skip to main content

Alam Adalah Keluarga: Internalisasi Nilai-Nilai Ekologis Dalam Ritual Nahunan Suku Dayak Ngaju

STFT Jakarta, Indonesia

Received: 28 Nov 2021; Revised: 24 Dec 2021; Accepted: 28 Dec 2021; Available online: 5 Jan 2022; Published: 5 Apr 2022.
Editor(s): H. Hadiyanto

Citation Format:
Abstract

Krisis ekologi sudah sangat mengancam kehidupan. Berbagai bencana dan penderitaan melanda dunia. Namun, krisis ekologi masih terjadi. Oleh sebab itu, krisis ekologi mesti diatasi dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggali berbagai potensi kearifan lokal yang ada di wilayah setempat. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa dalam ritual nahunan yang biasanya dilakukan oleh suku Dayak Ngaju tidak hanya sekedar upacara rutin, tetapi terdapat nilai-nilai ekologis yang dapat menyadarkan masyarakat, khususnya orang Dayak Ngaju bahwa mereka harus ikut terlibat dalam mengatasi krisis ekologis yang sedang terjadi. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif kepustakaan yakni menggali berbagai sumber yang relevan untuk membahas topik dan mendapatkan data yang dibutuhkan, kemudian akan digali internalisasi nilai yang terdapat dalam ritual nahunan tersebut. Dalam ritual nahunan ditemukan nilai-nilai ekologis yang menunjukkan bahwa terdapat internalisasi konsep bahwa alam adalah keluarga. Konsep tersebut dapat mendukung pemeliharaan lingkungan hidup melalui ritual nahunan Suku Dayak Ngaju. Konsep tersebut dapat dikembangkan untuk mendorong kepedulian masyarakat dalam memelihara lingkungan hidup. Konsep tersebut adalah berupa nilai-nilai yang menganggap alam sebagai keluarga bagi manusia.

ABSTRACT

The ecological crisis is already very life-threatening. Various disasters and suffering have hit the world. However, the ecological crisis is still occurring. Therefore, the ecological crisis must be overcome in various ways. One way that can be done is to explore the potential of local wisdom in the local area. This paper aims to show that the nahunan ritual, which is usually carried out by the Ngaju Dayak tribe, is not just a routine ceremony. However, ecological values can make people aware, especially the Ngaju Dayak people, that they must be involved in overcoming the ecological crisis. This paper uses a qualitative literature method to explore various relevant sources to discuss the topic and obtain the data needed. Then, the internalization of the values contained in the nahunan ritual will be explored. In the nahunan ritual, ecological values are found, which indicate an internalization of the concept of nature as family and can be encouraged through environmental preservation in the nahunan ritual of the Ngaju Dayak Tribe. This concept can be developed to encourage public awareness of preserving the environment. The concept is expressed in the form of values that involve nature as a family for humans.

Fulltext View|Download
Keywords: family; internalization; ecological; nahunan ritual; Dayak Ngaju tribe
Funding: Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta

Article Metrics:

