skip to main content

Analisis Pelaksanaan Program SPGDT Di Indonesia

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Received: 15 Dec 2020; Revised: 4 Jan 2021; Accepted: 12 Jan 2021; Published: 1 Feb 2021.
Open Access Copyright (c) 2021 MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract

ABSTRAK

Latar belakang: Program SPGDT belum menunjukkan hasil maksimal, sehingga banyak dikeluhkan oleh masyarakat ketika mereka membutuhkan pelayanan kesehatan. Meskipun hampir di setiap kota terdapat Instalasi Gawat Darurat dari semua tipe rumah sakit baik pemerintah atau swasta, pelayanan ambulans dan berbagai fasilitas kesehatan lainnya, namun keterpaduan dalam melayani penderita gawat darurat belum sistematis, kurangnya komunikasi baik antar fasilitas kesehatan dan antar tenaga kesehatan dengan masyarakat. Tujuan dari literatur review ini adalah untuk menjelaskan gambaran pelakasanaan SPGDT dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberjalanan SPGDT.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan literature review sederhana. Pencarian database yang digunakan termasuk ScienceDirect, Scopus, PubMed, Portal Garuda dan Google Cendikia dengan kata kunci serta kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan.

Hasil: Faktor yang mempengaruhi program SPGDT adalah standar operasional prosedur (SOP) dan sumber daya. Hasil penelitian menemukan bahwa SOP diberbagai daerah masih kurang baik dalam pembahasan SOP dan sosialisasi terhadap masyarakat. Sumber daya di puskesmas sudah baik dalam hal anggaran akan tetapi masih kurang pada bagian sumber daya manusian karena petugas pelaksana unit puskesmas belum pernah dilatih dan belum mengantongi sertifikat pelatihan kegawatdaruratan.

Simpulan: Dalam keberjalanan program SPGDT diberbagai daerah masih belum dapat memenuhi standar pemerintah pusat baik dalam waktu tanggap, SOP, dan sumber daya.

Kata kunci: SPGDT; gawat darurat; implementasi; kesiapan

 

ABSTRACT

Title: Analysis of the Implementation of the SPGDT Program in IndonesiaSPGDT; gawat darurat; implementasi; kesiapan

Background: The SPGDT program has not shown maximum results, so that many people complain about it when they need health services. Although in almost every city there are Emergency Departments of all types of hospitals, both government and private, ambulance services and various other health facilities, but integration in serving emergency patients has not been systematic, lack of good communication between health facilities and between health workers with the community. The purpose of this literature review is to explain the description of the SPGDT implementation and the factors that influence the running of the SPGDT.

Method: This research is a research that uses a simple literature review. The database searches used included ScienceDirect, Scopus, PubMed, Portal Garuda and Google Scholar with predefined keywords and inclusion and exclusion criteria.

Result: The factors that influence the SPGDT program are standard operating procedures (SOPs) and resources. The results of the study found that SOPs in various regions were still not good at discussing SOPs and socialization to the community. The resources at the puskesmas are good in terms of budget but are still lacking in the human resources section because the implementing officers of the puskesmas unit have never been trained and have not yet obtained an emergency training certificate.

Conclusion: In the course of the SPGDT program in various regions, it has not been able to meet central government standards in terms of response time, SOP, and resources.

Keywords: SPGDT; emergency; implementation; readiness

Fulltext View|Download
Keywords: SPGDT; gawat darurat; implementasi; kesiapan

Article Metrics:

