1KSM Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Fatmawati, Jakarta, Indonesia
2SMF Anestesi dan Perawatan Intensif Pascabedah, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI30041, author = {Ni Supradnyawati and Yudi Hadinata}, title = {Penatalaksanaan Anestesi pada Bedah Pintas Arteri Koroner Off-Pump}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {12}, number = {2}, year = {2020}, keywords = {anestesi; arteri koroner; bedah pintas arteri koroner; off-pump; penyakit jantung koroner}, abstract = { Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia. Menurut kriteria American Heart Association (AHA) tahun 2017, lebih dari 360.000 kematian di Amerika disebabkan oleh penyakit jantung koroner setiap tahunnya. Bedah pintas arteri koroner merupakan prosedur standar tatalaksana revaskularisasi pasien dengan penyakit tiga pembuluh darah arteri koroner atau pembuluh darah arteri koroner utama kiri . Sebanyak 400.000 prosedur bedah pintas arteri koroner dilakukan di Amerika setiap tahunnya. Bedah pintas arteri koroner ini mulai dikenal sejak tahun 1950. Pada tahun 1970 hampir semua prosedur bedah pintas arteri koroner menggunakan cairan kardioplegia untuk menghentikan jantung dan mesin pintas jantung paru. Pada pertengahan tahun 1990, diperkenalkan teknik bedah pintas arteri koroner off-pump . Teknik ini memungkinkan dokter bedah melakukan anastomosis arteri koroner pada jantung yang berdetak tanpa menggunakan mesin pintas jantung paru. Tujuannya adalah untuk menghindari respons inflamasi akibat penggunaan mesin pintas jantung paru serta mengurangi risiko yang timbul akibat manipulasi aorta. Pada tahun 2002, hampir 25% bedah pintas arteri koroner di Amerika dilakukan secara off-pump . Oleh karena itu, dokter anestesi memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas sirkulasi selama manipulasi berlangsung, membantu pemulihan dan mobilisasi dini, menurunkan morbiditas dan mortalitas, serta mampu mengurangi biaya prosedur. }, issn = {2089-970X}, pages = {91--103} doi = {10.14710/jai.v12i2.30041}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/30041} }
Refworks Citation Data :
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia. Menurut kriteria American Heart Association (AHA) tahun 2017, lebih dari 360.000 kematian di Amerika disebabkan oleh penyakit jantung koroner setiap tahunnya. Bedah pintas arteri koroner merupakan prosedur standar tatalaksana revaskularisasi pasien dengan penyakit tiga pembuluh darah arteri koroner atau pembuluh darah arteri koroner utama kiri. Sebanyak 400.000 prosedur bedah pintas arteri koroner dilakukan di Amerika setiap tahunnya. Bedah pintas arteri koroner ini mulai dikenal sejak tahun 1950. Pada tahun 1970 hampir semua prosedur bedah pintas arteri koroner menggunakan cairan kardioplegia untuk menghentikan jantung dan mesin pintas jantung paru. Pada pertengahan tahun 1990, diperkenalkan teknik bedah pintas arteri koroner off-pump. Teknik ini memungkinkan dokter bedah melakukan anastomosis arteri koroner pada jantung yang berdetak tanpa menggunakan mesin pintas jantung paru. Tujuannya adalah untuk menghindari respons inflamasi akibat penggunaan mesin pintas jantung paru serta mengurangi risiko yang timbul akibat manipulasi aorta. Pada tahun 2002, hampir 25% bedah pintas arteri koroner di Amerika dilakukan secara off-pump. Oleh karena itu, dokter anestesi memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas sirkulasi selama manipulasi berlangsung, membantu pemulihan dan mobilisasi dini, menurunkan morbiditas dan mortalitas, serta mampu mengurangi biaya prosedur.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-14 05:23:26
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License