skip to main content

KETERSEDIAAN AREA KERJA PADA EKS-KAPAL CANTRANG UNTUK MENGOPERASIKAN JARING INSANG OSEANIK (The Availability of working areas on the Ex-Cantrang Vessels to operate the Oceanic Gills Net)

*Muhammad Najib Islam  -  Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Yopi Novita  -  Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Budhi Hascaryo Iskandar  -  Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Pelarangan cantrang menyebabkan kapal-kapal yang selama ini mengoperasikan cantrang harus melakukan penggantian alat penangkapan ikan. Alat penangkapan ikan pengganti yang dominan dipilih oleh para pemilik eks-kapal cantrang adalah jaring insang oseanik. Penggantian cantrang dengan jaring insang oseanik pada eks-kapal cantrang dikhawatirkan akan berdampak terhadap keselamatan kerja nelayan di laut. Salah satu faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja nelayan di laut adalah ketersediaan area kerja di atas dek. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan area kerja pengoperasian jaring insang oseanik pada kapal jaring insang oseanik dan menilai kesesuaian area kerja pengoperasian jaring insang oseanik pada eks-kapal cantrang. Analisis data menggunakan metode deskriptif komparatif dan numerik komparatif antara area kerja pengoperasian jaring insang oseanik pada eks-kapal cantrang dan kapal jaring insang oseanik. Parameter yang dibandingkan adalah ketersediaan area kerja di atas dek dan area kerja bagi setiap ABK saat mengoperasikan jaring insang oseanik, baik pada tahapan setting, hauling, maupun handling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan area kerja pengoperasian jaring insang oseanik pada kapal jaring insang oseanik sebesar 33,27 – 35,77 m2 saat setting, 43,20 – 45,55 m2 saat hauling, dan 14,93 – 15,70 m2 saat handling. Ketersediaan area kerja bagi ABK untuk mengoperasikan jaring insang oseanik pada pada kapal jaring insang oseanik untuk tahapan setting sebesar 1,79 – 1,89 m2/orang, untuk tahapan hauling sebesar 1,18 – 1,23 m2/orang, dan untuk tahapan handling sebesar 1,44 – 1,51 m2/orang. Ketersediaan area kerja pada eks-kapal cantrang mencukupi untuk mengoperasikan jaring insang oseanik, kecuali eks-kapal cantrang yang memiliki bangunan tambahan pada area dek kerja utama. 

 

Prohibition of cantrang causes the vessels operate cantrang should do a replacement fishing gear. Replacement fishing gear chosen by the owners of the vessels is oceanic gill nets. The replacement of cantrang to the oceanic gill nets on ex-cantrang vessels feared would affect the safety of fishermen at sea. One of the factors that affect the safety of fishermen at sea is the availability of working areas on deck. This research aimed to identify  the availability of working areas to operate oceanic gill nets on the oceanic gill nets vessels and assess the suitability of working areas on ex-cantrang vessels to operate oceanic gill nets. Data analysis used the comparative descriptive and numerical comparisons methods between the working areas of ex-cantrang vessels and oceanic gill nets vessels. Parameters compared was the availability of a working areas on deck  and working areas for crews when operating oceanic gill nets, both when setting, hauling, and handling catches. The results showed that the the availability of a working areas to operate an oceanic gill nets on the oceanic gill nets vessels is 33.27 - 35.77 m2 during setting, 43.04 - 43.55 m2 during hauling, and 14.93 - 15,70 m2 during handling.  The availability of a working areas for crew members to operate oceanic gill nets while setting was 1.79 – 1.89 m2/person, when hauling was 1.18 – 1.23 m2/person, and when handling was 1.44 – 1.51 m2/person. The availability of working areas on the ex-cantrang vessels is sufficient to operate oceanic gill nets, except for the the ex-cantrang vessels that has additional buildings on the main working deck area.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Ketersediaan Area Kerja pada Eks-Kapal Cantrang untuk mengoperasikan Jaring Insang Oseanik
Subject
Type Research Instrument
  Download (B)    Indexing metadata
Keywords: Area kerja; eks-kapal cantrang; jaring insang oseanik

Article Metrics:

