Department of Landscape Architecture, IPB University, Jl. Raya Dramaga Bogor 16680, West Java, Indonesia, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL64545, author = {Ramanda Widyanti and Nizar Nasrullah and Bambang Sulistyantara}, title = {Analisis Pengaruh Ruang Terbuka Hijau Terhadap Fenomena Urban Heat Island di Kota Depok, Jawa Barat}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {23}, number = {2}, year = {2025}, keywords = {ruang terbuka hijau (RTH); sebaran indeks keragaman vegetasi (NDVI); suhu permukaan (LST); pulau panas perkotaan (UHI); kota Depok}, abstract = { Depok, selain berfungsi sebagai kota satelit Jakarta, merupakan kota termuda di Jawa Barat yang mengalami peningkatan populasi akibat urbanisasi. Pada tahun 2021, laju pertumbuhan penduduk Depok mencapai 1,92%; naik 0,28% dari tahun 2020. Akibatnya, terjadi konversi ruang terbuka hijau (RTH) menjadi lahan terbangun. Jumlah vegetasi yang merupakan komponen utama RTH, yang berperan dalam memperbaiki iklim kota melalui evapotranspirasi terus berkurang. Proses evapotranspirasi ini menyerap panas radiasi matahari, sehingga mengurangi suhu permukaan yang menjadi penyebab utama fenomena pulau panas perkotaan (UHI). Oleh karena itu, diperlukan analisis pengaruh distribusi RTH untuk meningkatkan nilai ekologis kota berdasarkan pola sebaran indeks keragaman vegetasi (NDVI) pada tahun 2011, 2016, dan 2021 dengan menggunakan Landsat 7 ETM+ dan Landsat OLI-TIRS. Pada tahun 2011, luas tutupan vegetasi adalah 44,86%; yang kemudian berkurang menjadi 33,98% pada tahun 2016; dan terus menurun hingga 29,20% pada tahun 2021, khususnya pada tanaman dengan kerapatan tajuk sedang hingga sangat tinggi. Pada tahun 2011, luas tutupan vegetasi dengan kerapatan tajuk sangat tinggi adalah 10,83%; turun menjadi 10,35% pada tahun 2016, dan menyusut hingga 5,95% pada tahun 2021. Selama proses alih fungsi RTH ini, suhu permukaan (LST) meningkat dari tahun 2011 hingga 2021. Pada tahun 2011, hanya 0,08% dari luas kota yang memiliki suhu permukaan di atas 29°C, namun pada tahun 2021, angkanya meningkat menjadi 1,24% yang berpotensi meningkatkan aglomerasi UHI di kawasan terbangun. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pemerintah kota dan para pembuat kebijakan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya RTH guna mencegah peningkatan intensitas UHI dan meningkatkan kualitas hidup warga kota. }, pages = {371--381} doi = {10.14710/jil.23.2.371-381}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/64545} }
Refworks Citation Data :
Depok, selain berfungsi sebagai kota satelit Jakarta, merupakan kota termuda di Jawa Barat yang mengalami peningkatan populasi akibat urbanisasi. Pada tahun 2021, laju pertumbuhan penduduk Depok mencapai 1,92%; naik 0,28% dari tahun 2020. Akibatnya, terjadi konversi ruang terbuka hijau (RTH) menjadi lahan terbangun. Jumlah vegetasi yang merupakan komponen utama RTH, yang berperan dalam memperbaiki iklim kota melalui evapotranspirasi terus berkurang. Proses evapotranspirasi ini menyerap panas radiasi matahari, sehingga mengurangi suhu permukaan yang menjadi penyebab utama fenomena pulau panas perkotaan (UHI). Oleh karena itu, diperlukan analisis pengaruh distribusi RTH untuk meningkatkan nilai ekologis kota berdasarkan pola sebaran indeks keragaman vegetasi (NDVI) pada tahun 2011, 2016, dan 2021 dengan menggunakan Landsat 7 ETM+ dan Landsat OLI-TIRS. Pada tahun 2011, luas tutupan vegetasi adalah 44,86%; yang kemudian berkurang menjadi 33,98% pada tahun 2016; dan terus menurun hingga 29,20% pada tahun 2021, khususnya pada tanaman dengan kerapatan tajuk sedang hingga sangat tinggi. Pada tahun 2011, luas tutupan vegetasi dengan kerapatan tajuk sangat tinggi adalah 10,83%; turun menjadi 10,35% pada tahun 2016, dan menyusut hingga 5,95% pada tahun 2021. Selama proses alih fungsi RTH ini, suhu permukaan (LST) meningkat dari tahun 2011 hingga 2021. Pada tahun 2011, hanya 0,08% dari luas kota yang memiliki suhu permukaan di atas 29°C, namun pada tahun 2021, angkanya meningkat menjadi 1,24% yang berpotensi meningkatkan aglomerasi UHI di kawasan terbangun. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pemerintah kota dan para pembuat kebijakan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya RTH guna mencegah peningkatan intensitas UHI dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2025-04-01 02:37:05
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.