skip to main content

Pemanfaatan Geraniol Dari Minyak Sereh Sebagai Senyawa Penarik Lebah Madu

Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University, Indonesia

Published: 1 Apr 2008.
Open Access Copyright 2008 Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract
Produksi minyak sereh di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Akan tetapi, pemanfaatan dari minyak sereh masih sangat kurang. Minyak sereh diisolasi dari daun sereh wangi Jawa (Cymbopogon Winterianus Jowwit). Minyak sereh ini mengandung bermacam senyawa, salah satunya senyawa geraniol. Senyawa ini memiliki struktur yang sama dengan feromon yang digunakan oleh lebah madu (A. Mellifera) dalam berkomunikasi dengan lebah madu lain. Metode yang digunakan dalam mengisolasi minyak sereh dari daun sereh adalah metode distilasi uap. Pengkayaan kandungan geraniol dalam minyak sereh digunakan refluks. Distilasi fraksinasi vakum dilakukan untuk mengisolasi geraniol dari minyak sereh. Minyak sereh yang digunakan dalam penelitian ini diisolasi dari 10 kg daun sereh wangi dengan distilasi uap dan menghasilkan minyak sereh sebanyak 42,5 mL (0,373%) dengan warna kuning bening mengkilat bau khas sereh. Data kromatogram GC-MS minyak sereh menunjukkan kandungan geraniol sebanyak 65,34%. Kandungan geraniol dalam minyak sereh meningkat menjadi 81,96% setelah direfluks dengan larutan NaOH dalam etanol akibat terjadinya reaksi hidrolisis geranil asetat menjadi geraniol. Geraniol diperoleh dari minyak sereh dengan distilasi fraksinasi vakum pada tekanan 110 mmHg. Geraniol yang diperoleh terbukti mampu menarik lebah madu.Kata kunci: Minyak sereh, geraniol, feromon, lebah madu
Fulltext View|Download
Keywords: Minyak sereh; geraniol; feromon; lebah madu

Article Metrics:

  1. R. Bessin, Starting an Observation Hive of Honey Bees, Department of Entomology, University of Kentucky., 2005
  2. A. Dornhaus, A. Brockmann, L. Chittka, Bumble bees alert to food with pheromone from tergal gland, Journal of Comparative Physiology A, 189 (2003) 47-51
  3. P. Wells, H. Wells, V. Vu, N. Vadehra, C. Lee, R. Han, K. Han, L. Chang, Does honey bee nasonov pheromone attract foragers, Bulletin of the Southern California Academy of Sciences, 92 (1993) 70-77
  4. R.J. Fessenden, J.S. Fessenden, Kimia Organik Jilid 2, ke-3. Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry, (1986)
  5. E. Guenther, Minyak Atsiri IV A, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1990
  6. H. Sastrohamidjojo, Kimia Minyak Atsiri, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2004
  7. C.F. Wilcox, M.F. Wilcox, Experimental Organic Chemistry: A Small-scale Approach, Prentice-Hall, 1995
  8. R.M. Silverstein, F.X. Webster, D.J. Kiemle, D.L. Bryce, Spectrometric Identification of Organic Compounds, John wiley & sons, 1981
  9. C.J. Creswell, O.A. Runquist, M.M. Campbell, Analisis Spektrum Senyawa Organik, Penerbit ITB, Bandung, 1982

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-24 11:41:13

No citation recorded.