate the STBM program, especially the first pillar in Pekalongan district based on the aspects of Input, Process, and Output.

Method: This research was a descriptive analytic study with qualitative methods, the sampling technique used was purposive sampling. Then the collection techniques used was in-depth interviews and observational interviews. The main informants of this study were the Head of Section and 1 staff of the Kesling and Kesjaor Section at the Pekalongan District Health Office, and Pekalongan District Facilitators. Then the triangulation informants were sanitarian at Puskesmas Kesesi 1, Puskesmas Wonopringgo, and Puskesmas Doro 1.

Result: The results of the study showed that in terms of input, the quantity and quality of labor was still lacking, lack of funds for physical development, facilities and infrastructure were good and sufficient, there was no regional policy to support the creation of a conducive environment, and sufficient socialization was carried out. In terms of process, it showed that the implementation of advocacy had not been optimal yet, a village facilitator had not been formed, a cross-sector cooperation had not been optimal yet, a transect walk which was a triggering stage had not been done, and also the implementation of monev had not been maximized yet. Then the output had not been achieved according to the specified target.

Conclusion: The implementation of the first pillar CLTS program in Pekalongan Regency has not been optimal and still had constraints on the variables man, money, methods, planning, organizing, and actuating.

Keywords: Evaluation; CLTS Program; Open Defecation

Fulltext View|Download
Keywords: Evaluasi; program STBM; BABS

Article Metrics:

  1. Zuin V, Delaire C, Peletz R, Cock-Esteb A, Khush R, Albert J. Policy Diffusion in the Rural Sanitation Sector: Lessons from Community-Led Total Sanitation (CLTS). World Dev. 2019 Dec 1;124
  2. Fajar Nugraha M. Kebijakan dan Manajemen Publik Dampak Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar Pertama di Desa Gucialit Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang. Kebijak dan Manaj Publik. 2015;3(2):44–53
  3. Gazali M, Marwanto A, Rahmawati U. Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terhadap Kejadian Infeksi Kecacingan pada Pekerja Penyadap Karet. J Nurs Public Heal. 2018;6(2):67–78
  4. Kafle S, Pradhan B. Situation of Water, Sanitation and Hygiene and Diarrhoeal Disease After Open Defecation Free Declaration and Associated Factors of Makwanpur District, Nepal. J Nepal Health Res Counc. 2018 Jul 5;16(2):160–4
  5. Njuguna J. Effect of eliminating open defecation on diarrhoeal morbidity: An ecological study of Nyando and Nambale sub-counties, Kenya. BMC Public Health. 2016 Aug 4;16(1):712
  6. Ryadi ALS. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Ari A, editor. Makassar; 2016. 423 p
  7. Muliawati E. Hubungan Pendidikan dan Pelatihan Jumantik dengan Keberhasilan Program PSN di Kelurahan Tanah Kalikending Kota Surabaya. J Keperawatan Muhammadiyah [Internet]. 2017 Mar 28 [cited 2020 Jul 20];1(2). Available from: http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/504/393
  8. Entianopa, Marisdayana R, Andriani L, Hendriani V. Analisis Pelaksanaan Program STBM Pilar Pertama STOP Buang Air Besar Semabarangan Ampelu Kabupaten Batanghari. J Kesehat Terpadu. 2017;1(2):49–53
  9. Foeh C, Joko T, Hanani Y. Evaluasi Pelaksanaan Pilar Pertama Stop Buang Air Besar Sembarangan pada Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kabupaten Mamuju. J Kesehat Masyarkat. 2019;749–58
  10. Yulyani V, Febriani CA, Sary L, Damayanti D. Merubah Sikap terhadap Buang Air Besar Sembarangan melalui Program Pemicuan: Kebijakan Nasional. J Dunia Kesmas. 2019;8(4):256–65
  11. Dafitri A, Raharjo BB. Implementasi Rencana Aksi Daerah Percepatan Kabupaten Demak Bebas Buang Air Besar Sembarangan. J UNNES. 2020;4(1):23–32
  12. Safriani M, Putri ES. Pelatihan Pembuatan Septic Tank Sehat sebagai Upaya Meningkatkan Sanitasi di Desa Lueng Baro Kecamatan Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya. J Karya Abdi Masy. 2019;3(2):312–9
  13. Widyanti MC. Evaluasi Proses Aktualisasi Program STBM Pilar 1 BABS di Wilayah Kerja Puskesmas Seririt II Tahun 2017. J Kesehat Lingkung. 2018;10(3):321–7
  14. Zainal M. Implementasi Advokasi, Komunikasi, Mobilisasi Sosial dalam Program Pembangunan Bidang Kesehatan. J Perspekt Komun. 2018;1(3)
  15. Davik FI. Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pilar Stop BABS di Puksesmas Kabupaten Probolinggo. J Adm Kesehat Indones. 2016 Dec 30;4(2):107
  16. Yossa S, Zunaidah. Analisis Pengaruh Kemampuan Karyawan, Pembagian Tugas, dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Palembang. J Manaj dan Bisnis Sriwij. 2016;11(4)
  17. Dini F, Machmud R, Rasyid R. Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Diare Balita di. J Kesehat Andalas. 2015 May 1;4(2)
  18. Pertiwi HSI, Raharjo M, Nurjazuli. Hubungan Pengetahuan, Sikap BAB, dan Kepemilikan Sepctic Tank dengan Status ODF (Open defecation Free) di Kecamatan Candisari Kota Semarang. J Kesehat Masyrakat. 2018;6(6)
  19. Arimbawa IW, Dewi KAT, Ahmad Z bin. Hubungan Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan terhadap Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali tahun 2014. DOAJ. 2016;6(1):8–15

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-23 07:49:42

No citation recorded.