  1. Masyarakat JK. Analisis Kesiapan Pelaksanaan Sosialisasi Program Ambulance Hebat Dalam Rangka Dukungan Terhadap Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Di Kota Semarang. 2017;5:164–71
  2. Prawira MA, Noor I, Nurani F, Publik JA, Administrasi FI, Brawijaya U. Inovasi Layanan (Studi Kasus Call Center SPGDT 119 sebagai Layanan Gawat Darurat pada Dinas Kesehatan Provinisi DKI Jakarta). 2014;2(4):715–21
  3. Nurmalia P, Budiono I, Artikel I. Program Public Safety Center (PSC) 119 Mataram Emergency Medical Service (MEMS). 2020;4(2):301–11
  4. Santoso DB, Pramono AE, Persada AG. Pengembangan Interoperabilitas Sistem Penaggulangan Gawat Darurat Terpadu ( SPGDT ) Kabupaten Kebumen. 2019;7(1):39–43
  5. Fikriana R. Pengaruh Simulasi Public Safety Center Terhadap Peningkatan Self Efficacy Koordinasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu The Effect of Public Safety Center Simulation Toward Increased Self Efficacy in Integrated Emergency Service System Coordination. 2018;9:35–42
  6. Musyarofah S, Muliawati R, Studi P, Masyarakat K, Tinggi S, Kesehatan I. Gambaran Pelayanan Kesehatan Public Safety Center 119 The Description Of The Public Safety Center 119. 2018;2018(November)
  7. Hayaturrahmi R, Husna C, Program M, Ilmu S, Fakultas K, Universitas K, et al. Kesiapsiagaan Sumber Daya Dan Kerja Sama Dalam Sistem Pada Manajemen Bencana Resources And Cooperation Preparedness In An Integrated. 2018;(3):48–56
  8. Spgdt T, Rakhmawati R, Putra KR, Rizki F, Perdana B. Metode keperawatan komplementer hipnoterapi untuk menurunkan efek stress pasca trauma tingkat sedang pada fase rehabilitasi. 2014;178–84
  9. Keperawatan J, Kesehatan DAN. Implementasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu K119 (Spgdt K119) Di Kabupaten Kudus. 2019;8
  10. Utami, Wahyu K. Analisis Kesiapan Penerapan Program Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang. 2015;
  11. Igd DI, Prof R, Manado RDK, Studi P, Keperawatan I, Kedokteran F, et al. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Response time Perawat Pada Penanganan Pasien Gawat Darurat
  12. Fadhilah N, Harahap WA, Lestari Y. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Waktu Tanggap pada Pelayanan Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Dr . M . Djamil. 2013;4(1):195–201
  13. Rumampuk JF, Katuuk ME. Hubungan Ketepatan Triase Dengan Response time Rumah Sakit Tipe C. 2019;7(April)
  14. Prastya A, Drajat RS, Haedar A, Setijowati N, Studi P, Keperawatan M, et al. Hubungan Moda Transportasi Dengan Waktu Tanggap/Response time Pada Pasien Henti Jantung Di Luar Rumah Sakit Yang Dirujuk Ke Igd Rsud Dr. Iskak Tulungagung. 2016;8(2):31–46
  15. Rembet MA. Hubungan Response time Perawat Dengan Tingkat Kepercayaan Keluarga Pasien Pada Triase Kuning (Urgent) Di Instalasi Gawat Darurat Rsu Gmim Kalooran Amurang. 2015;3(September):1–8
  16. Pgrouting A, Penentuan U, Optimum J, Dalam A, Mobilisasi P, Kecelakaan K, et al. Aplikasi Pgrouting Untuk Penentuan Jalur Optimum Ambulan Dalam Proses Mobilisasi Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menuju Unit Gawat Darurat Berbasis Desktop. 2015;118–25
  17. Yulianto E, Utari P, Agung I. Communication technology support in disaster-prone areas: Case study of earthquake, tsunami and liquefaction in Palu, Indonesia. Int J Disaster Risk Reduct [Internet]. 2020;45(January):101457. Available from: https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2019.101457
  18. Astuti SW, Arso SP, Fatmasari EY. Analisis Proses Perencanaan Dan Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Instalasi Gawat Darurat Di Rsud Dr. R. Soetijono Blora. 2017;5(61)
  19. Priyandari Y, Rosyidi CN, Setyawan A. Sistem Pakar untuk Pemilihan Unit Gawat Darurat Rumah Sakit di Kota Surakarta. 2011;10(1):61–70
  20. Mulya M, Pamungkas A, Wahyunengseh RD, Studi P, Administrasi I, Ilmu F, et al. Efektivitas Media Informasi Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu ( SPGDT ) Kota Surakarta

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-22 08:32:16

No citation recorded.