1Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, 78124, Indonesia
2Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL66956, author = {Muhammad Ertian and dian Jati and Aji Akbar}, title = {Kerawanan Banjir pada Permukiman di Kalimantan Barat}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {23}, number = {5}, year = {2025}, keywords = {Banjir; Permukiman; Mitigasi; perubahan tutupan lahan}, abstract = { Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah yang masih sering dilanda permasalahan banjir. Perubahan tutupan lahan, deforestasi hutan khususnya tipe riparian, dan alih fungsi lahan gambut menjadi permukiman memberikan dampak besar berupa kerusakan siklus hidrologi alami yang mampu meningkatkan kuantitas dan intensitas kejadian banjir. Kondisi lingkungan alami yang rawan terhadap banjir akan diperparah oleh alih fungsi lahan yang tidak tepat menjadi permukiman. Penelitian ini akan mengkaji faktor – faktor apa saja yang mengakibatkan kerawanan banjir di permukiman semakin meningkat di Kalimantan Barat. Upaya mitigasi apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah banjir. Analisis data yang dilakukan berbasis geographic information system (GIS). Metode kajian ini dengan cara tumpang susun dan skoring. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa luas permukiman terbangun di Kalimantan Barat yaitu sebesar 101.149,58 ha. Terindikasi bahwa permukiman terbangun yang rawan banjir sekitar 92.963,76 ha. Artinya, 92% wilayah permukiman di Kalimantan Barat berada di wilayah rawan banjir. Kejadian banjir di Provinsi Kalimantan Barat dalam lima tahun terakhir dari tahun 2018 hingga 2022 sebanyak 139 kejadian banjir dengan pola yang berulang setiap tahunnya. Faktor penyebab terjadinya banjir di Kalimantan Barat umumnya terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi, kemiringan lereng, tinggi elevasi, serta dampak perubahan tutupan lahan hutan menjadi non hutan dalam waktu panjang . }, pages = {1359--1369} doi = {10.14710/jil.23.5.1359-1369}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/66956} }
Refworks Citation Data :
Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah yang masih sering dilanda permasalahan banjir. Perubahan tutupan lahan, deforestasi hutan khususnya tipe riparian, dan alih fungsi lahan gambut menjadi permukiman memberikan dampak besar berupa kerusakan siklus hidrologi alami yang mampu meningkatkan kuantitas dan intensitas kejadian banjir. Kondisi lingkungan alami yang rawan terhadap banjir akan diperparah oleh alih fungsi lahan yang tidak tepat menjadi permukiman. Penelitian ini akan mengkaji faktor – faktor apa saja yang mengakibatkan kerawanan banjir di permukiman semakin meningkat di Kalimantan Barat. Upaya mitigasi apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah banjir. Analisis data yang dilakukan berbasis geographic information system (GIS). Metode kajian ini dengan cara tumpang susun dan skoring. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa luas permukiman terbangun di Kalimantan Barat yaitu sebesar 101.149,58 ha. Terindikasi bahwa permukiman terbangun yang rawan banjir sekitar 92.963,76 ha. Artinya, 92% wilayah permukiman di Kalimantan Barat berada di wilayah rawan banjir. Kejadian banjir di Provinsi Kalimantan Barat dalam lima tahun terakhir dari tahun 2018 hingga 2022 sebanyak 139 kejadian banjir dengan pola yang berulang setiap tahunnya. Faktor penyebab terjadinya banjir di Kalimantan Barat umumnya terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi, kemiringan lereng, tinggi elevasi, serta dampak perubahan tutupan lahan hutan menjadi non hutan dalam waktu panjang.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2025-10-20 06:37:04
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.