BibTex Citation Data :
@article{IJFST13189, author = {Sri Hastuti and Subandiyono Subandiyono and Sarjito Sarjito}, title = {PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN LELE(Clarias gariepinus, Burchel) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA SUPERINTENSIF MELALUI APLIKASI SISTEM IMTA DENGAN CACING Tubifex DI BOYOLALI Growth Performances of Catfish (Clarias gariepinus, Burchel) cultivated superintensif through Application of IMTA with Tubifex worm System in Boyolali}, journal = {Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology}, volume = {12}, number = {1}, year = {2017}, keywords = {sistem imta; lele; Boyolali; efisiensi produksi}, abstract = { Usaha budidaya ikan di Boyolali mampu memberikan pendapatan dari usaha budidaya lele dengan hasil yang menjajikan. Usaha lele tersebut mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga sebesar 54% hingga 100%. Nilai R/C rasio lebih besar 1, yang berarti bahwa usaha tani budidaya ikan lele tersebut efisien dan layak untuk dikembangkan. Ketenaran Kabupaten Boyolali akan hasil budidaya ikan lele yang menjajikan secara ekonomi telah memacu penduduknya untuk memproduksi ikan lele.Hasil produksi ikan lele di Boyolali secara nyata dipengaruhin oleh variabel luas lahan dan variabel benih lele.Oleh karena itu, keterbatasan lahan yang dimiliki oleh para usahatani Sumber Rejeki tersebut menjadi permasalahan yang perlu dipecahkan.Untuk memaksimumkan produksi lele dengan lahan terbatas tersebut dapat dilakukan dengan teknologi IMTA ( Integrated Multi TrophicAquaculture ). Teknologi ini menggabung ikan lele dengan cacing tubifec, sehingga akan menghasilkan ikan lele dan tubifek.Namun kegiatan budidaya sistem IMTA yang menggabungkan antara ikan lele dengan cacing Tubifek masih tergolong belum pernah dilakuakan oleh para petani.Sistem IMTA ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu (1) meningkatkan efisiensi input dan output yang menghasilkan kenaikan nilai ekonomis, karena dihasilkan ikan lele dan cacing tubifek. (2) memperbaiki atau meminimalisir limbah buangan kegiatan budidaya ikan, (3) meningkatkan kemanfaatan limbah kegiatan budidaya ikan yang potensial sebagai pupuk organik untuk proses produksi Tubifec . Benih lele berukuran bobot 1,5±0,1 g dipelihara dengan kepadatan 500 ekor per meter persegi. Selama pemeliharaan 3 bulan, ikan diberi pakan pelet komersial untuk lele secara ad satiation dengan frekwensi dua kali sehari. Pada bagian atas kolam dilengkapi dengan talang bertingkat sebagai tempat pemeliharaan tubifec . Air dari kolam dipompa ke atas talang atau wadah cacing tubifec . Hasil pemeliharan diperoleh ikan lele dengan pertumbuhan relatif sebesar 72,96 g% perhari dan angka kelngsungan hidup mencapai 96,66% dan nilai FCR sebesar 1. Selama satu bulan, Tubifec mengalami pertumbuhan sebesar 66,66% Fish farming in Boyolali are able to provide income from catfish culture with promising results. The catfish effort to contribute to the household income by 54% to 100%. Rated R / C ratio is greater than 1, which means that the catfish farming are efficient and feasible to develop. The Boyolali was known as location of catfish production and that will be farmed economically promising has spurred citizens to produce catfish. The production of catfish in Boyolali significantly was affected by land area and seed catfishvariable. Therefore, the limited land owned by the farmers “Sumber Rejeki” isa problem that needs to be solved. To maximize the production of catfish with limited space can be done throughIMTAtechnology (Integrated Multi TrophicAquaculture). This technology merge catfish with tubifex worms, so it will produce catfish and tubifex. However, farming activities with IMTA system that combines catfish with worms tubifex still relatively rare by farmers. IMTA system has several advantages, (1) improve the efficiency of inputs and outputs that result in increased economic value, as produced catfish and worm tubifex. (2) correct or minimize waste