skip to main content

Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Manyaran Kota Semarang

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Received: 17 May 2021; Revised: 14 Aug 2021; Accepted: 16 Sep 2021; Published: 1 Oct 2021.
Open Access Copyright (c) 2021 MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Tuberkulosis merupakan permasalahan kesehatan di Indonesia dengan jumlah kasus yang terus meningkat. Provinsi Jawa Tengah berada pada peringkat ketiga dengan kasus tertinggi tuberkulosis di Indonesia. Pada tahun 2019 tercatat jumlah kasus tuberkulosis di Kota Semarang sebanyak 4307 kasus. Puskesmas Manyaran mengalami peningkatan kasus dalam tiga tahun terakhir, pada tahun 2017 (23 kasus), 2018 (28 kasus), dan 2019 (49 kasus). Puskesmas telah melakukan berbagai program untuk pencegahan tuberkulosis, namun kasus masih terus bertambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam pencegahan tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Manyaran.

Metode: Metode yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah masyarakat usia produktif yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Manyaran berjumlah 28.895 orang dengan sampel sebanyak 96 responden. Pengumpulan data melalui angket menggunakan google form dilakukan pada bulan Oktober-November 2020. Penelitian ini sudah lolos kaji etik dengan nomor 303/EA/KEPK-FKM/2020.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan pada variabel usia (p-value=0,000), pengetahuan (pvalue=0,004), sikap (p-value=0,003), aksesibilitas informasi kesehatan (p-value=0,002), kondisi fisik rumah (pvalue=0,003), ketersediaan sumber daya (p-value=0,002), dukungan keluarga (p-value=0,000), dukungan petugas kesehatan (p-value=0,000), dan dukungan teman (p-value=0,015) dengan perilaku pencegahan tuberkulosis. Sedangkan, variabel yang tidak berhubungan yaitu jenis kelamin (p-value=0,721), pendidikan terakhir (pvalue=1,000), pekerjaan (p-value=0,065), dan pendapatan (p-value=0,210). Uji regresi logistik menunjukkan dukungan petugas kesehatan memiliki pengaruh paling besar terhadap perilaku pencegahan tuberkulosis (pvalue=0,049) (OR=13,472).

Simpulan: Penelitian menunjukkan adanya hubungan pada variabel usia, pengetahuan, sikap, aksesbilitas informasi, kondisi fisik rumah, ketersediaan sumber daya, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan teman dengan perilaku pencegahan tuberkulosis. Dukungan petugas kesehatan merupakan variabel yang paling berpengaruh, yang berarti masyarakat yang memperoleh dukungan petugas kesehatan memiliki peluang 13,472 kali lebih besar untuk melakukan pencegahan tuberkulosis dengan baik dibanding yang tidak memperoleh.

Kata kunci: Tuberkulosis; Perilaku Pencegahan Tuberkulosis; Masyarakat


ABSTRACT

Title: Community Behavior in the Prevention of Tuberculosis in the Area Puskesmas Manyaran, Semarang

Background: Tuberculosis is a health problem in Indonesia with increasing cases. Central Java became the three highest rates of tuberculosis cases in Indonesia. In 2019 there 4307 tuberculosis cases in Semarang City in 2019. Puskesmas Manyaran has experienced an increase in cases in the last three years, in 2017 (23 cases), 2018 (28 cases), 2019 (49 cases). Puskesmas have carried out various programs for the prevention of tuberculosis, but they have not shown good results. This study aim to determine the behavior of the community in preventing tuberculosis in the area of Puskesmas Manyaran.

Method: The method used was observational with a cross sectional approach. The population of this research is people of productive age who live in the area of the Puskesmas Manyaran totaling 28,895 people with sample of 96 respondents. Data collection through questionnaires using google form was carried out in October-November 2020. This research has passed the ethical review number 303 / EA / KEPK-FKM / 2020.

