skip to main content

ANALISIS POLA SPASIAL HASIL TANGKAPAN BUBU (Porttable traps) Di PERAIRAN PULAU PURA KABUPATEN ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Spatial Pattern Analysis of Pattable Trap Result in Pura Islands, Alor District, East Nusa Tenggara Province)

*Efrin Antonia Dollu  -  UNIVERSITAS TRIBUANA KALABAHI, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Pulau Pura merupakan salah satu pulau di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, dimana memiliki perairan terbuka (open access). Kondisi perairan tersebut membuat para nelayan memanfaatkannya untuk pengoperasian alat tangkap Bubu namun kurang memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan perikanan yang lestari dan berkelanjutan. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan ikan pada suatu perairan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola spasial hasil tangkapan Bubu,  dengan sampel penelitian pada beberapa perairan yaitu Perairan Desa Pura Utara, Perairan Desa Pura Timur dan Perairan Kelurahan Pulau Pura. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pola keruangan hasil tangkapan ikan dalam Bubu digunakan analisis secara deskriptif dengan menggunakan peta dan tabel kemudian diperkuat dengan analisis statistik untuk melihat pengaruh pola spasial terhadap hasil tangkapan bubu. Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linear sederhana dan analisis varians satu arah . Pola spasial dianalisis berdasarkan jarak bubu dengan garis pantai dan juga berdasarkan kedalaman dari bubu. Hasil tangkapan pada kedalaman 0 – 5 m, dimana hasil tangkapan paling banyak terdapat Desa Pura Utara dengan Total tangkapan 1300 ekor yang terdiri dari 82 spesies ikan, sedangkan tangkapan paling sedikit ada pada Kelurahan Pulau Pura dengan total tangkapan 887 ekor yang terdiri dari 61 spesies ikan. Hasil tangkapan pada kedalaman 6 – 10 m dimana hasil tangkapan paling banyak adalah Desa Pura Utara dengan total tangkapan 796 ekor yang terdiri dari 22 spesies ikan, sedangkan tangkapan paling sedikit ada pada Kelurahan Pulau Pura dengan total tangkapan 694 ekor yang terdiri dari 22 spesies ikan.

 

Pura Island is one of the islands in Alor Regency, East Nusa Tenggara, which has the open water (open access). The condition of these waters make fishermen using for the operation of trap fishing gear, but they do not pay attention to the principles of sustainable and sustainable fisheries management. these conditions can affect the availability of fish in the waters. The aims on this study was to describe the spatial pattern of Bubu's catch, with the research samples in several waters, namely North Pura Village Waters, East Pura Village Waters and Pulau Pura Kelurahan Waters. The Analysis of the data used to determine the spatial pattern of the fish catch in the bubu used the descriptive analysis using maps and tables and then strengthened by statistical analysis to see the effect of spatial patterns on the catch. The analysis used is the simple linear regression analysis and one-way analysis of variance. The spatial patterns were analyzed based on the distance of the bubu to the coastline and also the depth of the traps. The catch is at a depth of 0 - 5 m, where the most catch is in Pura Utara Village with a total catch of 1300 consisting of 82 fish species, while the least catch is in Pulau Pura Village with a total catch of 887 consisting of 61 fish species. . The catch is at a depth of 6 - 10 m where the most catch is Pura Utara Village with a total catch of 796 fish consisting of 22 fish species, while the least catch is in Pulau Pura Village with a total catch of 694 consisting of 22 fish species.

Fulltext View|Download
Keywords: Pola Spasial; Alat Tangkap Bubu; Hasil Tangkapan; Pulau Pura

Article Metrics:

