skip to main content

KOMPOSISI PENYUSUN TERUMBU KARANG TEPI (FRINGING REEF) DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG, MADURA The Composition of Fringing Reef Formation in Pulau Mandangin, Sampang Province, Madura

*Guntur Guntur  -  Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang, Indonesia
Samsul Arifin  -  Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang, Indonesia
Oktiyas Muzaky Luthfi  -  Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang, Indonesia

Citation Format:
Abstract

 

Terumbu karang tepi di Pulau Mandangin tersusun substrat biotik dan abiotik dengan kedalaman tidak lebih dari 40 m. Pulau Mandangin adalah pulau kecil yang memiliki komposisi substrat dasar seperti terumbu karang dan perairannya yaitu zona leeward dan zona windward. Zona leeward adalah sisi yang membelakangi arah datangnya angin, sedangkan zona windward adalah sisi yang menghadap arah datangnya angin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi penyusun terumbu karang tepi (fringing reef) dan mengetahui perbedaan komposisi penyusun terumbu karang tepi (fringing reef) antara zona leeward dan zona windward di Pulau Mandangin. Metode yang digunakan adalah Line Intercept Transect (LIT) secara vertikal, LIT dimulai dari surut terendah sampai daerah reef slope dan dilakukan pencatatan semua jenis substrat yang dibawah garis transek. Hasil penelitian menunjukkan zona fringing reef yang mengelilingi Pulau Mandangin tersusun atas substrat rubble, sand, alga, rock, dead coral, dead coral with algae, sponge, coral massive dan coral submassive. Zona leeward lebih bervariasi dari zona windward dalam susunan fringing reef. Hal ini karena angin yang terjadi di zona windward lebih besar dari zona leeward, sehingga substrat di zona windward hanya rubble dan sand.

  

Fringing reef in Mandangin Island comprises of biotic and abiotic substrates in depth not more than 40 m. Mandangin Island is a small island with base substrate composition mostly involving coral reef. The waters include leeward and windward zones. Leeward zone is paralleling with wind incoming direction, whereas windward zone is facing on wind incoming direction. The objective of research is to understand the composition that constitutes fringing reef and to recognize different constitutive composition of fringing reef at leeward zone and windward zone in Mandangin Island. Method of research is Line Intercept Transect (LIT) that is applied vertically. LIT starts from the lowest ebb toward the reef slope zone, and it involves registering all substrate types below transect line. Result of research indicates that fringing zone surrounding Mandangin Island consists of various substrates such as rubble, sand, alga, rock, dead coral, dead coral with algae, sponge, coral massive and coral sub-massive. Leeward zone is more diversified in fringing reef composition than windward zone. It is evident because wind occurrence at windward zone is higher than at leeward zone, and thus, substrates at windward zone include only rubble and sand. 
Fulltext View|Download
Keywords: Fringing reef, zona windward; zona leeward; substrat; Pulau Mandangin

Article Metrics:

Article Info
Section: Research Articles
Language : ID
  1. Coremap. 2006. Pelatihan Ekologi Terumbu Karang. Benteng. Kabupaten Selayar
  2. Dewi, S. C. 2006. Analisis Ekonomi Manfaat Terumbu Karang di Pulauternate Propinsi Malaku Utara. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian. Bogor
  3. English, S., C. Wikinson, V. Baker. 1994. Survey Manual for Tropical Marine Resource-Australia Marine Science Project Living Coastal Resource. Australia
  4. Marzuki, I., B. Sadarun dan R. D. Palupi. 2013. Kondisi Terumbu Karang dan Kelimpahan Kima di Perairan Pulau Indo. 1(1): 61-72
  5. Muhaimin, H. 2013. Distribusi Makrobenthos pada Sedimen Bar (Pasir Penghalang) di Intertidal Pantai Desa Mappaklompo Kabupaten Takalar. Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar
  6. Muhlis. 2011. Ekosistem Terumbu Karang dan Kondisi Oseanografi Perairan Kawasan Wisata Bahari Lombok. 16: 111-118
  7. Nababan, T. 2009. Persen Tutupan (Percent Cover) Terumbu Karang Hidup Dibagian Timur Perairan Pulau Rubiah Nangroe Aceh Darussalam. Departemen Bilogi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara. Medan
  8. Sudiono, G. 2008. Analisis Pengelolaan Terumbu Karang Pada Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pulau Randayan Dan Sekitarnya Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. Program Magister Ilmu Lingkungan. Universitas Diponegoro
  9. Tubalawony, S. 2007. Kajian Klorofil-a dan Nutrien Serta Interelasinya dengan Dinamika Massa Air di Perairan Barat Sumatera Selatan Jawa-Sumbawa. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-26 16:49:04

No citation recorded.