  1. Biggest Environmental Problems Of 2021 | Earth.Org - Past | Present | Future. (n.d.). Retrieved December 20, 2021, from https://earth.org/the-biggest-environmental-problems-of-our-lifetime/
  2. Abel, T. T. (2020). Komunikasi Personal
  3. Agan, T. (1990). Upacara Nahunan (monograf) (1st ed.)
  4. Arti kata internalisasi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. (n.d.). Retrieved December 18, 2021, from https://kbbi.web.id/internalisasi
  5. Asmanto, E. (2015). Revitalisasi Spiritualitas Ekologi Perspektif Pendidikan Islam. TSAQAFAH, 11(2), 333. https://doi.org/10.21111/TSAQAFAH.V11I2.272
  6. Baier, M. (1999). Sumber-sumber mitos penciptaan Suku Dayak Ngaju: Perbandingan dan pengaruhnya atas praktek Agama Suku Dayak Ngaju
  7. Berkes, F. (2017). Sacred ecology: Fourth edition. In Sacred Ecology: Fourth Edition. Taylor and Francis Inc. https://doi.org/10.4324/9781315114644
  8. Bingan, Albert A., O. A. I. (1996). Kamus Dwi Bahasa Dayak Ngaju-Indonesia (1st ed.). CV. Primal Indah
  9. Caesarina, H. M., & Rahmani, D. R. (2020). Keterkaitan Permukiman Tepi Sungai dan Ruang Terbuka Hijau terhadap Kerentanan Bencana Banjir di Kota Kasongan Kalimantan Tengah. Seminar Nasional Planoearth, 2(0), 88–92. http://journal.ummat.ac.id/index.php/PRPE/article/view/4000
  10. Cambah, T. M. (2013). Upacara Nahunan dalam Pandangan Beberapa Tokoh Kaharingan: Studi Kasus di Desa Tanjung Talio Bukit Pinang. Jurnal Borneo Institute, 1, 80–101. https://www.borneoinstitute.org/
  11. Esel, B. (2020). Komunikasi personal
  12. F. Ukur. (1971). Tantang Djawab Suku Dajak. BPK Gunung Mulia
  13. Karhutla dalam Lima Tahun Terakhir - Greenpeace Indonesia. (n.d.). Green Peace Indonesia. Retrieved December 20, 2021, from https://www.greenpeace.org/indonesia/publikasi/44219/karhutla-dalam-lima-tahun-terakhir/%0Ahttps://www.greenpeace.org/indonesia/publikasi/44219/karhutla-dalam-lima-tahun-terakhir/?utm_campaign=forests&utm_source=google&utm_medium=cpc&utm_content=forestfir
  14. Kepala BNPB Cek Langsung Situasi Lapangan dan Posko Pengungsian Banjir Kalimantan Tengah. (n.d.). Retrieved November 21, 2021, from https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/kepala-bnpb-cek-langsung-situasi-lapangan-dan-posko-pengungsian-banjir-kalimantan-tengah/ar-AAQX5Zd?ocid=BingNewsSearch
  15. Kertodipoero, S. (1963). Kaharingan: Religi dan Penghidupan di Pehuluan Kalimantan. Penerbutan Sumur Bandung
  16. Kumoro, N. B. (2020). Dayak Kaharingan di tengah perubahan sosial ekologi dan praktik perpindahan agama di pedesaan Kalimantan Tengah. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 22(1). https://doi.org/10.14203/jmb.v22i1.939
  17. Mahin, M. (2009). Kaharingan: Dinamika Agama Dayak di Kalimantan Tengah. Universitas Indonesia
  18. Majeils Besar Alim Ulama Kaharingan, I. (1996). Buku Panaturan. Majelis Besar Alim Ulama Kaharingan Indonesia
  19. Marie, Y. (2020). Kalimantan Tengah banjir, indikasi rusaknya hutan di kawasan Hulu? Mongabay. https://www.mongabay.co.id/2020/09/21/kalimantan-tengah-banjir-indikasi-rusaknya-hutan-di-kawasan-hulu/
  20. Mason, J. (2002). Qualitative Researcing. In Sage Publications. https://epdf.pub/qualitative-researching.html
  21. Megawati, M. (2020). Penggalian Nilai-nilai Pendidikan dalam Ritual Nahunan. Tampung Penyang, 18(02), 28–40. https://doi.org/10.33363/TAMPUNG-PENYANG.V18I02.556
  22. Mena, E., Prodi, N., Guru, P., Dasar, S., Santu, S., Ruteng, P., & Yani, J. A. (2019). Kearifan Lokal dan Upaya Pelestarian Lingkungan Alam. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 11(1), 91–106. http://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/jpkm/article/view/139
  23. Moeleong, L. J. (1991). Metodologi Penelitian Kualitatif (Tjun Surjaman (Ed.); 3rd ed.). PT Remaja Rosdakarya
  24. Nash, J. A. (1991). Loving Nature, Ecological Integrity and Christian responsibility. Abington Press
  25. Nurulloh, E. S. (2019). Pendidikan Islam dan Pengembangan Kesadaran Lingkungan. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 7(2), 237. https://doi.org/10.36667/JPPI.V7I2.366
  26. Pesurnay, A. J. (2018). Local Wisdom in a New Paradigm: Applying System Theory to the Study of Local Culture in Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 175(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/175/1/012037
  27. Rantau, B. (2020). Komunikasi personal
  28. Scharer, H. (1963). Ngaju Religion; The Conception of God among a South Borneo People, translated by Rodney Needham. … as Die Gottesideeder’Ngadju Dajak in Süd-Borneo …
  29. Schärer, H. (1963). Ngaju Religion: The Conception of God among a South Borneo People (R. Needham (Ed.))
  30. Schärer, H. (1966). Der Totenkult der Ngaju Dayak In Süd-Borneo: Mythenzum Totenkult und Textezum Tantolak Matei. Martinus Nijhoff
  31. Silwan. (2020). Komunikasi personal
  32. Sintong. (2020). Komunikasi Personal
  33. Sistha Pebriana. (2021). Komunikasi Personal
  34. Siyok, S. D. (2017). Kamus Populer Bahasa Indonesia Bahasa Dayak Ngaju (Revisi). PT. Sinar Bagawan Khatulistiwa
  35. St. Francis of Assisi - Saints & Angels - Catholic Online. (n.d.). Retrieved December 20, 2021, from https://www.catholic.org/saints/saint.php?saint_id=50
  36. Susi, S. (2019). Komodifikasi Pemenuhan Jalan Hadat pada Perkawinan Suku Dayak Ngaju. Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama Dan Budaya Hindu, 10(2), 14–30. https://doi.org/10.33363/BA.V10I2.330
  37. Uge, S., Neolaka, A., & Yasin, M. (2019). Development of social studies learning model based on local wisdom in improving students’ knowledge and social attitude. International Journal of Instruction, 12(3), 375–388. https://doi.org/10.29333/iji.2019.12323a
  38. Ukur, F. (1971). Tantang Djawab Suku Dajak (1st ed.). BPK Gunung Mulia
  39. WWF Indonesia. (n.d.). WWF Buku Panduan Produk Kayu-FA 14Des2018.cdr | Enhanced Reader. Retrieved December 20, 2021, from moz-extension://f460516b-6dde-4bab-89ce-92ee1af792f8/enhanced-reader.html?openApp&pdf=https%3A%2F%2Fwww.wwf.id%2Fupload%2F2019%2F12%2FBuku_Panduan_Produk_Kayu.pdf
  40. Yansen. (2020). Komunkasi pribadi
  41. Zylstra, M., Esler, K., Knight, A., & Le Grange, L. (2019). Integrating multiple perspectives on the human-nature relationship: A reply to Fletcher 2017. Journal of Environmental Education, 50(1), 1–10. https://doi.org/10.1080/00958964.2018.1497582

Last update:

  1. Traditional Forests Create Government Ecology in Jambi Province

    Cici Sundari, Elyta Elyta, Isdairi Isdairi, Yulius Yohanes. Jurnal Ilmu Lingkungan, 21 (3), 2023. doi: 10.14710/jil.21.3.487-494

Last update: 2024-12-28 16:40:29

No citation recorded.