  1. Atmaja, s. B., & nugroho, d. (2017). Upaya-upaya Pengelolaan Sumber Daya Ikan yang Berkelanjutan di Indonesia. Jurnal kebijakan perikanan indonesia. Https://doi.org/10.15578/jkpi.3.2.2011.101-113
  2. E,dollu jahved f., e. A. M. (2019). Analisis Pola Sebaran Alat Tangkap Bubu (portable traps) di Perairan Pulau Pura Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Akuatika indonesia
  3. Effendi. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Jakarta
  4. Hastuty, r., . Y., & adrianto, l. (2014). Tutupan karang dan Komposisi Ikan Karang Didalam dan Luar Kawasan Konservasi Pesisir Timur Pulau Weh, Sabang. Depik. Https://doi.org/10.13170/depik.3.2.1468
  5. Joni, syafrudin nasution dan thamrin, 2017, Inventarisasi Jenis Ikan Karang Di Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau.Jurnal
  6. Luthfi, o. M., pujarahayu, p., s, k. F., wahyudiarto, a., fakri, s. R., sofyan, m., ramadhan, f., a, m. A. G., murian, s., tovani, i., mahmud, m., adi, d., & abdi, f. (2016). Biodiversitas dan Populasi Ikan Karang Di Perairan Selat Sempu Sendang Biru Kabupaten Malang Jawa Timur. jurnal kelautan: indonesian journal of marine science and technology. Https://doi.org/10.21107/jk.v9i1.1019
  7. Manembu, i., adrianto, l. ., bengen, d., & yulinda, f. (2015). Kelimpahan Ikan Karang Pada Kawasan Terumbu Buatan Di Perairan Ratatotok Sulawesi Utara. Bawal widya riset perikanan tangkap. Https://doi.org/10.15578/bawal.6.1.2014.55-61
  8. Manembu, i., adrianto, l., bengen, d. G., & yulianda, f. (2012). Distribusi Karang Dan Ikan Karang Di Kawasan Reef Ball Teluk Buyat Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal perikanan dan kelautan tropis. Https://doi.org/10.35800/jpkt.8.1.2012.342
  9. Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor: 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut. Jakarta
  10. Menteri negara lingkungan hidup. 2004. Keputusan menteri negara lingkungan hidup nomor: 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut. Jakarta
  11. Pandiangan, S. L. 2009. Studi Keanekaragaman Ikan Karang di Kawasan Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam. Universitas Sumatera Utara, Medan Rani, c., burhanuddin, a. I., & atjo, a. A. (2011). Sebaran dan Keragaman Ikan Karang Di Pulau Barranglompo: Kaitannya Dengan Kondisi Dan Kompleksitas Habitat. seminar nasional hasil penelitian perikanan dan kelautan
  12. Setiawan, f. (2016). Komunitas Ikan Karang Di Perairan Taman Wisata Alam (Twa) Batuangus, Kotamadya Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal kelautan: indonesian journal of marine science and technology. Https://doi.org/10.21107/jk.v9i1.1032
  13. Suharti, s. R., & edrus, i. N. (2018). Kondisi Ikan Karang Di Perairan Tapanuli Tengah. Oseanologi dan limnologi di indonesia
  14. Tanto, t. Al, wisha, u. J., kusumah, g., pranowo, w. S., husrin, s., ilham, i., & putra, a. (2017). Karakteristik Arus Laut Perairan Teluk Benoa – Bali. Jurnal ilmiah geomatika. Https://doi.org/10.24895/jig.2017.23-1.631
  15. Titaheluw, s. S., kamal, m. M., & ernawati, y. (2015). Hubungan Antara Ikan Chaetodontidae Dengan Bentuk Pertumbuhan Karang. Agrikan: jurnal agribisnis perikanan. Https://doi.org/10.29239/j.agrikan.8.1.77-86
  16. Utomo, s. P. R., supriharyono, -, & ain, c. (2013). Keanekaragaman Jenis Ikan Karang Di Daerah Rataan Dan Tubir Pada Ekosistem Terumbu Karang Di Legon Boyo, Taman Nasional Karimunjawa, Jepara
  17. Management of aquatic resources journal (maquares). Https://doi.org/10.14710/marj.v2i4.4271
  18. Wiadnyana, n. N., badrudin, & aisyah. (2010). Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Demersal Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Laut Jawa. Jurnal penelitian perikanan indonesia
  19. Yuliana, e., boer, m., fahrudin, a., kamal, m. M., & muttaqin, e. (2016). Status Stok Ikan Karang Target Di Kawasan Konservasi Taman Nasional Karimunjawa. Jurnal penelitian perikanan indonesia. Https://doi.org/10.15578/jppi.22.1.2016.9-16
  20. Zulfianti, 2014. Distribusi dan Keanekaragaman Jenis Ikan Karang (Famili Pomacentridae) Untuk Rencana Referensi Daerah Perlindungan Laut (DPL) Di Pulau Bonetambung, Makasar

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-20 12:01:23

No citation recorded.