skip to main content

Pengaruh Infus Dekstrosa 2,5 % NaCl 0,45% Terhadap Kadar Glukosa Darah Perioperatif pada Pasien Pediatri

1Bagian Anestesiologi RSUD Keraton,, Indonesia

2Pekalongan, Indonesia

3Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi, Indonesia

4 Semarang, Indonesia

View all affiliations
Published: 1 Jul 2012.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang : Dari pasien pediatri yang dipuasakan, semua cairan rutin diberikan harus mengandung glukosa dengan alasan pada anak hanya sedikit mempunyai cadangan glikogen di hepar, sehingga bila pemasukan per oral terhenti selama beberapa waktu akan dengan mudah menjadi hipoglikemia yang dapat berakibat fatal terutama bagi sel otak. Cairan dekstrosa 5% NaCl 0,45% dapat mencegah hipoglikemia tetapi menyebabkan hiperglikemia post operasi. Cairan infus dekstrosa 2,5% NaCl 0,45% yang mempunyai kadar glukosa lebih kecil, diperkirakan tidak menyebabkan hiperglikemia atau hipoglikemia

Tujuan: Untuk membandingkan cairan infus dekstrosa 5% NaCl 0,45% dan cairan infus dekstrosa 2,5% NaCl 0,45% dalam mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia durante dan setelah operasi pada pasien pediatrik

Metode: Penelitian ini merupakan uji klinik tahap 1 (subyek manusia) pada 48 penderita yang menjalani operasi dengan anestesi umum. Semua penderita dipuasakan 4 jam dan diberi obat premedikasi. Pengambilan sampel darah perifer untuk pemeriksaan GDS pre induksi, pasca induksi, tiap 30 menit durante operasi. Penderita dikelompokkan secara random menjadi 2 kelompok. Kelompok I mendapat infus dekstrosa 5% NaCl 0,45% dan kelompok II mendapat infus dekstrosa 2,5% NaCl 0,45%. Akan dilakukan uji normalitas distribusi kadar glukosa darah dengan menggunakan uji Kolmogorov -Smirnov. Apabila p>0,05 maka distribusinya disebut normal. Analisis analitik akan dilakukan untuk menguji perbedaan kadar glukosa antar kelompok dengan independent-t-test (distribusi normal). Uji beda kadar glukosa antar kelompok dengan menggunakan paired t -test (distribusi normal).

Hasil : Karakteristik umum subyek pada masing–masing kelompok memiliki distribusi yang normal (p > 0,05), didapatkan data yang homogen (perbedaan yang tidak bermakna, p>0,05) dari semua variabel. Data sebelum perlakuan pada kelompok I (p= 0,109 ) dan kelompok II (p=0,106) memberikan hasil nilai kadar glukosa darah berdistribusi normal ( p > 0,05 ). Prainduksi ( p = 0,762 ) sampai sesaat setelah induksi ( 0,714 ) terjadi kenaikan kadar glukosa darah namun tidak bermakna ( p> 0,05 ) . Kadar glukosa antar kelompok berbeda bermakna pasca operasi mulai menit 30 sampai menit 150 ( p=0,00 ). Kadar glukosa darah pada kelompok I saat prainduksi 102,36±4,31 mg/dl, pasca induksi 106,0±44,17 mg/dl , 30 menit 107,28±6,05 mg/dl, 60 menit 108,68±7,64 mg/dl, 90 menit 110,36±9,26 mg/dl, 120 menit 112,16±16,07 mg/dl dan 150 menit 114,64±22,38 mg/dl. Uji normalitas variabel glukosa darah dilihat dari waktu, masing -masing kelompok memiliki distribusi yang normal ( p> 0,05 ) .Uji beda kadar glukosa darah antara kedua kelompok memberikan hasil berbeda bermakna ( p> 0,05 ).

Simpulan: Pemberian cairan infus Dekstrosa 2,5 % NaCl 0,45 % lebih baik dari cairan D5 % NaCl 0,45% karena tidak menyebabkan terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia selama dan setelah operasi pada pasien pediatri

Fulltext View|Download
Keywords: glukosa darah; dekstrosa 5 % NaCl 0,45 %; dekstrosa 2,5% NaCl 0,45 % pediatri

Article Metrics:

  1. Smith’s. Anestesia for infants and children, 6 th ed, St. Louis: Mosby; 1996: 319-20
  2. Robert K. Fluid and electrolytes : Parenteral fluid therapy.Pediatrics in review; 2001 : 22(11)
  3. Bell C. The pediatric anestesia handbook, 2nd ,St louis: Mosby; 1997 : 73-80
  4. Barash P. Clinical anestesia, 4th ed, Philadelphia : lipincott Company; 2001: 1201-2
  5. Paediatric Surgery chapter 15.(2005, Oktober 17).Primary surgery volume one:non trauma. http://www.meb.uni-bonn.de/dtc/primsurg/index.html
  6. Pradian E. The Effect of Dextrose to Blood of Glucose and Ketone Bodies Level in Pediatric Patient underwent Labioplasty. The Indonesian Journal of Anaesthesiology and Critical Care,Bandung ; 2004 : 109-117
  7. Berry FA. Hypoglycemia and hyperglycemia: is there a problem? Eg J Anesth 2002; 18: 157-62Stoelting RK. Pharmacology and physiology in anesthetic practice.3rd ed , Lippincott Raven, Philadelphia, New York, 1999: 302-11
  8. Intravenous Fluids. Clinical Practice Guidelines. Royal Children’s Hospital Melbourne. http://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfm
  9. Elizabeth M. Molyneux, F.R.C.P.C.H., F.F.A.E.M., and Kath Maitland, M.R.C.P., Ph.D. (2005, September 1). Intravenous Fluids— Getting the Balance Right. http://www.nejm.org/intravenous fluids-getting the balance right.htm
  10. Waxman K. Physiologic response to injury. In : Shoemaker WC, Holbrook PR,Ayres SM,Grenvik A. Critical care. W.B.Saunders company, Philadelphia, London ,Toronto, 2000 : 277-82
  11. Oczenski W,Krenn H, Dahaba AA, Binder M. Hemodynamic and Cathecolamine Stress Responses to Insertion of the Combitube, Laryngeal Mask Airway or Tracheal Intubation. Anesth Analg 1999 , 88:1389-94

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-23 22:25:28

No citation recorded.