  1. Aminah, S. 2015. Manajemen Operasi Penangkapan Gillnet Millenium di Desa Tabanio Kabupaten Tanah Laut. Fish Scientiae. 5 (10): 110-121
  2. Anggreini, AP., Astuti, SS., Miftahudin, I., Novita, PI., Wiadnya, DGR. 2017. Uji Selektivitas Alat Tangkap Gillnet Millenium Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Kembung (Rastrelinger Brachysoma). JFMS. 1(1): 24-30
  3. Antao, P., Almeida, T., Jacinto, C., Soares, C.D. 2008. Causes of Occupational Accidents in the Fishing Sector in Portugal. Safety Science. 46 (6): 885-899. doi: 10.1016/j.ssci.2007.11.007
  4. Badan Standardisasi Nasional. 2013. Jaring Insang Oseanik Multifilamen (SNI 7798-2013). Jakarta (ID): BSN
  5. Chuan, T.K., Hartono, M., Kumar, N. 2010. Anthropometry of the Singaporean and Indonesian Populations. International Journal of Industrial Ergonomics. 40 : 757-766. doi: 10.1016/j.ergon.2010.05.001
  6. Ermawati, N., Zulyati. 2015. Dampak Sosial dan Ekonomi atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2/Permen-Kp/2015 (Studi Kasus Kecamatan Juwana Kabupaten Pati). Seminar Nasional Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat. Diakses Oktober 2018 pada
  7. https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/sendi_u/article/view/3287
  8. Fyson J. 1985. Design of Small Fishing Vessels. Fishing News Book Ltd. England. 320 hlm
  9. Handayani, SN., Wisudo, SH., Iskandar, BH., Haluan, J. 2014. Intensitas Kerja Aktivitas Nelayan pada Pengoperasian Soma Pajeko (Mini Purse Seine) di Bitung. JTPK. 5(1): 1-13
  10. Harlisa, Mustaruddin, Nurani, T.W. 2017. Hubungan Kondisi Sumberdaya Ikan dengan Pelarangan Penggunaan Alat Tangkap Pukat Tarik di Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan. JITKT. 10 (1): 59-68. doi: 10.29244/jitkt.v10i1.18777
  11. Husberg, B.J., Lincoln, J.M., Conway, G.A. 2001. On-deck Dangers in the Alaskan Commercial Fishing Industry. Proceedings of the Marine Safety Council. 58 (2):23–24
  12. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2008. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Jaring Insang Oseanik di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Jakarta (ID): KKP
  13. Lincoln, J.M., Husberg, B.J., Mode, N.K. 2006. Severe Injuries on Commercial Fishing Vessels in Alaska. Third International Fishing Industry Safety and Health Conference. Mamallapuram. India
  14. Novita, Y., Iskandar, B.H. 2014. Stabilitas beberapa kapal tuna long line di Indonesia. Seminar Nasional Perikanan Tuna Berkelanjutan, 10-11 Desember 2014; Bali, Indonesia. Bali (ID): WWF. hlm 555-563
  15. Piniella, F., Soriguer, M.C., Walliser, J. 2008. Analysis of the Specific Risks in the Different Artisanal Fishing Methods in Andalusia, Spain. Safety Science. 46 : 1184–1195. doi: 10.1016/j.ssci.2007.08.006
  16. Purwangka, F., Wisudo, SH., Iskandar, BH., Haluan, J. 2013. Identifikasi Potensi Bahaya dan Teknologi Keselamatan Kerja pada Operasi Perikanan Payang di Palabuhanratu, Jawa Barat. JKN. 8(2): 60-72
  17. Sasmita, S., Martasuganda, S., Purbayanto, A., Hestirianoto, T. 2013. Keselamatan Kerja pada Operasi Penangkapan Ikan Cantrang Nelayan Tanjung Sari, Kabupaten Rembang. Buletin PSP. 21 (1): 11-17
  18. Solikhin, I., Wiyono, ES., Solihin, A. 2013. Tingkat Ketergantungan Nelayan Gillnet di Karangsong, Kabupaten Indramayu Terhadap Sumberdaya Ikan. JTPK. 4(1): 63-71
  19. Suprapti, Y., Dhuha, RS., Munir, M. 2017. Persepsi Nelayan Cantrang Terhadap Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun. ECSOFiM. 5(1): 104-115. doi: 10.21776/ub.ecsofim.2017.005.01.10
  20. Suryanto, Hagriyatno, IT., Siwi, WER. 2013. Hubungan Variabilitas Parameter Keamanan dan Kenyamanan Kerja ABK dan Hasil Tangkapan Ikan pada Pukat Cincin yang Beroperasi di Selat Bali. JKN. 8(1). 017-026
  21. Suryawati, SH., Pramoda, R. 2015. Dampak Ekonomi Pemberlakuan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 2 Tahun 2015 Terhadap Aktivitas Usaha Nelayan Cantrang di Kota Probolinggo, Jawa Timur. MARINA. 2(2): 45-55
  22. Tandipuang, P., Novita, Y., Iskandar, B.H. 2015. Kesesuaian Desain Operasional Kapal Inkamina 163 Berbasis di PPP Sadeng Yogyakarta. JKN. 10 (2): 103-112
  23. Wahyono, A. 2011. Kapal Perikanan (Membangun Kapal Kayu). Semarang (ID): BBPI, DJPT, KKP
  24. Wang, J., Pillay, A., Kwon, YS., Wall, AD., Loughran, CG. 2005. An Analysis of Fishing Vessel Accidents. Accident Analysis and Prevention. 37(6):1019–1024. doi: 10.1016/j.aap.2005.05.005

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-24 14:40:22

No citation recorded.