Result: The results showed a relationship between age (p-value=0.000), knowledge (p-value=0.004), attitude (p-value=0.003), accessibility of health information (p-value=0.002), physical condition of the house (p-value=0.003), availability of sources power (p-value=0.002), family support (p-value=0.000), support from health workers ( p=0.000), and support from friends (p=0.015). Meanwhile, the unrelated variables were gender (p-value=0.721), latest education (p-value=1,000), occupation (p-value=0.065), and income (p-value=0.210) with tuberculosis prevention behavior. The logistic regression test showed support from health care workers had the greatest influence on tuberculosis prevention behavior (p-value=0.049) (OR=13.472).

Conclusion: The study shows a relationship between the variables of age, knowledge, attitudes, accessibility of information, physical condition of the house, availability of resources, family support, support from health workers, and support from friends. Support from health workers is the most influential variable, meaning that people who get support from health workers have a 13,472 times greater chance of taking good prevention than those who did not.

Keywords: Tuberculosis; Tuberculosis Prevention Behavior; Community

Fulltext View|Download
Keywords: Tuberkulosis; Perilaku Pencegahan Tuberkulosis; Masyarakat

Article Metrics:

  1. World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2019 [Internet]. 2019 [cited 2020 Mar 6]. Available from: http://apps.who.int/bookorders
  2. Kementerian Kesehatan RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2019. Hardhana, Boga.,Sibuea, F., Widiantini W, editor. Jakarta; 2020. 1–197 p
  3. Kementerian Kesehatan RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Internet]. drg. Rudy Kurniawan MK, Boga Hardhana, S.Si M, Yudianto, SKM MS, Tanti Siswanti, SKM MK, editors. Jakarta; 2019 [cited 2020 Feb 29]. 207 p. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf
  4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Laporan Provinsi Jawa Tengah Riskesdas 2018 [Internet]. Semarang; 2018. Available from: https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/dokumen/riskesdas2018/mobile/index.html#p=131
  5. Pratiwi NL, Roosihermiatie B, Hargono R. Kemandirian Masyarakat dalam Perilaku Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru. Bul Penelit Sist Kesehat [Internet]. 2012;15(2):162–9. Available from: http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/2990/2223
  6. Ramadhayanti DA. Peran Anggota Keluarga terhadap Pencegahan Kejadian Drop Out Tuberkulosis di Seluruh Wilayah Kerja Puskesmas Kota Semarang. 2018; Available from: http://apps.fkm.undip.ac.id/manuskrip/fkm-detail-tesisdigitalku-civitas-akademik-html5-view.html?notesisdigitalku=TESIS201806061030450818
  7. Rahman F, Adenan A, Yulidasari F, Laily N, Rosadi D, Azmi AN. Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Tentang Upaya Pencegahan Tuberkulosis. Media Kesehat Masy Indones. 2017;13(2):183
  8. Zainuddin Z. Perilaku Masyarakat terhadap Upaya Pencegahan Penularan Penyakit TB (Studi Kualitatif di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya Kelurahan Tamalanrea Jaya Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar). J Heal Community Enpowerment. 2019;(February 2018)
  9. Rizal K. Studi Perilaku Masyarakat terhadap Upaya Pencegahan Penyakit TB Paru di Desa Kaboro Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima. 2019;
  10. Sandha LMHS dan KAKS. Tingkat Pengetahuan dan Kategori Persepsi Masyarakat Terhadap Penyakit Tuberkulosis (TB) di Desa Kecicang Islam Kecamatan Bebandem Karangasem-Bali | E-Jurnal Medika Udayana. E-Jurnal Med Udayana [Internet]. 2017 [cited 2020 Mar 4];6:9. Available from: https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/35715
  11. Dotulong JFJ, Sapulete MR, Kandou GD. Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin Dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian Penyakit Tb Paru Di Desa Wori Kecamatan Wori. J Kedokt Komunitas Dan Trop. 2015;3(2):57–65
