Department of Politics and Government, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{Politika55346, author = {Luthfian Haekal}, title = {Satu Tubuh, Dua Formasi Identitas: Anggota Laskar Partai dalam Kelindan Relative Surplus Population dan Lumpenproletariat}, journal = {Politika: Jurnal Ilmu Politik}, volume = {14}, number = {2}, year = {2023}, keywords = {Vigilante Group, Relative Surplus Population, Lumpenproletariat, Patron-Client}, abstract = { Artikel ini menelisik hubungan antara anggota laskar partai politik sebagai kelompok vigilante, pasar tenaga kerja, dan watak kekerasan di Yogyakarta. Dengan menggunakan teori Karl Marx tentang Relative Surplus Population (RSP) dan lumpenproletariat, artikel ini menempatkan anggota vigilante sebagai angkatan kerja yang terjalin dengan rezim buruh tertentu yang mendisiplinkan pasar tenaga kerja. Penelitian ini menemukan bahwa angkatan kerja yang tidak terserap di pasar tenaga kerja formal akhirnya bergabung dengan kelompok vigilante. Mereka adalah angkatan kerja yang tidak memiliki kualifikasi tinggi dalam hal pendidikan dan keahlian. Oleh karena itu, kelompok vigilante memberi mereka pekerjaan di sektor informal. Maka dari itu, mereka membalas budi dengan menjadi alat kampanye para patron vigilante. Kesimpulannya, artikel ini memposisikan mereka sebagai RSP yang stagnan dan RSP pauperism . Karena sifat kekerasan kelompok vigilante, mereka termasuk dalam lumpenproletariat . }, issn = {2502-776X}, pages = {209--234} doi = {10.14710/politika.14.2.2023.209-234}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/politika/article/view/55346} }
Refworks Citation Data :
Artikel ini menelisik hubungan antara anggota laskar partai politik sebagai kelompok vigilante, pasar tenaga kerja, dan watak kekerasan di Yogyakarta. Dengan menggunakan teori Karl Marx tentang Relative Surplus Population (RSP) dan lumpenproletariat, artikel ini menempatkan anggota vigilante sebagai angkatan kerja yang terjalin dengan rezim buruh tertentu yang mendisiplinkan pasar tenaga kerja. Penelitian ini menemukan bahwa angkatan kerja yang tidak terserap di pasar tenaga kerja formal akhirnya bergabung dengan kelompok vigilante. Mereka adalah angkatan kerja yang tidak memiliki kualifikasi tinggi dalam hal pendidikan dan keahlian. Oleh karena itu, kelompok vigilante memberi mereka pekerjaan di sektor informal. Maka dari itu, mereka membalas budi dengan menjadi alat kampanye para patron vigilante. Kesimpulannya, artikel ini memposisikan mereka sebagai RSP yang stagnan dan RSP pauperism. Karena sifat kekerasan kelompok vigilante, mereka termasuk dalam lumpenproletariat.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-20 18:06:48
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Politika: Jurnal Ilmu Politik journal and Master of Political Science Program, Department of Politics and Governance, Universitas Diponegoro as publisher of the journal.
Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
Politika: Jurnal Ilmu Politik journal and Master of Political Science Program, Department of Politics and Governance, Universitas Diponegoro and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Politika: Jurnal Ilmu Politik journal are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.