skip to main content

Analisis Pengabaian Majelis Hakim terhadap Wasiat Pewaris dalam Sengketa Waris Islam

*Novitri Eka Hapsari  -  Fakultas Hukum Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro, Indonesia
Aju Putrijanti scopus  -  Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2024 Notarius
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

ABSTRACT

The testator had instructed that the inheritance should be divided equally between the daughters and sons. It was the duty of heirs to adhere to their wishes. However, during a dispute that was resolved in court, it was found that the judges disregarded the testator's will and divided the inheritance with the sons receiving twice as much as the daughters. The research is a normative juridical study with two objectives: 1. to understand the considerations of the judges in disregarding the testator's will; 2. to determine if all court decisions are in accordance with KHI. Research findings: 1. Testator's will disregarded due to principle of ultra petitum, limited to the claims submitted, and conflicting with hadith; 2. All decisions are in line with KHI.Keywords: Testator’s Wish; Islamic Inheritance; KHI; Abandonment.

ABSTRAK

Pewaris pernah berwasiat agar kelak harta warisan dibagi rata antara bagian anak perempuan dan laki-laki. Sepeninggal pewaris, sudah seharusnya isi wasiat dilaksanakan oleh ahli warisnya. Namun, saat terjadi sengketa hingga berakhir di persidangan ternyata majelis hakim dalam memutus perkara mengabaikan wasiat pewaris dan justru membagi harta warisan dengan bagian anak laki-laki sebesar dua kali lipat bagian anak perempuan. Penelitian ini adalah yuridis normatif. Tujuan Penelitian adalah untuk: 1. Mengetahui pertimbangan majelis hakim yang mengabaikan wasiat pewaris dalam memutus perkara; 2. Mengetahui apakah seluruh putusan Majelis Hakim telah sesuai KHI. Hasil penelitian: 1. Pengabaian wasiat oleh Majelis Hakim disebabkan adanya Asas Ultra Petitum sehingga hanya dapat memutus sebatas gugatan yang diajukan dan karena isi wasiat bertentangan dengan hadist; 2. Semua putusan telah sesuai KHI.

Kata Kunci: Wasiat; Waris Islam; KHI, Pengabaian.

Fulltext View|Download
Keywords: Testator’s Wish; Islamic Inheritance; KHI; Abandonment.

Article Metrics:

  1. Abdurahman, S. (2003). Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta
  2. Aisyah, N. (2019). Wasiat dalam Pandangan Hukum Islam dan BW. El-Iqtishady, Vol. 1, (No. 1), p.54-61. https://doi.org/10.24252/el-iqthisadi.v1i1.9905
  3. Anwar, K. (2020). Ekonomi Mikro. Jakarta
  4. Cahyani, A.I. (2019). Pengadilan Agama sebagai Penegak Hukum Islam di Indonesia. Jurnal Al-Qadau: Peradilan dan Hukum Keluarga Islam, Vol. 6, (No. 1), p.119-132. https://doi.org/10.24252/al-qadau.v6i1.9483
  5. Firdaweri. (2017). Kewajiban Ahli Waris Terhadap Harta Peninggalan. Asas: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, Vol. 9, (No. 2), p.70-89. http://dx.doi.org/10.24042/asas.v9i2.3247
  6. Harahap, S.S.C. (2020). Analisis Yuridis Terhadap Kedudukan Wasiat yang Didaftarkan (Waarmerking) dan Disengketakan oleh Para Ahli Waris (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 493 K/Ag/2017). Otentik’s: Jurnal Hukum Kenotariatan, Vol. 2, (No. 2), p.146-159. https://doi.org/10.35814/otentik.v2i2.2111
  7. Harahap, Titi Martini., & Hayati, Sarmila. (2021). Praktik Jual Beli Harta Warisan Yang Belum Dibagi Menurut Hukum Islam (Studi Kasus di Kecamatan Panyabungan Barat). Islamic Circle, Vo. 2, (No. 2), p.47-60. https://doi.org/10.56874/islamiccircle.v2i2.596
  8. Hedianti, E.S. (2021). Sistem Pembagian Waris Sama Rata Pada Masyarakat Watukumpul Kabupaten Pemalang. Al Hukkam, Vol. 2, (No. 1), p.43-55. reterieved from https://e-journal.uingusdur.ac.id/al-hukkam/article/view/779
  9. Imron, A. F. (2015). Konsep Wasiat Menurut Hukum Islam, Kompilasi Hukum Islam, dan KUH Perdata. Asy-Syari’ah, Vol. 1, (No. 1), p.23-49. https://doi.org/10.55210/assyariah.v1i1.201
  10. Julyano, Mario., & Sulistyawan, A. (2019). Pemahaman Terhadap Asas Kepastian Hukum Melalui Konstruksi Penalaran Positivisme Hukum. Crepido, Vol .1, (No. 1), p.13-22. https://doi.org/10.14710/CREPIDO.1.1.13-22
  11. Prayogo, R.T. (2016). Penerapan Asas Kepastian Hukum dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil dan Dalam Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 06/Pmk/2005t Pedoman Beracara dalam Pengujian Undang-Undang. Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 13, (No. 2), p.191-201. Retrieved from https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=949870&val=14663&title=PENERAPAN%20ASAS%20
  12. Sanjaya, U.H. (2018). Warisan, Kedudukan Surat Wasiat Terhadap Harta Waris, Yang Belum Dibagikan Kepada Ahli. Jurnal Yuridis, Vol .5, (No. 1), p.67-97. https://doi.org/10.35586/.v5i1.317
  13. Setiawan, E. (2016). Penerapan Wasiat Wajibah menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) dalam kajian normatif yuridis. Muslim Heritage, Vol. 2, (No. 1), p.44. https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v2i1.1045
  14. Sholeh, R. (2016). Pengabaian Wasiat Harta Pewaris (Kasus Di Desa Duhat Ta’al Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah). Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin
  15. Subagyono, Bambang Sugeng Ariadi., & Akbar, Razky. (2014). Kajian Penerapan Asas Ultra Petita pada Petitum Ex Aequo Et Bono. Yuridika, Vol. 29, (No. 1), p.100-112. https://doi.org/10.20473/ydk.v29i1.360

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-09-26 14:11:33

No citation recorded.