1Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Pattimura, Indonesia
2Program Studi Kehutanan, University of Bengkulu, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL59587, author = {Edward Tetelepta and Paisal Ansiska and Mohammad Lasaiba and Hefri Oktoyoki}, title = {Strategi Pengembangan Perkebunan Kopi Masyarakat Rejang melalui Kajian Etnobotani}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {22}, number = {5}, year = {2024}, keywords = {Etnobotani; Masyarakat Rejang; Strategi; Perkebunan Kopi; SWOT; AHP}, abstract = { Kabupaten Rejang Lebong di Provinsi Bengkulu, Indonesia, memiliki potensi besar dalam budidaya kopi dengan perkebunan kopi yang unik berkat jenis kopi dan metode bercocok tanam khasnya. Iklim dan geografi mendukung kesuksesan budidaya kopi, yang masih menggunakan teknik tradisional. Praktik budaya menanam kopi secara tradisional dihubungkan dengan kearifan lokal turun-temurun dan memiliki dampak signifikan terhadap etnobotani di perkebunan kopi. Penelitian etnobotani menjadi penting untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan petani, fokus pada pemahaman pemanfaatan tanaman di perkebunan kopi. Studi ini melibatkan 33 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk dalam kegiatan seperti bahan makanan, kayu bakar, obat, bahan bangunan, ritual, pewarna, dan sebagai sumber pendapatan ekonomi serta penentuan batas lahan. Tumbuhan tertentu seperti Coffea canephora, Bambusoideae, Myristica fragrans, dan lainnya memiliki nilai indeks kepentingan budaya dan kultivar pemanfaatan yang tinggi. Pengembangan perkebunan kopi di Rejang Lebong dapat dimulai dengan sistem pertanian berkelanjutan, tumpang sari tanaman, penyuluhan pasca panen, dan penguatan kelompok tani untuk meningkatkan produksi dan pemasaran produk pertanian. }, pages = {1143--1151} doi = {10.14710/jil.22.5.1143-1151}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/59587} }
Refworks Citation Data :
Kabupaten Rejang Lebong di Provinsi Bengkulu, Indonesia, memiliki potensi besar dalam budidaya kopi dengan perkebunan kopi yang unik berkat jenis kopi dan metode bercocok tanam khasnya. Iklim dan geografi mendukung kesuksesan budidaya kopi, yang masih menggunakan teknik tradisional. Praktik budaya menanam kopi secara tradisional dihubungkan dengan kearifan lokal turun-temurun dan memiliki dampak signifikan terhadap etnobotani di perkebunan kopi. Penelitian etnobotani menjadi penting untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan petani, fokus pada pemahaman pemanfaatan tanaman di perkebunan kopi. Studi ini melibatkan 33 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk dalam kegiatan seperti bahan makanan, kayu bakar, obat, bahan bangunan, ritual, pewarna, dan sebagai sumber pendapatan ekonomi serta penentuan batas lahan. Tumbuhan tertentu seperti Coffea canephora, Bambusoideae, Myristica fragrans, dan lainnya memiliki nilai indeks kepentingan budaya dan kultivar pemanfaatan yang tinggi. Pengembangan perkebunan kopi di Rejang Lebong dapat dimulai dengan sistem pertanian berkelanjutan, tumpang sari tanaman, penyuluhan pasca panen, dan penguatan kelompok tani untuk meningkatkan produksi dan pemasaran produk pertanian.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-19 22:38:28
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.