Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana/RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah, Denpasar, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI57760, author = {Christine Christine and Adinda Pradhana and Dewa Ayu Dewi}, title = {Teknik Anestesia Epidural Dalam Operasi Herniotomi pada Pasien Atrial Septal Defect dengan Hipertensi Pulmonal}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {15}, number = {3}, year = {2023}, keywords = {atrial septal defect; epidural; herniotomi; hipertensi pulmonal; penyakit jantung asianotik}, abstract = { Latar Belakang: Atrial septal defect (ASD) merupakan kelainan jantung asianotik yang paling sering terjadi, sekitar 10% dari pasien dewasa dengan kelainan jantung kongenital. Atrial septal defect (ASD) di klasifikasikan menjadi 4 tipe berdasarkan bagian atrium septum yang gagal terbentuk, yaitu ostium sekundum (85%), ostium primum (10%), sinus venosus (5%) dan defek koronari sinus (jarang). Kasus: Laki laki usia 55 tahun dengan kasus hernia inguinalis lateralis dekstra reponible dengan ASD dan hipertensi pulmonal derajat sedang. Pasien dilakukan insersi epidural kateter di L4-L5 setelah di konfirmasi dengan loss of resistance dengan saline dan test dose . Regimen epidural yang diberikan bupivacaine 0,25% + lidocaine 1% volume 10 mL. Intraoperatif diberikan titrasi norepinephrine dengan dosis titrasi 0,15-0,3 mcg/kgBB/menit dan tirasi dobutamine 2,5-5 mcg/kgBB/menit. Pengobatan post operatif analgesia pengobatan epidural bupivacaine 0,0625% + morfin 0,5 mg volume 10 mL tiap 12 jam, dan parasetamol 500 mg tiap 6 jam tablet untuk obat analgesia. Pembahasan: Teknik anestesi epidural dipilih karena memiliki onset yang lebih lama dan hemodinamik variasi yang lebih kurang dibandingkan dengan teknik anestesi spinal atau kombinasi teknik spinal-epidural. Sedangkan teknik general anestesi tidak dipilih karena berisiko terhadap resistensi vaskular pulmonal dan dapat mengubah arah shunting . Prinsip dari penanganan ASD adalah untuk mempertahankan cardiac output dan menghindari adanya penurunan dari resistensi sistemik vaskular. Mempertahankan resistensi sistemik vaskular berdsarkan dengan mean arterial pressure sehingga menghindari adanya perubahan arah shunt. Kesimpulan: Pada laporan kasus ini dapat kami simpulkan bahwa teknik anestesi epidural dapat diterapkan secara aman pada kasus herniotomi dengan komorbid ASD dengan hiperetensi pulmonal. }, issn = {2089-970X}, pages = {222--230} doi = {10.14710/jai.v0i0.57760}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/57760} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang: Atrial septal defect (ASD) merupakan kelainan jantung asianotik yang paling sering terjadi, sekitar 10% dari pasien dewasa dengan kelainan jantung kongenital. Atrial septal defect (ASD) di klasifikasikan menjadi 4 tipe berdasarkan bagian atrium septum yang gagal terbentuk, yaitu ostium sekundum (85%), ostium primum (10%), sinus venosus (5%) dan defek koronari sinus (jarang).
Kasus: Laki laki usia 55 tahun dengan kasus hernia inguinalis lateralis dekstra reponible dengan ASD dan hipertensi pulmonal derajat sedang. Pasien dilakukan insersi epidural kateter di L4-L5 setelah di konfirmasi dengan loss of resistance dengan saline dan test dose. Regimen epidural yang diberikan bupivacaine 0,25% + lidocaine 1% volume 10 mL. Intraoperatif diberikan titrasi norepinephrine dengan dosis titrasi 0,15-0,3 mcg/kgBB/menit dan tirasi dobutamine 2,5-5 mcg/kgBB/menit. Pengobatan postoperatif analgesia pengobatan epidural bupivacaine 0,0625% + morfin 0,5 mg volume 10 mL tiap 12 jam, dan parasetamol 500 mg tiap 6 jam tablet untuk obat analgesia.
Pembahasan: Teknik anestesi epidural dipilih karena memiliki onset yang lebih lama dan hemodinamik variasi yang lebih kurang dibandingkan dengan teknik anestesi spinal atau kombinasi teknik spinal-epidural. Sedangkan teknik general anestesi tidak dipilih karena berisiko terhadap resistensi vaskular pulmonal dan dapat mengubah arah shunting. Prinsip dari penanganan ASD adalah untuk mempertahankan cardiac output dan menghindari adanya penurunan dari resistensi sistemik vaskular. Mempertahankan resistensi sistemik vaskular berdsarkan dengan mean arterial pressure sehingga menghindari adanya perubahan arah shunt.
Kesimpulan: Pada laporan kasus ini dapat kami simpulkan bahwa teknik anestesi epidural dapat diterapkan secara aman pada kasus herniotomi dengan komorbid ASD dengan hiperetensi pulmonal.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-24 01:05:31
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License