  12. Ridwan A. Hubungan Tingkatan Pengetahuan dengan Upaya Pencegahan Penularan TB Paru. 2019;IV(2):42–7
  13. Sari DD, Samingan. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis di Kelurahan Pulogadung Jakarta Timur. J Bid Ilmu Kesehat. 2016;10(2):619–24
  14. Manunggal AP, Adnani H. Pengetahuan Dan Sikap Tentang Tuberkulosis Paru dengan Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru Masyarakat Umbulharjo Yogyakarta. J Kesehat dan keperawatan Surya Med. 2016;11(1):1–10
  15. Komariah K, Perbawasari S, Nugraha AR, Budiana HR. Pola Komunikasi Kesehatan Dalam Pelayanan Dan Pemberian Informasi Mengenai Penyakit Tbc Pada Puskesmas Di Kabupaten Bogor. J Kaji Komun. 2013;1(2):173–85
  16. Versitaria HU, Kusnoputranto H. Tuberkulosis Paru di Palembang, Sumatera Selatan. Kesmas Natl Public Heal J. 2011 Apr 1;5(5):234–40
  17. Azhar, Khadijah. Perwitasari D. Kondisi Fisik Rumah dan Perilaku dengan Prevalensi TB Paru di Propinsi DKI Jakarta, Banten, dan Sulawesi Utara. Media Litbangkes. 2013;23:6
  18. Imaduddin D, Setiani O. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Dengan Kejadian Tb Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Batu 10 Kota Tanjungpinang. J Kesehat Masy. 2019;7(3):8–14
  19. Putu N, Jurusan S:, Poltekkes K, Mataram K, Kesehatan J, Sumartini NP. Penguatan Peran Kader Kesehatan dalam Penemuan Kasus Tuberkulosis (TB) BTA Positif melalui Edukasi dengan Pendekatan Theory of Planned Behaviour (TPB). J Kesehat Prima. 2014;8(1):1246–63
  20. Rizki Febriansyah. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga dengan Upaya Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru Pada Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Nguter Sukoharjo. 2017;
  21. Melisa T. Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku pencegahan pada klien tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas cimareme tahun 2017. 2017;
  22. Herawati dkk. Peran Dukungan Keluarga , Petugas Kesehatan dan Perceived Stigma dalam Meningkatkan. Kesehat Masy Indones. 2020;15(1):19–23
  23. Ningrum MJS, Suarya LMKS. Persepsi Dukungan Sosial Dan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Denpasar. J Psikol Udayana. 2014;1(3):429–39
  24. Dewi AMS, Zainal S. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Tuberkulosis di Kelurahan Balakia Wilayah Kerja Puskesmas Manipi Sinjai Barat. 2013;3:106–14
  25. Surahman F, Pansori H. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pencegahan Tuberculosis Pada Kelompok Resiko Tinggi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu 2016. J Nurs Public Heal. 2018;5(1):16–21
  26. Puspitasari R, NurlaelaHadi E, Anggun Dimar Setio K. Tuberculosis (TB)-Preventive Behavior and Its Determinants among Students Boarded in Islamic Boarding Schools (Pesantren) in Garut, West Java, Indonesia. KnE Life Sci. 2018;4(4):281
  27. Fitriani E. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. 2013;2(1):2–5
  28. Puspita DR. Hubungan Dukungan Keluarga dalam Perawatan Kesehatan Anggota Keluarga dengan Perilaku Pencegahan Penularan oleh Klien TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember. Ilmu Keperawatan Univ Jember, Jember [Internet]. 2015;133. Available from: http://repository.unej.ac.id/
  29. Siregar, Annisa Febriana dkk. Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Pekerjaan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2015. 2015;
  30. Lambanaung, Putri W., Asrifuddin, Afnal. Sekeon SAS. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Upaya Pencegahan Penyakit TB Paru pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Girian Weru Kota Bitung. Kesmas Natl Public Heal J. 2019;8(6):395–402
  31. Setiarni SM, Sutomo AH, Hariyono W. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Status Ekonomi Dan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Orang Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuan-Tuan Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. J Kesehat Masy (Journal Public Heal. 2013;5(3)

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-16 09:05:52

No citation recorded.