from fish farming activities, (3) increase the utilization of the fish farming waste as an organic fertilizer for the tubifex production process. Sized catfish seed weight of 1.5±0.1 g maintained at densities of 500 individuals per square meter. During the three-month rearing time, fish fed a commercial pellet for catfish ad satiation with a frequency of twice a day.At the top of the catfish pondwas put the equipment with arranged adouble level drine pipe as a tubifec pond culture. The water from the catfish pond is pumped to the top drine pipe or worm tubifecrearing tank. Results of the catfish farming wtih IMTA system were relative growth rate of catfish i.e. 72.96 g% daily and survival rate reached 96.66% and FCR value is 1. During one month, tubifex grow were66.66% }, issn = {2549-0885}, pages = {30--34} doi = {10.14710/ijfst.12.1.30-34}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/saintek/article/view/13189} }
Refworks Citation Data :
Usaha budidaya ikan di Boyolali mampu memberikan pendapatan dari usaha budidaya lele dengan hasil yang menjajikan. Usaha lele tersebut mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga sebesar 54% hingga 100%. Nilai R/C rasio lebih besar 1, yang berarti bahwa usaha tani budidaya ikan lele tersebut efisien dan layak untuk dikembangkan. Ketenaran Kabupaten Boyolali akan hasil budidaya ikan lele yang menjajikan secara ekonomi telah memacu penduduknya untuk memproduksi ikan lele.Hasil produksi ikan lele di Boyolali secara nyata dipengaruhin oleh variabel luas lahan dan variabel benih lele.Oleh karena itu, keterbatasan lahan yang dimiliki oleh para usahatani Sumber Rejeki tersebut menjadi permasalahan yang perlu dipecahkan.Untuk memaksimumkan produksi lele dengan lahan terbatas tersebut dapat dilakukan dengan teknologi IMTA (Integrated Multi TrophicAquaculture). Teknologi ini menggabung ikan lele dengan cacing tubifec, sehingga akan menghasilkan ikan lele dan tubifek.Namun kegiatan budidaya sistem IMTA yang menggabungkan antara ikan lele dengan cacing Tubifek masih tergolong belum pernah dilakuakan oleh para petani.Sistem IMTA ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu (1) meningkatkan efisiensi input dan output yang menghasilkan kenaikan nilai ekonomis, karena dihasilkan ikan lele dan cacing tubifek. (2) memperbaiki atau meminimalisir limbah buangan kegiatan budidaya ikan, (3) meningkatkan kemanfaatan limbah kegiatan budidaya ikan yang potensial sebagai pupuk organik untuk proses produksi Tubifec. Benih lele berukuran bobot 1,5±0,1 g dipelihara dengan kepadatan 500 ekor per meter persegi. Selama pemeliharaan 3 bulan, ikan diberi pakan pelet komersial untuk lele secara ad satiationdengan frekwensi dua kali sehari. Pada bagian atas kolam dilengkapi dengan talang bertingkat sebagai tempat pemeliharaan tubifec. Air dari kolam dipompa ke atas talang atau wadah cacing tubifec. Hasil pemeliharan diperoleh ikan lele dengan pertumbuhan relatif sebesar 72,96 g% perhari dan angka kelngsungan hidup mencapai 96,66% dan nilai FCR sebesar 1. Selama satu bulan, Tubifec mengalami pertumbuhan sebesar 66,66%
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-22 03:02:29
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Saintek Perikanan journal ,Faculty Fisheries and Marine Science Universitas Diponegoro as the publisher of the journal. Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. Saintek Perikanan journal ,Faculty Fisheries and Marine Science Universitas Diponegoro and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Saintek Perikanan journal are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded : [Copyright Transfer Form Saintek Perikanan]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document or fax :
Suryanti (Editor-in-Chief)
Editorial Office of Saintek Perikanan journal ,Faculty Fisheries and Marine Science Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Central Java, Indonesia 50275
Telp./Fax: (024) 7474698
Email: saintekjurnal@gmail.com
View My Stats